🌷 13. Buka Puasa 🌷

1.9K 392 66
                                    


         
        Apa yang terlihat dan yang tak terlihat. Iya bahwa manusia selalu mempunyai dua sisi yang selalu bergerak. Satu sisi bisa dilihat kasat mata atau sisi dhohir. Sisi lainnya tak bisa dilihat atau sisi bathin.

       Jika sisi dhohir bisa dilihat dengan jelas oleh orang lain, maka tidak dengan sisi batin. Ketika sisi dhohir menunjukkan kebaikan, belum tentu sisi batin sejalan dengan yang tampak. Bisa saja kebalikannya. Kok bisa?

        Tentu bisa. Karena manusia selalu dikatakan sebagai mahluk ciptaan Allah paling sempurna diantara mahluk lainnya. Namun kesempurnaan tersebut tetaplah ada batasnya. Tetap memiliki sisi kurang sebagaimana sifat mahluk. Karena jelas kesempurnaan hanyalah milik Al Aziiz.

         Maka penampilan atau sisi dhohir manusia bisa menipu. Seseorang yang sholat secara fisik jelas terlihat. Bagaimana ia berdiri, sujud dan ruku'. Ketika seorang menunaikan haji, semua pasti akan mendengar kabarnya. Karena jelas ia berangkat sekian hari menunaikan rukun islam ke lima tersebut. Ketika seorang perempuan berhijab, menutup aurat, semua pasti bisa melihatnya. Karena semua itu adalah sisi dhohir manusia yang terlihat dengan kasat mata.

         Tapi jangan salah, bahwa Al Bashir Yang Maha Melihat ada menyaksikan. Bisa mengetahui jelas, sisi dhohir sekaligus sisi bathin seorang hamba. Ketika seorang sholat, tapi hatinya tidak berada di tempat alias tidak khusyu'. Ketika melaksanakan haji, ada rasa sombong dan bangga karena mampu berangkat. Atau berhijab tetapi hatinya bukan karena Lillah. Karena ada dosa bernama riya'. Ada khilaf bernama ujub. Ada sejumput tujuan lain yang ingin dicapai. Semuanya bernilai dunia namun tak kasat mata. Hanya Allah dan orang tersebut yang tahu pasti sebenarnya bagaimana sisi bathinnya sendiri.

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu (dalam menegakkan Allah) dan sabarlah kamu dalam perjuangan menghadapi musuh (hawa nafsu) dan tetap teguhlah kamu (dalam barisan perjuangan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah semoga mendapat kemenangan" (QS. Ali Imran : 200).

        Pagi kembali menjelang. Suara burung terdengar riang dengan nyanyian riuhnya seolah ikut menambah semangat.  Bahwa detik kehidupan masih bisa dinikmati. Memperbaiki diri dan menambah syukur.

              Tasya sudah mengeluarkan yaris merah miliknya dari garasi rumah kos. Gadis cantik yang selalu dihiasi senyuman itu sudah siap dan rapi. Hendak berangkat ke rumah sakit. Seperti hari-hari yang telah lewat, Tasya selalu berangkat kerja bersama Nindi. Kecuali Nindi ada tugas luar, baru Tasya berangkat sendiri.

         Tasya sudah berada di balik kemudi. Kembali membenahi letak hijab warna biru mudanya lewat kaca spion atas mobil. Kembali melempar pandangan ke dalam rumah. Menunggu Nindi segera keluar dari rumah. Padahal ini adalah hari kamis. Seharusnya mereka bisa lebih pagi berangkat. Karena men skip waktu untuk sarapan. Tapi rupanya, Nindi tetap tak bisa sedetail Tasya dalam mengatur waktu.

         Tak berapa lama, terdengar derap langkah setengah berlari. Pintu mobil yang terbuka. Dan seorang gadis berhijab warna yang sama dengan Tasya sudah duduk di kursi mobil sebelah Tasya.

         "Maaf dok. Perut agak mulas" ucap Nindi sambil nyengir sedikit merasa bersalah. Meski Nindi tahu persis, tanpa meminta maaf pun Tasya tak akan protes. Teman kos nya itu hampir tak pernah marah apalagi cemberut. Mungkin itu yang membuat ia betah pakai banget berteman dengan Tasya.

       "Nggak papa Nin. Udah siap kan?" Sahut Tasya tetap tersenyum.

       "Siap dong dok. Let"s go.." Nindi menyahuti dengan riang. Gadis yang menjadi staf HRD di rumah sakit tempat Tasya intership itu memang selalu ceria. Mungkin itu yang membuat Tasya betah berakrab ria dengan Nindi. Keduanya memang mempunyai daya tarik berbeda, tetapi sama-sama menyenangkan.

Stay With Me in Love 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang