35

348 39 7
                                    

Menghindari masalah adalah pilihan yang bagus. Tapi lari dari masalah bukan pilihan yang bagus Seo Changbin.
Mari kita selesaikan masalah..

Hai...
.
.
.
.
.
.

Kakek Seo dan Jeongin terduduk lemas di depan ruang IGD mereka fokus merapal Doa untuk kesembuhan Changbin.

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruangan dengan raut wajah yang sulit di tebak.

"Gimana keadaan cucu saya?" Tanya kakek Seo dengan tidak sabar.

"Maaf tuan kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Tuan muda Seo kehilangan banyak darah dan ujung pisau nya mengenai Jantung tuan Muda Seo jadi-..." Kakek Seo mencengkram kerah baju sang dokter, Jeongin yang melihat itu mencoba menenangkan sang kakek.

"Kamu masuk kedalam selamatkan cucu saya atau saya bakar rumah sakit ini" ucap kakek Seo dengan penuh penekanan.

Sang Dokter kembali masuk kedalam ruangan tak lama kemudian datang para dokter yang lainnya.

"Hikss kakak..." Jeongin menjambak rambutnya frustasi.

"Je seharusnya Grandpa gak tinggalin Changbin kan... Seharusnya kakak kamu baik baik aja kalau Grandpa tetep nemenin kakak kamu waktu itu kan Je?... Changbin gaakan nyusul Grandma kamu kan Je? Dia gaakan ninggalin kita kaya Kakak nya Jiho kan Je?" Gumam kakek Seo, ia sangat menyayangi Changbin.

"Grandpa hikss kakak baik baik aja... Kakak pasti kuat Grandpa hikss"

"Je kamu telpon Om Johnny suruh dia kesini sama Bunda kamu. Jangan bilang kalo Changbin kenapa-napa takutnya mereka panik" perintah kakek Seo. Dan dengan segera Jeongin meraih ponselnya untuk menghubungi orang tuanya.

"Halo anak kesayangan Bunda... Kenapa sayang? Kamu di isengin lagi ya sama kakak kamu..." Sapa sang Bunda.

"B-bunda bisa kesini? Hikss kak Abin jahat Bunda Jeje marah sama kakak hikss" ucap Jeongin sambil terisak membuat wanita paruh baya disebrang sana khawatir.

"Hei Jeje kenapa? Di apaiin sama Kakak kamu hm? Nanti bunda telpon kak Abin nya ya biar gak nakal lagi sama kamu"

"Bunda kak Abin mau tinggalin Jeje sendirian katanya Hikss..bunda kesini sama uncel Johnny marahin kak Abin pokoknya besok udah harus disini"

"Aduh iya sayang Bunda sama uncel kesana sekarang buat marahin Kakak kamu ya... Udah kamu jangan nangis yaa cup cup anak kesayangan Bunda".

"Pokoknya besok bunda udah disini hikss.."

Jeongin memutuskan sambungan telponnya secara sepihak lalu kembali menangis sambil memeluk lututnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mansion Changbin saat ini ramai, Mama Hwang dan papa Hwang tiba sedari pagi membawa dokter untuk cucu mereka.

San juga datang pagi sekali untuk melihat Minho yang pagi tadi mengeluh perutnya keram.

Wooyoung lebih banyak melamun karena memikirkan tentang mimpinya.

Mereka semua tengah berkumpul di ruang makan saat ini.

"Ho makan elah" Minho tak selera makan yang ada di pikirannya hanya Changbin. Ya suaminya itu tidak bisa di hubungi sedari tadi.

"Kok Changbin gak nelpon kita ya? Apa dia baik baik aja?" Gumam Minho dengan pandangan masih fokus ke piringnya yang belum tersentuh sama sekali.

"Changbin baik-baik aja Ho lo makan aja dulu!" Perintah San dengan tegas namun Minho tetap menolaknya ia memandangi kursi Changbin yang kosong.

"Bin aku mau susu Strawbery kamu buatin ya" cicitnya lirih tanpa di minta air matanya mengalir begitu saja.

Poligami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang