Chap kali ini sepanjang jari
Kelingking jimin
Upss.. Maaf sayang
;
Muncul didepan anaknya, justru membuat dirinya pusing. Woojin tidak mau berhenti menangis sejak tadi. Bahkan dia melewatkan makan malam hanya karena tidak mau lepas dari pelukan ayahnya. Tangannya terus melingkar pada leher yoongi dengan wajah yang membasahi baju bagian bahu milik yoongi.
Yoongi tidak sama sekali mempermasalahkannya, dirinya sudah mendengar semua cerita tentang keterpurukan woojin kemarin dari jimin. Yoongi benar-benar tidak menyangka woojin akan bertingkah seperti itu.
Sekarang dirinya tengah duduk di atas kasur dengan tubuh yang bersandar pada headbed. Juga woojin yang kini membasahi baju bagian dada milik yoongi, dan jangan lupakan tangan woojin yang terus mencengkram punggungnya. Rasanya memang sakit dan perih, tapi itu tidak sepadan dengan apa yang woojin rasakan kemarin. Anak itu bisa saja jadi gila jika tidak kuat batin.
"Hei, sudahlah.. Ayah baik-baik saja. Sekarang woojin makan ya" bukannya menjawab, pelukan woojin justru semakin erat. Seolah enggan lepas barang sedetik saja.
"Woojin.." tangannya digunakan untuk mengelus kepala anaknya, menciumi rambut tebal itu dan membalas pelukannya. Membuat tangisan woojin semakin kuat.
"Suutt, ayah disini. Sudah ya.." bisik yoongi.
"Woojin mau jadi good boy, kan? Sekarang nurut sama ayah ya"
Yoongi bisa rasakan kepala woojin menggeleng, "t-tidak mau hiks n-nanti a-ayah p-pergi hiks. W-woojin tidak mau s-sendirian, t-takut ayah. J-jangan pergi, woojin mohon." semakin parau suaranya, semakin erat pula peluknya.
"Hei, hei, sini. Lihat ayah." yoongi menangkup pipi anaknya dan diciumlah bibir tipis yang sangat bergetar itu.
"Woojin tidak perlu takut, ayah disini. Ayah tidak pergi. Nanti ayah akan ceritakan semuanya pada woojin, tapi sekarang woojin mandi dan makan dulu ya"
Yoongi benar-benar merasa bersalah saat matanya terus menatap wajah anaknya yang sudah terlihat sangat kacau. Woojin benar-benar ketakutan. Jadi sebisa mungkin saat dirinya memandikan dan memberi makan woojin, dirinya tetap ada di sisi anak itu.
Sekarang woojin dibaringkan dikasur lebar dalam kamar lalu yoongi ikut berbaring di sebelahnya.
"Mau ayah cerita atau tidak?"
Woojin mengangguk. Dirinya tengah memainkan kancing piyama ayahnya sekarang dengan keadaan masih sedikit segukan.
"Tapi janji tidak ada acara tangis menangis, oke?"
Mengangguk lagi, lalu menghapus airmatanya yang tadi masih membekas.
"Em.. Ayah tidak tau harus mulai darimana. Gimana kalau woojin bertanya, ayah jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.
Fanfic[BAHASA] [Minim konflik || Family] Siapa yang tau jodoh, rejeki dan maut kalau bukan tuhan. Only god. Sulit memang menyatukan dua insan yang berbeda. Bukan suatu hal yang mudah juga untuk membangun sebuah rumah tangga. Merasa bosan? Hal yg wajar...