🌷 31. Fake Face 2 🌷

2.7K 492 178
                                    

       Bantu aku untuk dapetin mas Adri. Buat dia mau menyukaiku dan bersedia menikah denganku...

      Tasya terkesiap. Memandang lekat Wina yang seperti memiliki seribu wajah. Jika tadi ia melihat ekspresi penuh kebencian, tatapan tajam menghunus bak samurai, kemudian wajah ragu dan penuh amarah. Kini yang tampak adalah wajah memelas penuh harap.

     Kamu harus hati-hati sama Wina Sya...

      Perkataan dokter Harfi kala itu tiba-tiba melintas di benak Tasya. Ketika itu ia menegur Wina yang duduk sendiri di sini. Di taman ini. Di tempat yang sama. Dan di saat yang sama dokter Harfi melihatnya.

      Aku sudah mengenalnya Sya. Kamu harus hati-hati... Suara dokter Harfi terasa terngiang jelas di rungu Tasya.

      "Win.. aku.."

     "Aku yakin Sya. Kamu bisa membuat mas Adri berubah pikiran. Kami sejak kecil sudah dekat. Ya..mungkin karena kehadiranmu membuatnya berubah pikiran. Tapi kalau kamu mau mundur dan bicara padanya, aku yakin dia pasti akan melihatku" Wina begitu antusias menyampaikan inginnya kalau tak bisa dibilang angannya. Iya hanya angannya

    Dokter harus berpikir baik-baik. Jangan pernah dengarkan Wina. Dia itu halu dok.. kali ini perkataan Nindi yang melintas di pikiran Tasya.

      "Win kamu percaya takdir?"

      Wina menatap Tasya dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Detik itu Tasya menyadari bahwa gadis di depannya itu memang lebih cocok menjadi artis. Atau bisa jadi Wina menderita bipolar. Entahlah. Tasya hanya berusaha membentengi dirinya sendiri. Gadis itu memang tak mudah ditebak.

      "Takdir? Yang aku tahu, aku akan berusaha sekuatku untuk mendapatkan yang kumau. Aku harus mengejar apa yang kuinginkan. Hanya karena usahaku aku bisa mendapatkan apa yang kumau. Iya aku sendiri yang harus mengusahakannya" Jawab Wina mulai dengan wajah penuh kebencian. Seperti membenci hal yang tak bisa dijabarkan

     Tasya menggeleng pelan. Gadis ini terlalu jauh dari keyakinan yang hakiki. Tak paham apa yang harus ia lakukan dalam hidupnya. Bahkan bisa jadi ia mulai tak percaya akan keberadaan Tuhan.

      "Kenalilah Tuhanmu dulu Win. Kamu akan menemukan semua jawaban atas semua yang kau hadapi. Dia selalu menunggu hamba yang mau berubah. Mau mendekat dan meraih kasih sayangNya. Percayalah Allah tak pernah meninggalkanmu Win"

      Wina tertawa sinis. Dikibaskan tangannya ke udara.

     "Bulshit dengan omongan mu Sya. Aku tak butuh semua dongeng seperti itu. Aku hanya ingin kamu mau membantuku. Aku tak butuh ceramahmu"

      "Aku bukan Tuhan Win. Aku tak bisa merubah hati seseorang. Allah lah yang bisa membolak-balik hati manusia. Suka, tak suka, cinta, tak cinta..."

     "Apa maksudmu?" Wina menyentak dengan suara tak senang.

      "Seperti kataku sejak tadi. Jika kamu menginginkan hati manusia. Kamu menginginkan hati mas Rafli atau hati siapapun,  dekatilah sang pemilik hati. Jadi minta tolonglah pada Allah, bukan padaku. Karena aku tak mampu merubah hati manusia. Nyatanya aku pun manusia biasa"

      "Hah...kamu terlalu banyak alasan, Sya..."

      "Aku tak bisa menolongmu dalam hal seperti ini Win. Hanya Allah yang bisa menolongmu. Tapi aku mau menjadi teman baik untuk saling belajar dan mengingatkan. Kita bisa .."

      "Kamu tidak usah banyak bicara Sya. Aku salah memohon padamu. Kamu sama saja dengan yang lain. Tak pernah bisa menerimaku apalagi membantuku"

Stay With Me in Love 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang