[#2] 54: Puncak

273 33 23
                                    

Hiks..








;



 

Woojin terus memperhatikan pemandangan luar jendela. Gedung tinggi dan beberapa perumahan kini sudah usai dilewati. Sekarang mobil sedan hitam itu mulai memasuki daerah yang lebih hijau. Banyak pepohonan dan tumbuhan lain di kanan kiri jalan. Jika dilihat dengan seksama, jalanan yang mereka tengah lalui ini sedikit menanjak dan berliku.

"Ayah, apa kita sudah sampai?"

"Hampir." Yoongi yang ada di balik kemudi terus memutar setir kekanan kiri mengikuti alur jalanan didepannya. "Ini sudah masuk daerah Puncak."

Woojin mengangguk paham dan kembali menatap luar jendela, "apa yang akan kita lakukan saat sampai di Puncak?"

"Melakukan kegiatan pada umumnya. Mungkin pergi ke beberapa tempat destinasi wisata boleh juga."

"Berapa lama disana?"

"Tiga hari, dua malam."

"Lho.. Tidak sekolah dong besok?" Yoongi berdecak sebal saat mobil di depannya berhenti mendadak, membuat kakinya reflek menginjak pedal rem. Jiyu yang tengah tertidur bahkan sampai terbangun akibat guncangan, "astaga! kenapa, Yoon?"

Yoongi menggeleng dan kembali menginjak pedal gas saat mobil di depannya kembali berjalan, "tidak. Mobil di depan berhenti mendadak tadi."

Jiyu mengangguk paham dan kembali memejam. Entahlah, tubuhnya terasa sangat lelah hari ini.

"Woojin tadi bilang apa?" Yoongi menatap anaknya melalui kaca spion tengah, "besok tidak sekolah? Besok 'kan hari senin."

"Dua hari kedepan 'kan tanggal merah. Sekolah libur. Tenang saja, sudah ayah atur semuanya."

;

Membuka seatbelt nya dan mulai menuruni mobil dengan perlahan. Manik sipitnya menatap tempat menginapnya dengan seksama. Sebuah rumah yang cukup luas, dari luarnya saja sudah terlihat seberapa besar rumah itu.

Puas menatap bangunan besar di depannya, Woojin segera membantu bundanya menuruni barang. Yoongi yang baru selesai mematikan mesin mobil juga ikut membantu untuk mengangkat barang bawaan yang cukup banyak. Woojin hanya di tugaskan membawa kopernya dan satu tas ringan. Dirinya mulai masuk mengikuti langkah ayahnya yang sudah masuk lebih dulu.

"Ini rumah kita?" Woojin meletakan tas ringan itu dimeja dan merapatkan kopernya ke dinding.

"Bukan. Kamu pikir ayah milyader, punya rumah dimana-mana?" Yoongi tertawa pelan di area dapur. Dirinya tengah mengemas bahan masakan.

"Lalu ini apa?" Woojin duduk di sofa hijau itu dan menatap bundanya yang ikut duduk di sampingnya. "Ini penginapan. Biasa disebut villa sama orang-orang."

;

Mjiyu_
📌 Mexican Villa, Puncak.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang