Selama pesawat terbang, woojin tidak banyak tingkah. Duduk di samping yoongi yang tengah tidur lelap.
Jiyu sedang ke toilet, woojin sendiri hanya menatap ke luar jendela. Tiba tiba kembali terbayang, bagaimana paman baik itu bilang bahwa mereka harus pergi, lalu dia meninggalkan woojin sendiri.
Woojin pun langsung memejam, dia selalu takut dengan kejadian yang dia lihat secara diam diam waktu itu.
Paman baik itu sedang berdiri di dekat dapur, lalu merobek foto ayah nya yang ada di papan kayu dan membakarnya. Sebelum itu dia sempat mendengar kata kata membunuh.
Woojin juga mendengar, perkataan perkataan kasar yang keluar dari mulut paman baik itu.
Setelah itulah, woojin di ajak pergi dan di tinggal di persimpangan jalan.
Entah salah lihat atau apa, sekarang dia mulai menggila, mata nya melihat paman baik itu di salah satu kursi penumpang. Impossible.
Tubuh kecil nya kembali bergetar, dia menangis dalam diam. Berusaha meredam suara isakan nya agar tidak mengganggu penumpang lain.
Woojin pun tidak tahan, dia butuh pelukan. Dia menggoyang pelan tangan yoongi, membuat sang ayah tersadar dan menoleh kearah nya.
"Takut" cicit nya pelan. Takut takut ayah nya marah karena tidur nya terganggu.
Melihat kondisi anaknya yang terlihat tidak baik, dia menoleh. Tidak menemukan jiyu di kursinya jadi yoongi segera memangku dan memeluk anaknya.
"Takut apa?"
"Paman ba—"
"woo."
Mulut nya merapat. Ingin sekali bercerita pada ayah nya tentang apa yang dia lihat di rumah paman baik itu. Tapi dia belum punya nyali yang cukup.
Tak lama jiyu kembali, menanyakan apa yang terjadi dan yoongi hanya mengangkat bahu sambil memejam.
Ingin mengambil alih woojin, tapi anak nya itu memeluk suaminya dengan sangat erat. Jadi dia mengurungkan niatnya.
Jiyu yakin pasti diotak woojin ada yang tidak beres, sehingga membuat anak itu takut ditinggal sendirian.
Pesawat sudah mendarat. Hari sudah mulai gelap, mereka pun segera mencari taksi untuk pulang ke rumah nya.
Yoongi kembali terlelap di dalam taksi, jiyu sendiri hanya memangku woojin.
"Woo" si anak mendangak, menatap bundanya dengan wajah bertanya.
"Bunda tanya, woojin jawab jujur. Mau?" mendapat respon anggukan membuat jiyu tersenyum kecil.
"Tadi di pesawat woojin kenapa?"
Woojin tidak langsung menjawabnya, dia hanya diam sambil menatap bundanya.
"Woojin takut"
"Takut apa? Kan tidak ada kecoa dipesawat"
"Bukan kecoa"
"Lalu?"
"Paman jisoon"
~
~Hari pun berganti, woojin terbangun karena serangan dari seseorang yang mendusel dilehernya. Rambut tebal orang itu bahkan mengenai wajahnya.
"Woojin~ bangun~"
"Ngantuk" rengek woojin yang masih setia menutup matanya.
Tubuh kecil nya terangkat, dan didaratkan di kursi makan nya.
"Ayah sama bunda harus pergi woo, nanti kamu sama om jungkook yah"
Raut wajahnya berubah seketika, "kemana? Woojin mau ikut"
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.
Fanfiction[BAHASA] [Minim konflik || Family] Siapa yang tau jodoh, rejeki dan maut kalau bukan tuhan. Only god. Sulit memang menyatukan dua insan yang berbeda. Bukan suatu hal yang mudah juga untuk membangun sebuah rumah tangga. Merasa bosan? Hal yg wajar...