[#2] 35: hasil pemeriksaan

301 31 15
                                    











;
 







Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan telah terlewati. Sekarang perut jiyu sudah semakin membuncit seraya bertambahnya usia baby doll.

Walaupun sudah memasuki usia 5 bulan, jiyu masih saja mengidam yang aneh-aneh. Seperti bulan lalu, dia mau pangsit rebus yang dibakar. Minggu lalu, dia mau permen karet yang bisa ditelan. Dan kemarin, semakin aneh, dia mau makan daging gajah. Semua permintaannya tidak masuk akal.

Yoongi sudah pusing tujuh keliling, kelimpungan sendiri dengan semua kemauan istrinya yang harus dipenuhi. Jika yoongi menolak mencari, jiyu akan mengeluarkan jurus andalan, seperti, "nanti kalau bayinya ileran gimana? Aku tidak mau!"

Dan bodohnya yoongi percaya tahayul itu.

Hari ini, yoongi pulang lebih awal. Pukul tiga sore sudah sampai dirumah. Alasannya, nanti akan ada pertemuan antara jiyu dan dokter untuk mengetahui jenis kelamin baby doll. Yoongi tentu saja senang, dia sangat penasaran dengan hasilnya.

Jiyu pun sama, woojin apalagi. Anak itu bahkan sudah menelpon ayahnya terus menerus semenjak dirinya pulang sekolah. Sekedar menanyakan kapan pulang atau menyuruhnya untuk cepat pulang.

Tepat pada pukul lima sore woojin yang sudah rapi dengan turtle neck dan jaket rajutnya tengah mengenakan sepatu sekarang. Sedangkan jiyu tengah duduk manis diatas sofa dengan kaki yang dipasangkan sepatu oleh yoongi. Bukannya malas, tapi perut buncit nya menghalangi. Jiyu bahkan kesulitan saat ingin mengambil sesuatu yang jatuh.

Selesai semuanya rapi, mereka segera berangkat. Woojin dikursi belakang hanya terus bernyanyi mengikuti alunan musik yang keluar dari layar ponsel bundanya. Menghiraukan dua insan yang tengah asik mengobrol didepan.

"Oh iya- woojin dirumah om jimin saja ya"-yoongi

"Kenapa?"

"Kalau ikut nanti tidak boleh masuk, percuma saja. Lebih baik dirumah om jimin, nanti hasilnya ayah beritahu."

"Oke!" woojin paham dengan hasil yang ayahnya maksud. Sebagai calon kakak yang baik, woojin terus menuruti ayah dan bundanya. Memang sesekali tidak mendengarkan sih tapi lebih sering menurut kok.

Setelah mobil hitam itu terparkir rapi di basement, yoongi segera turun untuk mengantar woojin ke apartemen jimin. Jiyu menolak turun karena sekarang dirinya cepat sekali pengap walaupun berjalan sebentar saja. Jadi dia lebih memilih diam dimobil daripada harus ikut mengantar woojin.

Tangan woojin terus digenggam bahkan saat mereka sudah sampai didepan pintu apartemen dengan nomor 184 itu. Setelah menekan bel, mereka mundur satu langkah. Tak lama, seseorang membukaan pintunya dan ternyata itu adalah minji. Anak perempuan jimin yang sudah semakin besar.

"Hai, woojin! Hai, om!"-minji

"Hai, kakak minji!"-woojin

"Appamu mana?"-yoongi

"Ada, didalam. Sedang masak, eomma sedang pergi."-minji

"Yasudah. Om harus segera pergi, om titip woojin ya"-yoongi

Minji mengangguk patuh lalu mengambil alih genggaman tangan woojin.

"Woojin baik-baik sama kakak minji ya"

Woojin juga mengangguk patuh mengikuti minji tadi.

"Yasudah, ayah pergi ya- jim, aku titip woojin!"

"Iya, hyung. Hati-hati!"


;


"Woo, sekarang kita mewarnai yang ini ya.." minji membalik bukunya dan terlihat gambar pesawat yang tengah melayang diudara.

[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang