Ngehokeyy..
;
Woojin menggenggam erat tangan kecil Jio. Mengajaknya pergi ke lapangan basket yang ada di balik gedung tinggi ini. Berjalan santai di samping kolam renang dan berakhir sampai di sebuah lapangan basket yang cukup besar. Woojin mengajak Jio duduk di tribun dan fokus menonton dua tim yang sedang tanding di sana.
Lima menit pertama, aman. Jio ikut melihat pertandingannya. Lima menit kedua, Jio mulai bosan. Terus bertanya kapan pulang, dan sebagainya. Lima menit ketiga dan seterusnya, bocah itu terus merengek kalau dia bosan. Woojin hanya bisa menghela napas. Membawanya turun dari tribun dan bergegas keluar. Tapi langkah keduanya berhenti saat tiba-tiba punggung Jio terkena bola basket dan anak itu menangis seketika.
Ketua dari salah satu tim mendekat, mengambil bola basket yang jatuh di sekitar Jio dan menghampiri Jio.
"Sakit? Maaf ya, kakak gak sengaja."
Jio tidak merespon, dia lebih memilih menangis di dalam dekapan Woojin yang langsung menggendong nya.
"Sorry ya, kalo ada keluhan apa-apa lu bisa hubungan gua, catet nomor gua aja."
"Santai, bang. Cuma kena bola basket di punggung nya gak bakal bikin dia kenapa napa kok. Dia mungkin cuma kaget aja."
"Lu baru pindah apa gimana? Kayanya gua ga pernah lihat lu di daerah sini."
Woojin tersenyum sembari mengusap pelan punggung Jio, "gua mah emang bukan orang sini. Ini kebetulan lagi disuruh jagain dia, ponakan. Mamanya lagi lahiran tadi."
"Oh, yaudah gabung yuk! Gua kenalin sama yang lain."
Woojin menatap beberapa orang yang tengah duduk di pinggir lapangan dengan kaki di luruskan dan ada beberapa orang yang minum dengan santai.
"Gak enak gua, bang. Kayanya umur kita gak sama."
"Santai aja. Gua 17. Lu berapa emang?"
Dengan ragu Woojin menjawab, "13"
"13? Udah santai, itu si Rano juga 13. Ayo gabung."
Woojin berakhir mengekor pada pemuda di depannya, "oh ya, nama lu siapa?"
"Woojin, bang."
"Oh, gua Marco. Salam kenal ya." pemuda itu berdiri di antara beberapa orang lain yang tengah beristirahat.
"Brot, gua ajak gabung nih. Oke, kan?"
"Iya, okelah. Gabung aja, bang, gabung." sahut salah satu nya.
"Nah itu yang barusan teriak, nama nya Rano. No, lu 13 tahun, kan?"
Anak yang bernama Rano menggeleng, "masih 12, kenapa?"
"Tuh, 12 malah. Dia paling bocil disini. Yang paling tua ada bang Adam, noh orang nya."
Yang di tunjuk mengangkat tangan, "dia 19. Tapi dia welcome, gak mandang umur kalo main."
"Co, ayo lanjut."
"Sabar, bandot." Marco menoleh pada Woojin, "bisa basket?"
Woojin mengangguk, "ayo main."
"Boleh aja sih, tapi.." Woojin menunduk, "dia gimana?"
"Ah, gampang." Marco berbalik dan memanggil seseorang, perempuan cantik dengan perawakan tinggi menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.
Фанфик[BAHASA] [Minim konflik || Family] Siapa yang tau jodoh, rejeki dan maut kalau bukan tuhan. Only god. Sulit memang menyatukan dua insan yang berbeda. Bukan suatu hal yang mudah juga untuk membangun sebuah rumah tangga. Merasa bosan? Hal yg wajar...