🌷 5. How Are You (1) 🌷

2.2K 369 28
                                    

       Ibarat sebuah lagu yang tercipta dari deretan nada. Mulai dari nada tinggi kemudian rendah, diiringi rangkaian irama hingga tercipta sebuah karya yang bisa didengar. Bisa dinikmati dan diapresiasi. Terkadang menimbulkan decak kagum dan pujian.

     Begitu pula dengan kehidupan. Hidup di dunia selalu membutuhkan sebuah harmonisasi. Dimana makna harmoni adalah suatu perpaduan dari bentuk apapun yang menghasilkan keselarasan. Iya, sebuah harmoni seharusnya menimbulkan sebuah keseimbangan bermakna positip. Yaitu keindahan yang mampu ditangkap keindahannya.

     Manusia hidup membutuhkan sebuah harmonisasi. Membutuhkan keseimbangan. Sebagaimana yin dan yang, gelombang alpha dan betha dan otak kanan dan kiri. Dimana jika ada ketidakseimbangan bisa dijadikan sebuah indikasi bahwa tubuh mengalami gangguan. Entah gangguan kesehatan fisik atau jiwa.

      Maka manusia menciptakan segala metode agar kehidupannya seimbang. Selaras penuh harmonisasi. Terciptalah meditasi ala yoga, meditasi zen, meditasi mindfulness dan beberapa cara meditasi lainnya. Semua punya satu tujuan, agar manusia terus hidup dalam keseimbangan.

      Jauh sebelum manusia menemukan teori meditasi untuk menyelaraskan hidupnya, islam telah menjabarkan teori tersebut. Sholat. Iya, Al Khaliq telah memberikan sebuah kewajiban pada hambaNya yang sebetulnya sebagai penyeimbang kehidupan manusia. Dimana manusia memiliki dua sisi kebutuhan raga dan jiwa. Jasad dan ruhiyah.

     Al Khaliq memerintahkan manusia berdiri, ruku, sujud dalam hembusan napas yang berirama. Melakukan gerakan sholat dengan tumakninah. Diiringi lisan yang tak henti melafalkan doa. Menjeda gerakan dengan tarikan napas melegakan. Membuat jiwa tenang nan tentram. Membuat fisik kuat dan segar. Setidaknya jika melakukan sholat dengan benar. Hingga para ilmuwan dan pakar medis berlomba melakukan penelitian tentang betapa gerakan sholat dengan bacaannya mampu menjadi therapi untuk berbagai penyakit. Mulai sakit migrain, sakit pinggang, darah tinggi hingga penyakit lainnya. Seandainya para ilmuwan yang kebanyakan orang luar negeri dengan kepintaran di atas rata-rata tersebut adalah muslim, mereka pasti tak akan kaget. Percayalah, Al Aziiz sang Maha Besar, yang menciptakan manusia dan seluruh yang ada jagad raya ini tahu betul apa kebutuhan hamba.
Sebagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan : "Sesungguhnya sholat dijadikan untukku sebagai penenang hati"

     Namun kebanyakan manusia tak paham bahkan tak peduli.

     Waktu terus berputar. Menyibak cakrawala, menyingkap jagad raya. Sungguh tak ada satu kekuatan pun yang mampu menghentikan laju sang waktu. Kecuali sang pemilik waktu, Allah Azza wa Jalla.

     Tasya masih menjalani hari-hari seperti biasa. Menjalankan intershipnya dengan senang hati meski beberapa masalah kerap harus ia hadapi. Beberapa tugas seringkali harus ia lakukan. Meski sebenarnya itu diluar job description nya. Tapi tak apa,Tasya berusaha santai menjalaninya. Liqo rutin pun tak pernah Tasya lewatkan. Baginya, mengikuti liqo itu sebuah kebutuhan sebagaimana makan dan minum. Liqo mampu menuntaskan dahaga jiwanya. Dan membuat kue adalah bagian dari hobi yang mampu membuat Tasya bisa meredam rindunya pada sang mama yang masih ada nun jauh di sana, di negeri Inggris.

      Tasya meregangkan otot sejenak. Menggerakkan tubuh ke kanan dan kiri. Menaik turunkan kedua tangannya bergantian. Lumayan mengurangi kaku otot yang dirasakannya.

     "Capek ya dok" tanya mbak Lis yang tentu tak butuh jawaban dari Tasya. Karena dirinya yakin, mbak Lis pun juga sama capeknya dengan dirinya. Hari ini jumlah pasien lumayan banyak. Bahkan hari belum menginjak dhuhur. Tasya meminta untuk menjeda pasien dan meminta menunggunya selepas dhuhur. Ditambah semalam Tasya tidur agak kemalaman karena harus melembur laporan asuransi kesehatan termasuk BPJS rumah sakit. Tugas yang sebetulnya bukan tugasnya.

Stay With Me in Love 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang