[#2] 46: gara-gara Jungkook

294 31 29
                                    

terakhir..?







;







Tubuh kecil yang ditarik paksa masuk ke dalam sebuah rumah itu hanya pasrah. Dia pasti akan dimaki habis-habisan karena berani melakukan hal tidak sopan seperti tadi.

Masih dengan wajah seramnya, yoongi membawa woojin pergi kekamarnya dan mendudukan anak itu di kursi belajarnya. Menatapnya tajam walaupun woojin hanya menunduk takut.

"Min woojin."

Woojin hanya diam. Sama sekali tidak memiliki niat mengangkat kepala demi menatap ayahnya. Tubuh kecilnya bergetar takut ditambah saat yoongi berjongkok dihadapannya, manik mereka bertemu.

"Kamu merasa hebat kalau tantrum brutal begitu?" woojin menggeleng, dia ingin sekali bersuara tapi tidak bisa. "Kenapa sampai brutal begitu?"

"Om jungkook ledek woojin terus.." ucapnya pelan seraya memutus kontak mata dengan ayahnya.

"Kan ayah sudah bilang, jangan didengarkan."

"Sudah. Tapi lama kelamaan woojin kesal juga karena om jungkook tetap tidak berhenti." yoongi menghela napas. Woojin tidak sepenuhnya salah, jungkook sendirilah yang menjadi awal mula tantrum brutal woojin.

"Terus, apa melempar mainan, menarik rambutnya, memukuli kepalanya adalah cara yang baik untuk membuatnya berhenti meledek?" woojin menggeleng, bibir tipisnya dikulum takut dan jari-jari kakinya bergerak gelisah.

Yoongi sendiri hanya bisa menghela napas, dia berusaha membuat emosinya kembali stabil. Dirinya segera meraih ponsel disaku celana dan menyalakan timer.

"Time out 30 menit." ucapannya seolah enggan dibantah. Sangat tegas dan dingin. Woojin yang sejak tadi menunduk pun segera mendangak, menatap ayahnya yang hendak keluar dari kamarnya.

"Ayah.." Yoongi berhenti dan menoleh, menaikan satu alisnya seolah bertanya ada apa.

"Jangan tinggalin Woojin di atas sendirian. Takut.."

Yoongi menghela napas lagi, "ini masih sore, Woojin. Lagi pula ayah di kamar."

Dan pada akhirnya Yoongi keluar dari kamar Woojin.

;

Didalam kamar, Yoongi hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV. Terkadang memperhatikan Jiyu yang tengah mondar-mandir merapikan kamar yang padahal sudah sangat rapi. Yoongi jadi bingung, apa yang sebenarnya Jiyu lakukan sampai terlihat sibuk begitu.

"Ji, sedang apa sih?"

"Mencari aktivitas."

"Diam saja kenapa sih, tanganmu itu masih sakit."

Jiyu tidak peduli, toh dia bosan ditambah pekerjaan rumah sudah rapi semua. Jadi Jiyu benar-benar tidak ada kerjaan.

Tiba-tiba saja pintu kamar mereka dibuka pelan dan muncullah Woojin dengan suara timer yang sudah melewati batasnya. Woojin membawa ponsel itu mendekati pemiliknya dan memberikannya dengan kepala sedikit tertunduk. Takut-takut dirinya ketauan habis menangis.

"Sudah paham?" Yoongi menerima ponselnya dan mengangkat Woojin keatas pangkuannya. Woojin sendiri mengangguk dan mengusap matanya yang sudah basah.

"Terus sekarang harus apa?"

"Minta maaf?" Yoongi mengangguk sekali lalu kembali memberikan ponselnya yang tengah menelpon Jungkook dengan panggilan video.

Woojin yang dapat berkaca diponsel ayahnya dapat melihat segimana kacau wajahnya saat ini. Beruntung tetap tampan.

[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang