bilang apa hayo?
;
Tiga puluh menit sudah Jiyu kembali pada kasur dikamar nya, dan selama itu pula Woojin terus memeluk bundanya, meninggalkan play station nya dan lebih mementingkan bunda nya sekarang.
Si kembar yang selama ini hanya tau bundanya pergi bersama ayahnya tengah di beri pengertian karena cukup kaget melihat kondisi Jiyu.
Remaja tiga belas tahun itu tidak berhenti menangis dalam dekapan bundanya. Jiyu sendiri hanya mampu mengusap pelan rambut Woojin.
"Bunda kenapa pulang? Sudah sembuh?"
Jiyu tersenyum tipis, "bunda rindu Woojin, rindu si kembar. Memang tidak boleh bunda pulang?"
"Bukan begitu. Bunda kan harus terus menjalankan perawatan. Woojin bisa kok pergi ke rumah sakit kalau bunda rindu."
"Tidak semudah itu anak di bawah umur bisa masuk keruang rawat inap."
Woojin diam, benar juga apa yang dikatakan bundanya. Penjagaan di sana pasti sangat ketat.
"Lebih baik sekarang Woojin tidur ya, sudah malam."
"Tapi bun, besok kan libur. Woojin ingin begadang."
"Tidur saja ya? Besok pagi bunda ingin keliling komplek, sudah lama tidak jalan-jalan. Woojin mau bantu bunda? Bunda tidak bisa menjalankan kursi roda bunda sendiri."
Woojin mengangguk antusias, "mau! Tapi sebelum jalan-jalan Woojin mau buatkan bunda sarapan, bunda ingin apa?"
"Apapun. Apa yang Woojin masak akan bunda makan."
"Bunda boleh makan sandwich?"
"Boleh, tapi jangan pedas ya"
"Ok! Besok Woojin buatkan bunda sandwich. Sekarang Woojin balik ke kamar dulu." Woojin bangkit, mencium kening bundanya dengan lembut, "selamat malam, bunda"
Bergegas keluar dan masuk ke kamar nya sendiri. Berbaring di kasur nya lalu menghela napas. Woojin butuh penjelasan ayah nya.
;
Woojin menatap jam dinding digital yang ada di kamar nya. Tepat tengah malam dan Woojin belum tidur. Lebih tepatnya tidak bisa tidur. Tubuh yang sudah berbaring itu bangkit dan mendekat ke meja belajarnya, menghela napas pelan seraya menatap foto satu keluarga utuh dengan senyuman manis.
Woojin duduk di kursinya, mengambil buku pelajaran sekolahnya dan membuka halaman yang tengah di pelajari. Woojin jarang tidak bisa tidur, jadi kalau sudah begini biasanya dia akan dengan sengaja membuat otot matanya kelelahan hingga tertidur.
Entah sejak kapan Woojin terlelap di atas bukunya dengan posisi duduk yang sangat tidak nyaman. Yoongi yang baru saja kembali dari dapur di buat bingung karena kamar Woojin masih terang dengan lampu kamar yang menyala, sedangkan biasanya Woojin akan tidur hanya dengan lampu tidur atau tidak sama sekali. Setelah mengantar air untuk istrinya, dirinya kembali keluar dari kamar dan masuk perlahan ke kamar Woojin.
Melihat anak nya tertidur di kursi belajarnya membuat Yoongi tersenyum tipis. Terlampau tau kebiasaan anaknya itu. Walau besok hari nya ujian, Woojin tidak pernah belajar hingga larut begini.
Dengan pelahan Yoongi mulai membangunkan sulungnya, dengan menggoyangkan bahu serta memanggilnya dengan pelan sukses membuat Woojin membuka matanya walau sangat tipis.
"Pindah ke kasur, nanti sakit punggungnya." Woojin yang sudah terlalu mengantuk hanya menurut. Bangkit dan langsung berpindah haluan pada kasur nyaman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.
Fanfic[BAHASA] [Minim konflik || Family] Siapa yang tau jodoh, rejeki dan maut kalau bukan tuhan. Only god. Sulit memang menyatukan dua insan yang berbeda. Bukan suatu hal yang mudah juga untuk membangun sebuah rumah tangga. Merasa bosan? Hal yg wajar...