Chapter 24

154 2 0
                                    

"Nii-san makin hebat saja. Bahkan jadi kapten timnas", kata Daichi.
"Dan dia pandai dalam mengendalikan emosinya di lapangan. Bahkan ajaibnya memaafkan orang - orang yang berbuat rasis padanya", lanjut Moore.
"Rasis?". "Mudahnya adalah tindakan perendahan dan penghinaan terhadap orang - orang bersuku, berwarna kulit, dan beragama lain dari si pelaku rasisme".
"Begitu", ucap Daichi mengerti. "Memangnya siapa yang melakukan tindakan itu terhadap Nii-san? Ini tak bisa kubiarkan!!!".
"Yang melakukannya adalah Señor Suarez dan sayangnya baru - baru ini dia juga terkena hal yang sama dari Señor Messi".

"Muridku?", tanya Maradona dengan nada terkejut lalu berjalan cepat menuju Moore. "Benarkah itu Mr. Moore? Benarkah Messi melakukannya pada Tsubasa?", tanyanya sambil menatap selidik Moore.
"Sayangnya itu benar, Señor Maradona".
"Tidak mungkin... tidak mungkin Messi... tidak mungkin dia...", katanya tetapi tidak selesai karena Maradona geleng - geleng kepala dan langsung balik badan dan melangkah pergi dari Moore.
"Señor tunggu! Aku belum selesai menjelaskan! Anda mau ke mana?", tanya Moore.
Maradona menghentikan langkahnya sejenak lalu menoleh ke Moore. "Aku akan melaporkan hal ini pada Siñor Celia, neneknya Messi".
"Sebaiknya tidak perlu atau nanti jantungnya bisa kumat". Moore belum selesai bicara tetapi Maradona sudah keburu pergi untuk melaporkan tindakan Messi pada Celia.

Sementara itu, Celia sedang berjalan - jalan di sekitar halaman Mansion.
"Siñor Celia! Siñor Celia!", teriak Maradona dengan nada memanggil sambil berlari mendekati Celia.
Celia sontak menoleh. "Ouh... rupanya kau Maradona, ada apa sehingga memanggilku nak?".
"Siñor, aku ingin menyampaikan sesuatu padamu. Namun kuharap anda kuat".
"Memangnya apa yang ingin kau sampaikan padaku?", tanya Celia.
"Siñor, ini tentang Messi". "Lalu ada apa dengan cucu kesayanganku itu, hm?".

"Messi, dia... dia, baru saja melakukan tindakan rasis terhadap seorang pesepakbola Asia di pertandingan perempatfinal Piala Dunia 2022 melawan Inggris", kata Maradona.
"Apa!? Cucuku baru saja melakukan tindakan rasisme!?", kata Celia terkejut bak disambar petir.
"Sayangnya itu benar, Siñor Celia. Mr. Moore memberikan infonya padaku".
"Aku tidak mau langsung menghakimi tanpa bukti, aku akan menanyakannya langsung ke Mr. Moore". Celia lalu berjalan untuk menemui Moore.

"Jadi aku dengar - dengar dari Maradona, katanya Messi melakukan tindakan rasisme terhadap seorang pemain Asia. Namun benarkah itu Mr. Moore?", tanya Celia.
"Sayangnya itu benar Siñor Celia", kata Moore. "Ini adalah buktinya". Moore lalu menunjukkan layar hologram di mana Messi mengejek latar belakang Asia Tsubasa setelah meninju matanya.
"Lalu kenapa dia melakukannya?". "Kalau aku tidak salah saat aku menonton pertandingannya kemarin, Messi melakukannya karena dia geram terhadap Tsubasa yang terus menempelinya dan membodinya. Akhirnya dia lepas kendali dan meninju mata Tsubasa hingga jatuh dan menghina latar belakang Asianya".
"Nenek kecewa sama kamu, Messiiiii. Kenapa kau berani melakukan hal itu nak? Kau membuat nenek malu", batin Celia geleng - gelang kepala.
Moore lekas memeluk Celia. "Maaf kalau aku harus memberitahu hal ini, Siñor Celia".
"Tidak apa - apa Moore, terima kasih sudah mau jujur". Celia lalu melepaskan pelukannya dari Moore dan lalu hendak melangkah untuk menuju dunia manusia, sebelum terhenti akibat Maradona sudah bersiap di posisi.
"Kalau anda mau memberi Messi pelajaran atau pun tulah, aku juga akan ikut. Anda tidak boleh sendiri karena bagaimanapun aku juga gurunya dan dia sukses membuatku kecewa", ujar Maradona.
"Baiklah". Celia lalu tersenyum simpul dan mendekati Maradona dan berpegangan tangan dengannya.
"Shall we, Señorita?". Celia mengangguk lalu turun ke dunia manusia bersama Maradona.

"Mr. Moore, semifinalnya nanti seperti apa?", tanya Daichi.
"Untuk semifinalnya, Inggris akan melawan Spanyol, sementara Jepang akan melawan Portugal", jawab Moore.
"Wow. Jadi negaraku dan juga Nii-san maju ke semifinal. Meskipun untuk negaraku, mereka menghadapi tantangan yang berat".
"Bukan cuma negaramu, Daichi. Namun kakakmu juga. Spanyol itu merupakan lawan yang tangguh. Meskipun akhir - akhir ini performa mereka menurun akibat pensiunnya Señor Iniesta pada Piala Dunia edisi sebelumnya di Rusia, disusul beberapa pemain penting lainnya 4 tahun ke belakang lagi seperti Señor Casillas di posisi kiper... Señor Puyol di posisi bek tengah... Señor Xavi di posisi gelandang... serta Señor Torres dan Señor Villa di posisi penyerang. Mereka semua itu merupakan jagonya di posisi masing - masing, bahkan mereka semua merupakan bagian dalam skuad juara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan".
"Pantas saja".

Tsubasa of The BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang