Woojin tidak tau harus berbuat apalagi. Dia hanya bisa menahan emosi dengan mengepalkan tangan kirinya yang terbebas.
Setelah merasa emosinya stabil, woojin segera keluar dari bilik toilet dan pergi ke kantin.
;
Woojin menendang batu krikil kecil yang tersebar di jalanan. Rasanya ingin sekali berteriak didepan max kalau dia lahir di Indonesia dan tidak semua orang korea melakukan operasi plastik.
Lagi pula, operasi plastik bukan berarti menempelkan plastik diwajah. Pengetahuannya minim tapi mulutnya terlalu tinggi. Dasar max gila!
Ingin sekali rasanya mengadu ke ayah dan bunda kalau saat ada yang bilang seperti itu woojin merasakan sakit, entah dibagian mana tapi itu sangat sakit hingga terkadang membuat sesak. Tapi woojin tidak mau ayah bundanya khawatir jadi lebih baik dipendam sendiri saja.
Saat kaki kecilnya menendang satu krikil lagi, sorot matanya melihat sepatu timberland coklat dihadapannya. Woojin pun mendangak dan tanpa disadari airmata yang sejak tadi dia tahan menetes begitu saja.
"Om jungkook?"
;
"Om jungkook tidak bekerja?"
"Hari ini libur"
Woojin hanya ber-oh ria sebagai respon. Sekarang mereka ada di cafe sekitar. Jungkook memesan satu cup coffelatte dan eskrim coklat untuk woojin.
Selagi menunggu pesanan datang, jungkook terus memperhatikan woojin yang beberapa kali menghela napas sejak tadi.
"Om"
"Hm?"
"Kalau operasi plastik itu tidak menempelkan plastik diwajah 'kan?"
"Tidak, woo. Itu hanya namanya saja. Kenapa bertanya begitu?"
"Tidak apa apa sih. Hanya penasaran saja"
Setelah selesai dengan obrolan random di cafe tadi. Woojin diantar pulang dengan om jungkook.
"Mampir om?"
"Tidak deh woo. Om sudah ada janji, jadi harus segera pergi"
"Em, baiklah. Makasih eskrimnya, om!" woojin terlihat melambaikan tangan mungilnya untuk mengiringi kepergian Jungkook.
Kakinya mulai melangkah dan masuk kedalam rumahnya, "aku pulang"
"Astaga, woojin!"
Pergerakan woojin yang sedang berusaha membuka sepatu jadi terhenti saat tiba tiba bundanya datang dan langsung memeluknya.
"Kamu darimana? Kamu tidak apa apa 'kan? Tidak ada yang luka 'kan?" tubuh mungilnya di putar putar, bagian tubuhnya yang tidak tertutup pakaian dilihat secara detail oleh sang bunda. Memastikan kalau anaknya pulang dengan selamat walau terlambat.
"Woojin tidak apa apa, bunda. Woojin baik. Tadi bertemu om Jungkook dijalan terus woojin diajak ke cafe, dan dibelikan eskrim. Jadi terlambat deh pulangnya"
"Astaga, woojin. Kenapa tidak beritahu bunda dulu lewat ponsel om Jungkook. Bunda khawatir"
Woojin kembali memeluk bundanya sambil menahan air mata yang sudah hampir tumpah, "maaf, bunda. Woojin baik kok, tidak apa apa. Bunda jangan khawatir"
;
Hari ini sangat melelahkan bagi yoongi. Tubuhnya ada ditempat kerja tapi pikiran nya penuh dengan sang anak. Memikirkan apa hal yang membebani pikiran anaknya hingga sangat terlihat dari wajah murungnya. Ingin bertanya tapi dirinya kembali mengingat soal privasi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.
Fanfic[BAHASA] [Minim konflik || Family] Siapa yang tau jodoh, rejeki dan maut kalau bukan tuhan. Only god. Sulit memang menyatukan dua insan yang berbeda. Bukan suatu hal yang mudah juga untuk membangun sebuah rumah tangga. Merasa bosan? Hal yg wajar...