Chapter 34

131 3 0
                                    

Tsubasa sekarang sudah boleh pulang dari rumah sakit. Ia boleh kembali bertanding di leg kedua perempat final UEFA Champions League melawan Real Madrid.
"Haaah, senang rasanya bisa kembali bersama rekan - rekanku. Kurasa aku sudah melewatkan terlalu banyak pertandingan karena cederaku...", kata Tsubasa.
"Tidak apa - apa, Tsubasa. Bukan salahmu yang tak dapat menemani Chelsea di fase grup hingga babak 16 Besar UCL tahun ini. Buktinya, tanpamu pun Chelsea tetap bisa menang. Walau kadang Pelatih Tuchel benar - benar harus putar otak mengatur taktik tanpamu", kata Alonso.
"Sayang sekali lawan kita yaitu Real Madrid tidak sedahsyat dulu lagi. Meskipun untungnya, itu berarti aku takkan bertemu Mr. Pepe dan Señor Ramos lagi sih". Tsubasa lalu tertawa renyah simpul.
"Hihihihihihihi". Mount tengah terkikik sambil melihat sebuah karikatur.
"Ada sesuatu yang lucu bro?", tanya Werner.
"Hanya karikatur kocak saja". Mount menunjukkan gambar Ramos dan kartu, Morata dan offside, Ronaldo dan penalti, serta Tsubasa dan Piala Dunia.
"Widiiiiih, sebenarnya mereka semua cocok. Señor Ramos memang cocok pacaran dengan kartu, Señor Morata dengan offside, dan Mr. Ronaldo dengan titik penalti mengingat julukannya adalah "Penaldo"", ujar Werner. "Namun aku masih belum paham, kenapa Tsubasa dipacari oleh trofi Piala Dunia ya?".
"Wah wah wah... ada apa ini bawa - bawa diriku?", tanya Tsubasa. Tsubasa lalu melihat foto karikatur yang ada di ponsel Werner. Tsubasa sontak menunjukkan raut pipi merona saat melihat karikatur dirinya yang berpacaran dengan trofi Piala Dunia. "Astaga, dasar media - media Inggris. Berani - beraninya mereka membuatku kencan dengan trofi Piala Dunia".
"It's just for fun, Tsubasa", kata Mount.
'Yaaah... tetapi bagiku tetap saja. Masa iya aku berpacaran dengan trofi Piala Dunia?. Aku sudah punya gadis spesial di hatiku dan namanya-". Ucapan Tsubasa terhenti karena Tsubasa tiba - tiba teringat akan manajer sepak bolanya saat masih di SD Nankatsu dulu, Sanae. "Namanya... Sanae... hiks...".
"Kapten...". Mount lalu memeluk Tsubasa yang tengah menangis rindu. "Kapten, kau tidak apa - apa?".
"Aku tidak apa - apa, Mr. Mount... hiks. Aku hanya rindu dengan sahabat perempuanku, namanya Sanae Nakazawa. Ia merupakan manajer saat aku masih membela SD Nankatsu... hiks...".
"You miss her huh?. What does she mean to you anyway?".
"Sanae itu gadis yang baik hati dibalik wajahnya yang juga sangat cantik. Ia menjadi pendukungku saat aku masih memperkuat SD Nankatsu". Tsubasa lalu menyeka air matanya dan menegakkan kepalanya. "Sekarang aku tidak tahu bagaimana kabarnya. Apakah dia baik - baik saja di Jepang sana? Entahlah, aku tidak tahu". Tsubasa lalu kembali membenamkan kepalanya di kedua lututnya dan kembali menangis. "Sanae maaf... hiks... Sanae aku minta maaf karena telah meninggalkanmu... hiks...".
"It's okay Tsubasa, I believe one day you will meet her again okay?".
"Uhm... hiks". Tsubasa lalu menghentikan tangisannya secara bertahap.

"Haaah tadi itu latihan yang melelahkan", kata Hyuga.
"Kau harus berlatih jika ingin menyusul Tsubasa ke Liga Inggris", kata Kira.
"Aku ingin tahu sensasinya bermain di Liga Champions. Mana Tsubasa boleh dikata sudah mengalaminya".
"Siap - siap saja kau dijaga oleh dua bek raja kartu Ramos dan Pepe".
"Señor Ramos dan Mr. Pepe? Siapa mereka secara lebih jelasnya?".
"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, mereka adalah bek raja kartu. Mengapa demikian? Karena mereka merupakan pemain bertahan dengan mental bertahan yang kuat. Saking kuatnya, bahkan sampai menggunakan segala cara untuk menghentikan lawan saat petak pertahanan mereka terancam. Contohnya saja Mr. Pepe, dia merupakan bek yang benar - benar menggunakan segala cara guna menghentikan lawan saat petak pertahanannya terancam. Belum lagi, ia juga memiliki sifat yang termasuk bar - bar. Señor Ramos pun tak kalah bedanya".
"Itu artinya aku harus melatih otot - otot kakiku agar bisa sekeras batu... tidak, lebih keras dari batu. Karena kalau tidak bisa - bisa karier sepak bolaku berakhir dalam sekali tekel dari mereka saja", batin Hyuga. "Souka. Kalau begitu, pelatih. Tolong ajarkan aku bagaimana cara melatih otot kaki agar lebih keras dari batu".
"Tentu saja aku akan melatihmu, berdirilah".
"Baik!". Kata Hyuga dengan nada tegas lalu berdiri dan akhirnya berlatih menguatkan otot kaki bersama Pelatih Kira.

Tsubasa of The BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang