Chapter 1

985 30 2
                                    

Alkisah di kota Nankatsu, hidup seorang anak bernama Tsubasa Ozora. Ia merupakan anak pertama pasangan Kodai dan Natsuko Ozora, Tsubasa sendiri memiliki seorang adik bernama Daichi.

Tsubasa sangat menyukai sepakbola dari kecil, tetapi orang tuanya tidak memedulikannya. Kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurusi Daichi dan tidak pernah memerhatikan Tsubasa.

Orang yang peduli dengan Tsubasa adalah Roberto Hongo, ia peduli dengan bakat Tsubasa dalam bermain sepak bola. Setiap pulang sekolah, Tsubasa selalu berlatih dengannya di sebuah lapangan sebagai pelampiasan terhadap sikap orang tuanya yang tidak pernah peduli padanya.

Namun karena tak tahan lagi, suatu hari Tsubasa kabur dari rumah ketika ia berusia 8 tahun dengan keluar lewat jendela saat tengah malam. Sewaktu kabur, Tsubasa ditemukan oleh pasangan Tsunade dan Jiraiya Senju. Karena prihatin dengan kondisi Tsubasa, mereka mengadopsinya dan lalu membawanya pergi bersama mereka ke London.

Beberapa bulan di London, Jiraiya melihat bakat Tsubasa yang begitu hebat dalam bermain sepak bola. Akhirnya, setahun kemudian Tsubasa dimasukkan ke akademi sepakbola Chelsea. Dan petualangan Tsubasa di Inggris pun dimulai di sini.

10 tahun kemudian...

Stadion Stamford Bridge

"Ayo tambah intensitasnya! Jangan loyo - loyo begitu! Anggap saja ini adalah pertandingan sebenarnya", teriak pelatih Chelsea aka Tuchel. Ya, para skuad Chelsea saat ini tengah berlatih jelang Premier League musim 2021/22. Mereka akan melawan Arsenal pada laga pembuka dan laga ini pun juga akan menjadi laga debut bagi Tsubasa.
"Tsubasa!". Havertz lalu melakukan through pass pada Tsubasa.
"Danke, Herr Havertz". Tsubasa lalu menggiring bola hasil through pass dari Havertz.
"Takkan kubiarkaaaaaan", teriak Rudiger sembari coba menekel Tsubasa. Tsubasa dengan mudahnya menghindari tekelan Rudiger.
"Apa!?", kata Rudiger dengan nada terkejut akibat Tsubasa berhasil menghindar dari tekelannya.
"Hampir saja, telat sedikit saja maka akan lain ceritanya", batin Tsubasa lega sambil menggiring bola.
"Tsubasa!". Werner memanggilnya sambil mengayunkan sebelah tangannya minta dioper. Tsubasa lalu mengoperkan bola kepada Werner.
"Semoga kali ini bisa masuk... semoga kali ini bisa masuk", batin Werner berharap. Werner lalu menendang bola dengan keras menggunakan kaki kanannya dan berhasil menghujam sudut kanan bawah gawang Kepa.
"Goaaaaaaaaallll!!!", teriak seluruh skuad Chelsea.

"Kerja bagus bro", kata Havertz.
"Benar - benar penyelesaian yang baik", puji Kante.
"Tembakan yang bagus, Herr Werner", puji Tsubasa.
"Terima kasih semuanya, tetapi aku tadi hanya beruntung. Terima kasih juga untuk umpannya, Tsubasa. Aku tak menyangka kau benar - benar sudah berkembang menjadi gelandang tengah yang hebat, walau usiamu masih sangat muda", puji Werner.
"Itu tadi hanya kebetulan saja, anda juga tidak perlu memujiku setinggi itu Herr Werner", kata Tsubasa dengan raut senyum kecut dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu tertawa ringan.

PRIIIT!

"Baiklah semuanya, tadi itu bagus sekali. Kalian boleh istirahat selama 20 menit dan setelah itu kita akan mulai lagi", kata Tuchel.
"Yes coach!", jawab seluruh skuad dengan nada berteriak kompak lalu mulai mengambil termos minum sekali pakai mereka masing - masing.

"Haaah tak terasa aku resmi main di Premier League", kata Tsubasa.
"Karena kau sudah resmi akan main di Premier League, berhati - hatilah dengan bek yang satu ini", kata Azpilicueta.
"Maksudmu siapa, kapten?", tanya Tsubasa.
"Virgil Van Dijk dari Liverpool".

"Herr Virgil ya? Memangnya ada apa dengannya sehingga aku wajib waspada terhadapnya?", tanya Tsubasa.
"Herr Virgil merupakan bek tangguh bak benteng yang sulit ditembus dan memiliki skill merebut bola yang cukup baik. Ditambah lagi tubuhnya yang begitu kekar dan tingginya yang menjulang bisa membuatmu terintimidasi", kata Azpilicueta.
"Memangnya berapa tinggi badan Herr Virgil, kapten?". "193 sentimeter, bandingkan dengan dirimu yang hanya 173 sentimeter"
"Iya juga, selisih antara tinggi kami berdua berbeda hingga 20 sentimeter. Bisa saja aku dibuat melayang kalau dibody keras olehnya. Benar kata kapten, aku benar - benar harus berhati - hati terhadap dirinya", batin Tsubasa sembari membayangkan dirinya berhadapan dengan Virgil Van Dijk.
"Sudahlah. Yang tadi itu tidak perlu terlalu kau pikirkan, jadikan saja itu tadi sebagai pengingat agar kau bisa siaga ketika tim kita menghadapinya".
"Baiklah kapten".
"Ngomong- ngomong, karena sebentar lagi kau akan melakukan debutmu dengan Chelsea di EPL. Apa kau bisa menceritakan kembali hari - harimu di akademi, Tsubasa?", tanya Kante.
"Tentu saja, begini ceritanya...".

Tsubasa of The BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang