Noktah. Menurut KBBI kata noktah bermakna titik kecil, bintik yang biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Selaras dengan makna tersebut, kata noktah memang berkorelasi erat dengan kotoran. Karena itu kata noktah sering pula disebut sebagai noda. Hanya saja noktah lebih bermakna noda yang berwarna hitam atau warna lain yang gelap.
Noktah yang diidentikkan dengan kotoran, dimaknai sesuatu yang negatif. Harus dibersihkan. Harus dihindari. Agar tak ada noktah yang menempel di badan, pakaian atau benda di sekeliling kita. Sebuah titik hitam bernama noktah membuat pandangan menjadi tak enak dan tak nyaman.
Kata noktah pun dipakai Rasulullah dalam menggambarkan hati manusia.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda : "Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam (noktah). Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan "ar raan" yang Allah sebutkan dalam furmanNya (yang artinya) "Sekali kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka" (HR. Ibnu Majah & Tirmidzi)
Sebagaimana pakaian yang terkena kotoran, akan makin sulit dibersihkan jika kotoran sangat tebal. Membersihkan sesuatu semakin berat ketika debu dan kotoran menumpuk. Demikian pula dengan kotoran hati. Noktah setitik akan menjadi noktah yang menumpuk hingga menutupi hati. Sulit dihilangkan. Bahkan menghalangi hidayah dan kebenaran.
Begitulah dosa, maksiat dan kesalahan. Awalnya kecil berupa titik ketika pertama melakukannya. Terus dilakukan bahkan menjadi kebiasaan dan enjoy saja menjalankannya. Seterusnya akan terasa nikmat melakukan maksiat dan dosa. Hingga hati benar benar tertutup, jauh sejauh jauhnya dari petunjuk Al Hadi, Yang Maha pemberi petunjuk.
Ibarat ruangan, terlalu gelap hingga tak bisa lagi menatap setitik pun cahaya. Seperti itulah hati para pendosa yang tak pernah mau berusaha menjauh dari maksiat dan dosa. Mereka sendiri yang menutup hatinya dengan noktah yang terus menumpuk dan menutup mata hati dan akal pikirannya. Menjauh berlari dari petunjuk yang seharusnya mudah untuk dirasakan.
"Dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan lurus" (QS. Al Hajj : 54)
Tak pernah bosan membersihkan noktah jalan untuk terus berada dalam naunganNya. Tidak membiarkan setitik noktah pun menempel di hati. Hingga mata hati dan pikiran tak pernah gelap menatap kebenaranNya. Karena petunjuk sang Rabb sangatlah indah untuk diabaikan.
"Sehat terus ya mbak Na. Udah gak sabar nih pingin lihat keponakan Anin. Terus dipanggil onty Anin. Ih lucu kali ya..." Suara Anin terus berceloteh penuh ceria. Membuat Yumna tak urung ikut tersenyum. Sejak hampir 15 menit yang lalu Anin membuatnya tak lelah menarik sudut bibirnya. Sungguh membuat Yumna merindukan tanah air.
"Iya. Doakan ya. Semoga mbak sama baby di dalam sini sehat dan lancar pas lahiran" sahut Yumna meminta doa. Kehamilan yang makin membesar tak jarang membuat Yumna dilanda khawatir. Entah itu membayangkan rasa sakitnya, resikonya dan alat-alat kedokteran yang terasa mengerikan bagi Yumna. Karena itu tiap saat tiap waktu Yumna selalu meminta doa pada siapapun. Bukankah kita tak pernah tahu, doa siapa yang akan diijabahi.
"Pasti mbak. Anin gak pernah lupa doain mbak Ina. Mas Adri dan semuanya"
"Mm..kenapa nggak dari dulu ya bisa punya adik kaya kamu, Nin..." Yumna tertawa kecil. Sudah terlalu lama ia jadi anak tunggal. Ada Arini yang lebih bersikap sebagai kakak. Yumna tak pernah tahu rasanya mempunya adik sampai Anin hadir dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me in Love 3
SpiritualSekuel Stay With Me in Love 2 Semua tak akan ada artinya jika hanya sebatas kata-kata belaka. Semua tak akan ada hasilnya jika hanya sebatas memendam rasa. Selamanya rasa yang ada tetap menjadi asa ketika tak terucap. Menjadi perih ketika t...