[#2] 5 : ayah time

612 39 4
                                    

Loading  ...












Hari ini, waktu yoongi dengan anak nya. Minggu kali ini, jiyu harus pergi mengikuti arisan ibu - ibu komplek. Jadi, woojin dititipkan oleh yoongi yang libur karena hari weekend.

Woojin belum bangun, masih bergelung di atas kasur dengan selimut tebal yang menyelimuti tubuh mungil nya. Yoongi tengah menonton tv di ruang tengah. Jiyu sudah pergi satu jam yang lalu.

Hingga pukul 10 pagi, tapi si jagoan kecil masih belum bangun. Jadi, yoongi pun memeriksanya ke kamar. Lalu mulai mengganggu tidur sang anak.

Dia memeluk, lalu menciuminya di pipi. Menggigit kecil pipi gembil sang anak yang membuat woojin terbangun.

"Aya—ibet!" woojin menepuk - nepuk kening yoongi.

"Bangun," lalu yoongi membawa sang anak ke ruang tengah. Kembali menghujami pipi gembil sang anak dengan ciuman.

Jarang sekali ia bisa seperti ini dengan anak nya, karena biasanya ia harus ke universitas di pagi hari dan pulang dimana hari sudah menjelang sore, lanjut diruang kerja untuk menilai atau sekedar mengoreksi hasil ujian para mahasiswa yang diajarnya. Maka sebab itu, sekarang yoongi semacam rindu dengan sang anak.

"Aya—bau! Andi cana!" ya memang si yoongi belum mandi tapi woojin 'kan juga baru bangun.

"Kamu aja belum mandi" yoongi memangku woojin diatas pahanya.

"Andi—ayo"

"Let's go!"








"Woojin, pake baju dulu!" yoongi berlarian mengejar sang anak yang menolak di pakaikan baju. Padahal sudah di beri minyak telon dan bedak tapi si kecil justru melarikan diri.

Woojin tertangkap di ruang tengah dan dengan cepat di pakaikan baju yang yoongi bawa sambil berlari tadi.

Dengan kaos merah bergambar kapal laut dibagian depan dan celana pendek berbahan sejuk yang cocok untuk dirumah, woojin menepuk pelan kedua pipi sang ayah dengan sedikit bedak. Lalu mencubit pelan pipi yang kembali tirus itu.

"Woojin cantik" yoongi menyisir rambut mangkuk sang anak

"Anteng!" menolak di bilang cantik woojin menarik telinga sang ayah yang masih memiliki lubang piercing. Lalu langsung dengan cepat berlari menjauh dari sang ayah yang mengaduh kesakitan.





Matahari semakin bersinar terang di langit, membuat suhu panas naik hingga 29° celcius. Woojin yang sedang bermain dengan holly pun di panggil untuk tidur siang.

"Woojin, mau minum susu ga?" si kecil mengangguk. Matanya sudah sayu, dan beberapa kali menguap. Tidak rewel, hanya saja woojin selalu punya keinginan sendiri disetiap tidur siang nya. Di peluk, contohnya.







Woojin terbangun dan duduk di atas kasur lebar ayah bunda nya. Mengucek mata bulat nya dan beranjak turun dari kasur itu. Tidak mudah, karena mengingat tinggi kasur dan tinggi woojin hampir setara.

Kaki kecilnya berusaha mencapai lantai yang dilapisi permadani hijau itu. Tapi tidak sampai. Woojin bukan anak yang mudah menyerah jadi dia terus sedikit menurunkan tubuhnya walaupun tetap dengan tangan yang mencengkram kuat kain pelapis kasur itu.

Sampai akhirnya, kaki mungil nya mendarat di atas permadani. Tapi sayang nya, tubuhnya tidak seimbang dan membuat dia jadi jatuh terduduk di sana.

Tidak apa apa, tidak sakit, jangan menangis, pikirnya.

Dia kembali bangkit dan melangkah keluar dari kamar, meninggalkan sang ayah yang masih pulas diatas kasur.

[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang