Chapter 14

233 4 0
                                    

Kodai dan Natsuko tengah makan di cafe. Kemudian mereka bertemu dengan Roberto. Mereka berdua lalu menceritakan bagaimana Daichi mengunjungi mereka dan memberitahu bahwa Tsubasa sudah memaafkan mereka berdua.
"Tak kusangka Tsubasa bisa memaafkan kalian", kata Roberto senang.
"Sebenarnya kami tak pantas mendapat maaf darinya", ujar Kodai.
"Bicara soal Tsubasa, malam ini ia akan bertanding di 16 besar UCL menghadapi Juve", kata Roberto menginformasikan.
"Jadi anakku akan berlaga di 16 besar UCL? Dia memang benar - benar sudah berkembang yaa...", kata Natsuko.
"Dan semua itu karena kau, Roberto".
"Aku hanya membantunya sedikit, kalau kau mau berterima kasih maka sampaikan saja itu pada Keluarga Senju dan Pelatih Tuchel".

"Aku tidak berani melakukannya, rasanya aku seperti tidak punya muka untuk muncul di hadapan Keluarga Senju", ujar Kodai.
"Jangan menyerah sebelum mencoba, Kodai-san. Bicarakan dengan baik - baik dan aku yakin mereka akan memaafkanmu", kata Roberto.
"Baiklah kalau begitu".

PING!

Kodai merogoh handphone dari kantongnya dan menerima pesan notifikasi dari perusahaan tempat ia bekerja.

Atase: Kodai-san, jadwalmu untuk berlayar menuju London dipercepat dari yang semula tiga bulan lagi menjadi tiga hari ke depan. Perusahaan membutuhkanmu dalam pelayaran ini. Kami membutuhkanmu di Pelabuhan Tokyo paling lambat hari Senin.

"Kurasa aku akan bertemu dengan Tsubasa lebih cepat sekarang", gumam Kodai senang.
"Ada apa Kodai-san? Kenapa anda berbicara sendiri?", tanya Roberto.
"Aku baru mendapat pesan kalau keberangkatanku ke London dipercepat menjadi tiga hari lagi, akhirnya aku dapat bertemu dengan Tsubasa lebih cepat".
"Syukurlah, meskipun itu artinya kau harus tunggang - langgang mengurusi segala keperluanmu dan mengemas barang - barangmu tentunya".
"Tidak masalah. Kalau yang itu aku dapat mengurusnya".
"Baguslah kalau begitu", kata Roberto. "Sebenarnya laga 16 besar itu adalah laga comebacknya Tsubasa di UCL setelah ia harus menepi cukup lama karena ditekel oleh Pepe".

"Jadi Tsubasa menjadi korban tekel Mr. Pepe", kata Kodai terkejut. "Namun rupanya seberapa parah tekel yang menerpa Tsubasa sehingga harus menepi cukup lama, Roberto?".
"Dia mengalami tekel yang 11 12 dengan yang dialami oleh Mr. Salah akibat ulah Señor Ramos di final Champions League 2018".
"Tekel gulat. Ya ampun, mengerikan sekali", batin Kodai ngeri.
"Anda tahu, bahkan gara - gara itu Tsubasa harus menepi selama sebulan hingga dua bulan. Nyaris saja dia tidak dapat mengikuti Piala Dunia Antarklub karena cederanya itu".
"Namun fajar membuktikan sebaliknya, buktinya saja ia tetap bisa mengikutinya berkat dukungan orang terdekatnya. Haaaah, aku jadi semakin hilang muka untuk bertemu Tsubasa. Rasanya tak pantas aku dianggap Tou-san oleh Tsubasa", ujar Kodai.
"Bukan hanya kau, sayang. Namun aku juga. Aku juga tidak pantas untuk dipanggil sebagai Kaa-san nya", kata Natsuko sambil menunduk.
"Aku yakin Keluarga Senju pasti memaafkan kalian berdua. Sedangkan Tsubasa saja sudah memaafkan kalian, aku yakin orang tuanya dan rekan - rekannya akan menyusul. Hanya waktu yang akan menjawabnya", kata Roberto.
"Baiklah, Roberto-san".

SMA Nankatsu

Seluruh skuad Nankatsu sedang bersantai di pinggir lapangan untuk makan siang bersama pelatih mereka.
"Waktu itu kami menonton Piala Dunia Antarklub. Kami baru tahu kalau di sepak bola yang sesungguhnya ada babak perpanjangan waktu dan adu penalti", kata Misaki.
"Kalau ajang sepak bolanya merupakan ajang tingkat internasional maka itu sudah semestinya. Tidak perlu jauh - jauh, sedang Piala Kaisar yang dapat pelatih katakan sebagai FA Cupnya Jepang juga menggunakan sistem extra time dan penalti di setiap babaknya", kata sang pelatih.
"Namun kalau memang extra time dan adu penalti digunakan dalam sepak bola, lalu mengapa kami tidak mengalaminya saat kami mengikuti kejuaraan sepak bola antar SMP se-Jepang dulu?", tanya Ishizaki. "Padahal final kami melawan Toho berakhir dengan skor 4-4 dan SMP kita menjadi juara bersama dengan SMP Toho".
"Tentunya level SMP dengan internasional sudah beda jauh, Ishizaki. Makanya aturan yang digunakan pun berbeda pula".

Tsubasa of The BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang