Woojin hanya bisa terdiam diatas kasurnya. Memeluk boneka kelincinya sambil menatap takut pintu kamar. Pasalnya dia terus mendengar teriakan ayah nya di luar. Dia ditinggal sendiri dikamar. Ingin menghampiri tapi tidak punya nyali.
Sedangkan disisi lain, terdapat dua insan yang sama sama emosi, meledak ledak hingga lupa posisi.
Yoongi melihat jiyu berada di sebuah cafe sore tadi. Dan dia tidak sendiri, melainkan bersama seorang laki laki di hadapan nya. Bercengkrama hingga terlihat bergitu mesra. Lagi.
Yoongi jelas marah. Apa kasih sayang nya selama ini harus dikhianati? Bahkan setelah mereka memiliki woojin? Ini tidak benar, dan dia berhak marah.
"Sudah ku bilang kamu salah paham! Dengar penjelasan ku dulu, yoon"
"Penjelasan apa? Tak ada guna nya jika kamu menjelaskan nya tapi masih melakukan hal yang sama!"
"Itu temanku"
"Teman apa? Jangan bodohi aku! Ini Indonesia dan kamu tidak punya teman disini selain bangtan!--- Lagipula, harus bertemu teman tapi menitipkan woojin ke taehyung? Kenapa tidak diajak? Supaya dia mengira kamu belum menikah?"
"Bukan begitu, yoon. Aku baru kenal, dan kita hanya sebatas teman!"
"Semua berawal dari teman, ji. Aku kecewa padamu"
Yoongi masuk kamar dan segera merapikan baju baju nya. Mengambil baju woojin lalu menghampiri woojin yang sedang menatapnya.
"Woojin ikut ayah" Sang anak bangkit lalu memeluk ayah nya yang berbicara selembut mungkin.
"Kita mau kemana? Apa bunda ikut?"
"Ke suatu tempat" yoongi langsung mengangkat anaknya dan segera pergi dari rumah. Menulikan telinga dari suara teriakan dan permohonan maaf jiyu.
Pergi ke apartemen jimin satu satu nya tempat yang terlintas di pikiran nya. Sedikit khawatir dengan jiyu yang dirinya tinggal di tengah malam begini, tapi dia mencoba untuk tidak memperdulikan nya.
"Kau gila hyung?!"
"Aku hanya akan semalam disini. Selebihnya aku akan menyewa apart"
"Tapi oppa, apa jiyu akan baik baik saja? Dia pasti sedih" youngmin meletakan nampan dimeja lalu menyajikan teh hangat di depan yoongi.
Yoongi hanya menghela napas lalu meminum teh nya sedikit, "aku hanya ingin dia sadar apa kesalahan nya"
"Tapi hyung, jika jin hyung atau taehyung tau, mereka pasti akan marah"
"Soal mereka, biar aku yang urus"
Woojin berjalan santai dua langkah di belakang sang ayah. Dia harus ikut ke tempat kerja ayah nya karena kemauan ayahnya sendiri.
Dengan semangkuk eskrim ditangan nya, woojin jadi tidak banyak bicara. Terus mengikuti yoongi hingga masuk ke dalam kelas. Yoongi mendudukinya di kursi dosen lalu mengusak kepalanya.
"Diam disini"
Memulai pembelajaran hari ini, yoongi pastikan semua mahasiswa nya tidak fokus ke materi yang dia sampaikan. Bisa yoongi lihat, mata mereka lebih tertuju ke woojin yang tengah menjilati jari mungilnya karena eskrim.
Yoongi masa bodo, dia terus menyampaikan materi walaupun dia tau hanya beberapa mahasiswa yang memperhatikannya.
"Baiklah, materi hari ini selesai. Ada yang ingin ditanyakan?"
Yoongi menatap mahasiswa yang mengangkat tangan lalu mempersilahkannya.
"Tugas yang bapak kasih di kumpul minggu depan atau pas ada jadwal bapak lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.
Fanfic[BAHASA] [Minim konflik || Family] Siapa yang tau jodoh, rejeki dan maut kalau bukan tuhan. Only god. Sulit memang menyatukan dua insan yang berbeda. Bukan suatu hal yang mudah juga untuk membangun sebuah rumah tangga. Merasa bosan? Hal yg wajar...