Rindu tidak?
;
Seminggu setelah woojin kesasar di supermarket, yoongi ajak woojin untuk jenguk bundanya. Awalnya woojin takut, takut bundanya sakit lagi karena dia. Tapi berkat masukan positif dari ayahnya, woojin mau bertemu bunda.
Rasa rindunya sudah sangat menggebu, bahkan telapak tangannya sampai berkeringat karena woojin terlalu gugup. Dia terus berjalan disamping ayahnya sambil menggenggam ujung kemeja ayahnya. Woojin tidak mau sampai kesasar di dalam utanium hospital yang sangat luas ini. Yang ada woojin jadi salah satu pasien nanti.
Setelah menaiki lift, mereka turun dilantai tiga dan berbelok ke kiri. Masuk kesalah satu lorong dan terus berjalan hingga ujung lorong. Yoongi yang hendak membuka pintu bertuliskan nomor 420 itu terhenti saat woojin menarik kemejanya.
"Ayah.." woojin terlihat masih sangat ragu, dia benar-benar takut bundanya tidak mengenalinya.
"Woo, ayah 'kan sudah bilang semuanya akan baik-baik saja. Kenapa masih takut, hm?"
"Nanti kalau bunda tidak kenali woojin gimana?"
Yoongi memutar malas matanya, "hei, ayolah. Kalian hanya tidak bertemu selama satu minggu lebih. Sedangkan, bundamu sudah membesarkanmu selama lima tahun. Tidak mungkin dia lupa sama kamu."
Karena tidak mendapat respon dari woojin, yoongi segera masuk kedalam ruang inap jiyu. Woojin hanya berani bersembunyi dibelakang ayahnya supaya tidak terlihat sedikitpun oleh bundanya, tapi ayahnya justru mengacaukannya.
"Ada yang ingin bertemu denganmu nih."-yoongi
"Siapa?"-jiyu
Woojin melongok supaya bisa menatap bundanya, bundanya terlihat sedikit lebih kurus tapi tetap cantik. Senyumannya pun tetap manis. Aduhh.. Woojin ingin peluk!
"Wah.. Ada woojin.." jiyu terlihat berusaha turun dari kasur dengan sedikit tergesa, padahal tangan kirinya masih di pasang armsling.
"Bunda bunda bunda bunda bunda. Nanti jatuh, nanti jatuh. Pelan-pelan." woojin yang panik langsung berlari mendekati bundanya dan memegangi tangan kanannya.
Yoongi hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah laku anaknya.
Siapa yang tadi bilangnya takut bertemu bunda?
Siapa yang tadi merengek rindu bunda tapi tidak mau bertemu?
Siapa yang tiba-tiba panik karena melihat bundanya antusias?
Siapa itu?
Siapa?
Yoongi amnesia seketika.
"Bunda jangan begitu lagi. Nanti kalau jatuh tangannya sakit lagi. Yang ada tidak sembuh-sembuh"
"Iya iya, maaf. Oh iya, bunda punya satu kabar baik dan satu kabar buruk. Woojin ingin tau yang baik atau yang buruk dulu?"
"Buruk?"
"Kabar buruk nya," jiyu menyibak baju kaos yang tengah dia kenakan. Memperlihatkan perut ratanya yang kini memiliki bekas luka jahit yang cukup panjang, "baby doll tidak selamat. Maaf ya, bunda tidak bisa jaga baby doll baik-baik untuk woojin."
Jiyu pikir woojin akan menangis tapi ternyata anak itu hanya tersenyum simpul dan menatap bundanya.
"Tidak apa-apa, bunda. Woojin sudah tau sebelumnya dari ayah. Awalnya woojin juga sempat sedih, bahkan woojin menangis beberapa kali. Tapi apa yang dikatakan ayah benar. Jika kita terus bersedih, baby doll pasti ikut sedih. Jadi lebih baik kita tetap bahagia supaya baby doll ikut bahagia juga disurga."
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.
Fanfic[BAHASA] [Minim konflik || Family] Siapa yang tau jodoh, rejeki dan maut kalau bukan tuhan. Only god. Sulit memang menyatukan dua insan yang berbeda. Bukan suatu hal yang mudah juga untuk membangun sebuah rumah tangga. Merasa bosan? Hal yg wajar...