[#2] 49: jenguk

247 25 32
                                    

Besok anniv-nya!
Up-nya sekarang aja ya!
Mau double up?









;








Myoongi_

Myoongi_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

9.296 likes
Myoongi_ hari pertama, jenguk korban.

———

Woojin membenarkan posisi topi kuningnya yang miring. Tungkai mungilnya terus berjalan mengikuti langkah ayahnya. Mereka baru saja sampai di rumah sakit tempat Max dirawat. Memasuki lift dan Yoongi menekan tombol 5 sebagai tujuan. Keluar dari lift, tangan Woojin digenggam karena takut hilang. Woojin sendiri berfikir begitu, kalau dia kesasar dan justru bertemu kamar mayat gimana, Woojin tidak mau pingsan.

Memasuki salah satu koridor dan menghampiri pemuda yang tengah terduduk dikursi tunggu, "Marlon ya?" tebak Yoongi.

Pemuda itu mendangak dan dengan sigap berdiri demi menghormati yang lebih tua, "Iya, Pak. Saya Marlon, Kakaknya Max."

Fyi, Yoongi sudah membuat janji dengan Marlon, jadi Marlon menunggu diluar supaya Yoongi tidak kesulitan mencari.

"Saya Yoongi, Ayahnya Woojin. Dan ini Woojin, yang bikin masalah." Woojin cemberut karena perkataan ayahnya, apa tidak ada cara perkenalan yang lebih bagus? Seolah-olah, Woojin yang sepenuhnya bersalah disini.

Marlon mengangguk tipis, lalu berjongkok dihadapan Woojin, "jadi kamu Woojin?". Woojin mengangguk pelan, kelihatannya Marlon lebih baik dibanding Max, "Aku selaku Kakaknya Max minta maaf ya.. Aku tau Max memang selalu jahat diomongan. Walaupun Max ceritanya dia tidak bilang apa-apa, tetap saja aku tidak percaya. Max itu tempramen. Bahkan dia berani memukulku jika ada keinginannya yang tidak dituruti. Sejak usianya dua tahun, Aku urus Max seorang diri. Mungkin sejak saat itu aku salah dalam mendidiknya. Makanya, Max menjadi orang yang sangat emosian dan egois seperti sekarang."

Woojin menatap Marlon yang berusaha tersenyum, "Memangnya orang tua Max kemana? Kenapa Kakak Marlon yang urus Max?". Pertanyaan Woojin membuat Marlon menunduk sebentar dan kembali menatap Woojin, "Karena hanya aku yang Max punya untuk saat ini. 4 tahun lalu, Papanya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Mamanya tidak terima dengan fakta bahwa suaminya meninggal. Satu minggu pertama, biasa saja. Mama, aku dan Max bisa mengikhlaskan kepergian Papa. Tapi satu bulan kemudian, entah kenapa Mama mulai bertingkah aneh. Suka berbicara sendiri, menganggap Papa masih ada sisinya. Dan ternyata Mama mengalami kejiwaan dan harus dirawat di rumah sakit."

"Em.. Maaf, Kak Marlon." Woojin merasa tidak enak saat melihat air mata Marlon sudah terbendung di pelupuk. Entah pergerakan darimana, Woojin mendekat dan memeluknya erat. Dibelakang, Yoongi hanya bisa tersenyum simpul melihat perlakuan anaknya pada seseorang yang mengalami hal sulit.

"Kamu mau bertemu Max? Dia ada di dalam." Woojin mengangguk dan mengikuti langkah Marlon yang masuk ke sebuah ruang inap.

"Max temanmu datang ingin menjenguk nih.." Marlon mendekat kearah brankar dan mengusap rambut Max. Woojin dapat melihat lirikan mata Max kearahnya. Lalu setelahnya Max memutar tubuh membelakangi Woojin.

[#2] 𝗠𝗥. 𝗦𝗧𝗜𝗙𝗙 | myg.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang