Rafli diam terpaku di tempat ia berdiri. Tepat di ambang pintu masuk aula yang berukuran lumayan besar. Beberapa anak seusia sekolah dasar berkumpul disana. Ada sekitar 15 anak duduk beralaskan karpet warna merah. Semua tampak ceria dan antusias mendengarkan seorang gadis berhijab lebar warna hijau daun bercerita.
Namun bukan anak-anak yang bisa dipastikan penghuni panti asuhan yang menjadi pusat perhatian Rafli. Tapi gadis berhijab yang sedang bercerita yang menjadi fokus Rafli. Netranya hampir tak berkedip, memandang gadis cantik berwajah ceria dengan senyum terulas yang duduk di depan. Sampai Fahmi yang berdiri di belakang Rafli bingung. Rafli seperti orang tersihir. Dan Fahmi tahu, gadis cantik itu yang membuat Rafli begitu.
Tasya...gumam Rafli dalam hati.
Rafli tetap diam berdiri di dekat pintu untuk beberapa menit. Seolah ikut hanyut dalam dongeng yang diceritakan Tasya pada anak-anak panti.
"Kakak cantik....ada om ganteng disana..." seru seorang anak lelaki berkaos warna biru. Menyadari ada seseorang berdiri di ambang pintu sejak beberapa menit yang lalu.
"Iya. Om gantengnya lihatin kakak terus" seru anak yang lainn
"Iya, om nya sampai lupa kedip"
Tasya spontan menoleh ke arah yang ditunjuk sang anak. Langsung berdiri, seperti melihat sesuatu yang mengagetkan. Kalau tadi Rafli yang hampir tak berkedip melihat Tasya, kini ganti Tasya yang begitu. Tapi hanya dalam hitungan detik. Ketika menyadari jika yang ditatapnya adalah lelaki bukan mahramnya. Dan lelaki tersebut adalah Rafli.
Mas Rafli... gumam Tasya dalam hati.
Rafli pun memajukan langkah mendekati Tasya. Hingga hanya berjarak dua langkah dari Tasya berdiri.
"Tasya..."
"Mas Rafli..."
Hampir bersamaan mereka saling memanggil nama. Fahmi sedikit paham kenapa bosnya begitu. Ternyata bos nya itu mengenal gadis itu. Dan dipanggilnya Tasya.
"Tasya, nggak nyangka kita ketemu disini..." ucap Rafli dengan mata berbinar.
"Eh iya. Kebetulan sekali.." sahut Tasya sedikit gugup. Sudah lama mereka tak bertemu. Dan kembali bertemu untuk menyapa akrab tak semudah seperti dulu.
"Bagaimana ka..." belum usai Rafli menuntaskan kalimatnya, suara seorang perempuan menyapanya.
"Eh ternyata disini..."
. Seorang perempuan paruh baya berpakaian abaya lengkap dengan hijabnya sedikit tergesa mendekati Rafli dan Tasya berdiri. Sedangkan anak-anak yang duduk di sana pun mulai riuh ngobrol sendiri.
"Pak Rafli?" Perempuan tersebut bertanya pada Fahmi.
"Oh beliau yang pak Rafli, saya Fahmi aspri pak Rafli" jawab Fahmi. Perempuan paruh baya itu pun tersenyum dan beralih memandang Rafli.
"Tadi pak satpam bilang ada putra pak Faisal namanya pak Rafli hendak ke kantor. Saya tunggu, ternyata ada disini" sapa perempuan tersebut sangat ramah.
"Ah iya. Maaf bu. Saya malah belok kemari. Karena mendengar suara...suara Tasya" Rafli dengan jujur mengatakan alasannya.
"Lho pak Rafli kenal dengan nak Tasya?" Tanya perempuan tersebut. Rafli dan Tasya malah saling berpandangan sambil melempar senyum. Membuat perempuan paruh baya tersebut kini bertanya pada Tasya.
. "Tasya juga kenal pak Rafli?"
' Rafli dan Tasya kompak mengangguk. Jelas mereka saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me in Love 3
SpiritualSekuel Stay With Me in Love 2 Semua tak akan ada artinya jika hanya sebatas kata-kata belaka. Semua tak akan ada hasilnya jika hanya sebatas memendam rasa. Selamanya rasa yang ada tetap menjadi asa ketika tak terucap. Menjadi perih ketika t...