27

382 41 38
                                    

Hai...

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pada akhirnya disini Felix, duduk di antara teman teman Changbin yang asik bergurau namun ia tidak memperdulikan itu yang paling penting adalah ia hadir disana berarti ia masih menganggap Changbin sebagai suaminya ia harus tetap bertahan dengan Changbin sampai tujuannya tercapai yaitu melihat putranya memimpin perusahaan besar sang suami Felix harus memastikan anaknya yang menempati kursi Changbin nantinya.

Sebenarnya ia cukup senang ketika mendengar kabar bahwa Hyunjin mengandung anak perempuan berarti itu bukan sebuah acaman baginya bukan? Putranya akan tetap menjadi pewaris bukan?.

Setiap hari Felix merapal doa agar anak yang di kandung oleh Wooyoung juga perempuan atau tidak sub sepertinya agar tidak mengancam posisi putrnya. karena usia kandungannya masih muda jadi jenis kelamin janin nya belum terlihat ia masih mempunyai harapan bukan?.

Namun setelah mendengar kehamilan Minho, Felix merasa terancam ia tidak ingin berdoa untuk bayi itu Felix memiliki rencana tersendiri, seperti membunuh janin itu misalnya.. ya Felix sudah merencanakan sesuatu agar Minho mengalami keguguran bahkan ia berharap rahim Minho akan di angkat sama sepertinya.

Sebenarnya Felix tidak memusuhi semua selir suaminya ia hanya memusuhi Minho saja karena baginya lelaki itu sangat berbahaya.

"Nih makan yang banyak yah" ucap Changbin sambil memberikan potongan daging ke piring Felix lalu mengusak kepala sang istri dengan lembut.

"M-makasih kak" Changbin tersenyum kecil kemudian menempelkan bibir nya pada pipi tirus sang istri hal itu membuat para sahabat Changbin terkejut, kecuali Hyunjin dan Wooyoung karena mereka sudah terbiasa dengan sikap Changbin yang suka bermesraan dengan istrinya tanpa tau tempat. Minho menatap Felix dengan tatapan tajam.

"Kamu cantik Fel, aku sayang kamu" bisik Changbin di telinga sang istri membuat Felix merona di buatnya.

Pesta berjalan dengan lancar hari pun semakin larut, teman teman Changbin pun dipaksa untuk menginap kembali oleh sang tuan rumah.

Makan malam telah tiba kini ruang makan terasa begitu ramai karena kehadiran para sahabat Changbin.

Changbin mengenakan piyama berwarna merah muda dengan motif kelinci dan strawberry, hal itu membuat para sahabatnya menahan mati-matian untuk tidak tertawa.

"Ya ampun bin baju lo itu apa apaan?" Tanya Yeosang mewakili para sahabatnya yang tengah menahan tawa.

Changbin menghembuskan napas lelahnya lalu menatap Wooyoung yang berada tak jauh di depannya. "Tuh kemauan  dia" ucapnya sambil menunjuk  Wooyoung dengan dagu nya.

"Apa Sih bukan kemauan aku tapi kemauan anak kamu nih" protesnya sambil menunjuk perut nya sendiri. Sedangkan Changbin hanya bisa tersenyum paksa sambil mengangguk maklum.

"Iya sayang iya kemauan baby" ucap Changbin sambil tersenyum lembut

"Bagus juga keponakan uncel ini" ucap Hongjoong dengan tertawa meledek.

Sedangkan Felix menatap Wooyoung dengan tidak suka sejenak sebelum kembali menatap Minho dengan tidak suka juga namun aura nya lebih garang.

"Eh ini gak akan ada perang lagi kan?" Bisik San kepada Mingi meraka masih trauma dengan perkelahian antara Minho dan Felix pagi tadi.

"Berdoa aja semoga gak ada perang lagi" jawab Mingi dengan berbisik juga.

"Kalian bisikin apaan sih?" Tanya Yunho kepada sang suami hal itu mengundang perhatian satu meja.

"Kenapa San, Gi?" Tanya Changbin dengan menatap heran kearah kedua sahabatnya.

Sedangkan yang di tanya ketar ketir takut salah bicara.

Poligami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang