[#2] 21: beban pikiran

333 36 5
                                    

Thanks for vote!
Sorry for typo!

Enjoy-!



;



Jiyu mengernyit bingung saat menemukan sang anak tengah tertidur disofa ruang tengah dengan ponselnya yang menyala menampilkan beranda pencarian.

Operasi Plastik.

Mengambil ponsel nya dan membiarkan sang anak tidur dengan posisi telengkupnya.

Hari ini woojin pulang bersama felix dan jansen dengan bis sekolah seperti biasa. Tapi jiyu bisa lihat gelagat tak biasa dari wajah murung anaknya. Sejak pulang sekolah tadi woojin terlihat sangat murung dan hanya sedikit berbicara. Karena takut kejadian yang sama terulang, jiyu akhirnya memutuskan untuk memeriksa bagian tubuh woojin yang tertutup lengan baju. Takut takut anak nya kembali menyembunyikan luka.

Tapi nihil. Jiyu tidak menemukan luka baru dan hanya menemukan luka gores dilengan woojin yang sudah mengering.

Batin seorang ibu itu yang paling dekat dengan batin anaknya. Jelas jika jiyu merasakan ada yang mengganggu pikiran woojin.

Sore hari setelah yoongi pulang bekerja, woojin masih tertidur pulas disofa. Hanya saja posisi telengkupnya sudah berubah menjadi telentang. Yoongi yang sudah mandi tengah duduk di sofa single dengan TV menyala, menampilkan piala dunia antara Malaysia dan China.

Sempat beberapa kali menoleh kearah woojin jika anak itu bergerak untuk mengubah posisi atau sekedar meregangkan otot otot nya.

Hingga tepat pukul tujuh malam, woojin masih tetap terlelap. Padahal ini sudah masuk waktu makan malam. Dengan perlahan jiyu membangunkan sang anak dengan tepukan ringan di pipi. Woojin mengerang kecil dan mulai membuka mata perlahan.

"Bangun yu, sudah waktunya makan malam" senyuman manisnya dapat membuat beban pikiran woojin menghilang, walau sedikit.

Bangkit dan langsung memeluk bundanya dengan erat. Seolah takut untuk ditinggal sendiri.

"Mau mandi atau makan dulu?"

Woojin melepas pelukan nya dan melihat ayah nya yang masih asik memandang TV dengan lapangan hijau yang terbentang luas disana.

"Mandi" jiyu pun mengangguk dengan senyuman yang sama. Tidak hilang sedikitpun. Senyuman manis yang dapat menjadi penyemangat bagi woojin sendiri.

Selepas dengan acara mandi nya, mereka kembali kedapur dan woojin langsung duduk di meja makan dengan yoongi yang sudah siap sejak tadi.

Sesi makan malam berjalan dengan semestinya, yoongi yang tidak banyak omong, jiyu yang sibuk mengunyah dengan sorot mata yang tak lepas dari sang anak, dan woojin yang makan dengan tidak lahap dan terus menerus melamun sejak awal sesi makan malam dimulai.

Karena tidur siang terlalu lama, woojin jadi harus mengerjakan tugas setelah makan malam dan itu memakan banyak waktu. Pukul sepuluh malam, woojin baru berhasil menyelesaikan tugasnya. Dia segera merapikan buku untuk besok kedalam tas dan masuk kedalam tenda tanpa mengucapkan apapun.

;

Pagi hari yang sangat tidak mendukung datang hari ini. Pagi dimana semua orang tidak berfikir untuk beranjak dari zona nyamannya untuk melakukan aktivitas karena hujan tengah turun dengan sangat deras.

Woojin yang baru saja terbangun langsung pergi kearah pintu kaca menuju balkon. Menatap pintu yang berembun karena hujan dan hawa dingin itu dengan seksama. Berharap hujan akan terus turun lebat supaya tidak ada yang harus beraktifitas hari ini.

[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang