Rumor Girl
By : Yoora KinSuara musik memenuhi tempat yang kurang pencahayaan. Seorang gadis dengan gerakan lincahnya membuat minuman untuk pelanggannya di meja bar. Sesekali ada pria yang menggodanya tapi dia ahli dalam mengabaikan.
"Hei, cantik ! ikut gue mau ?", goda salah satu pria sambil menahan tangannya.
Karina berusaha menarik tangannya tapi pria itu tidak berniat melepaskannya.
"Lepas !"
Seorang pemuda mencengkram kuat bahu pria itu hingga akhirnya pria itu menyerah dan melepaskan tangan Karina lalu pergi.
"Apa gue bilang ! tempat ini berbahaya buat lo", pemuda itu mengambil tempat di depan Karina.
Tanpa disuruh tangan Karina bergerak cepat membuat minuman untuk pelanggan tetapnya itu.
"Nggak ada tempat yang aman buat orang kayak gue", jawab Karina dingin.
"Hei Mark ! berhenti ganggu Karina ! dia salah satu tambang emas gue disini", Ten pemilik club.
"Yah, juga bom yang bisa ngehancurin tempat ini !", kata Mark sinis.
Yah, benar. Karina bartender yang hebat dan juga salah satu daya tarik club itu adalah paras cantiknya. Tapi, juga bom waktu yang bisa meledak kapanpun. Jangan lupa ! dirinya masih di bawah umur. Tapi, Karina bukan satu-satunya disitu. Banyak pelayan hingga wanita penghibur di club itu yang masih di bawah umur.
Mark selalu datang setiap malam. Menunggu gadis itu selesai bekerja. Mengekori Karina yang keras kepala selalu menolak tawaran Mark untuk mengantarnya pulang. Seperti sekarang. Mark menjalankan motornya pelan mengikuti dari belakang Karina. Sebenarnya Karina memang tidak butuh tumpangan. Rumahnya hanya beberapa gang dari club.
Jalanan sudah sepi karena sudah dini hari sekitar pukul 3 pagi. Hanya terdengar langkah kaki Karina ditemani deruan motor Mark yang digas pelan.
Karina mengabaikan Mark dan langsung masuk ke rumah sederhananya. Tidak menunggu lama, terdengar deruan motor Mark yang semakin menjauh. Dia pergi.
Mata Karina melirik sebentar ke sofa ruang tamu sebelum menuju kamarnya. Di sofa pemuda yang faktanya adalah Kakak kandungnya sedang terlelap. Wajahnya penuh lebam dan luka.
Tadinya Karina ingin mengabaikannya tapi dia akhirnya kembali ke ruang tamu dengan kotak P3K.
"Akh !", Taeyong terbangun merasakan perih di sudut bibirnya.
Matanya terbuka dan yang pertama dilihatnya adalah wajah adiknya.
"Nggak sekalian mati aja ! nyusahin !", kata Karina kesal.
"Gue bisa sendiri !"
Taeyong mengambil kotak P3K dari Karina dan berjalan tertatih ke kamarnya. Dia lelah dan tidak ingin mendengar omelan adiknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Di lorong rumah sakit. Seorang gadis masih dengan seragam sekolahnya berjalan sambil menenteng sebuah kotak berisi kue.
Langkahnya berhenti di depan sebuah ruang rawat.
Ceklek...
Matanya langsung menangkap sosok Ibunya yang terbaring tidak sadarkan diri. Sudah 5 tahun wanita itu mengalami koma. Entah kapan mata itu terbuka lagi.
Karina mengambil tempat duduk di samping Ibunya. Mengeluarkan cake dari kotak dan memasang lilin ulangtahun.
Ceklek...
"Apa ? gue nggak terlambat kan !"
Taeyong memasuki ruangan itu dan mengambil tempat di seberang Karina. Setelah menyalahkan semua lilin Karina menatap Taeyong.
"Apa lagi ?"
"Tahun ini giliran Oppa yang nyanyi"
Taeyong menarik nafasnya lalu mulai menyanyikan lagu ulangtahun untuk Ibunya. Dengan sangat pelan.
"Nggak kedengaran !", sindir Karina.
Alhasil Taeyong bernyanyi sedikit berteriak dengan melototi adiknya.
"Hahaha ! muka lo kek kucing kejepit"
"Ketawain aja terus !", cibir Taeyong. "Buruan tiup lilinnya !"
Keduanya meniup lilin untuk Ibu mereka.
"Happy birthday Ma ! cepat bangun Taeyong Kangen diomelin Mama"
"Bener Ma ! Kak Yongie butuh diomelin Ma. Kerjaannya cuma balapan sama tawuran", aduh Karina seakan bisa didengar Ibunya.
"Cih, tukang ngaduh lo !"
Taeyong yang kesal berdiri lalu mengacak-acak rambut Karina membuat gadis itu kesal.
Tanpa mereka sadari. Di luar ruangan ada seorang pria yang mengawasi mereka."Berapa lama wanita itu bisa bertahan ?", tanya pria itu pada dokter yang berdiri tepat di sampingnya.
"Tidak dapat dipastikan. Dia bergantung pada alat-alat itu", jawab si dokter.
.
.
.
.
.
.
.Sekolah sudah sepi. Hanya tertinggal beberapa anggota ekskul basket yang baru saja selesai berlatih.
Langit sudah berwarna jingga tanda matahari akan terbenam sebentar lagi. Jaemin yang sudah di parkiran kembali ke ruang ganti karena kunci motornya tertinggal disana.
Langkahnya terhenti saat melewati perpustakaan karena ada yang menyalahkan lampu dalam ruangan itu.
Karena penasaran. Jaemin mengintip dari cela pintu yang memang sedikit terbuka. Matanya menangkap sosok gadis paling terkenal pembuat onar di sekolahnya. Yah, itu Karina. Dia terlihat serius dengan tumpukan buku di mejanya.
Jaemin tidak pernah peduli dengan rumor di sekolahnya. Dia sendiri mendengar tentang Karina dari teman-temannya terutama Jeno yang selalu kesal setiap kali dikalahkan gadis itu. Dan jangan lupa Renjun, Jisung, Haechan, atau Sungchan yang selalu menjadi korban kejahilan Karina.
Tanpa sadar Jaemin terpaku pada sosoknya. Paras cantik yang selalu membuat orang lain iri hingga muncul banyak rumor tentangnya.
Sesaat kemudian, Jaemin tersadar dan berjalan perlahan meninggalkan perpustakaan. Dia tidak ingin mengganggu Karina.
Baru saja Jaemin akan pergi dengan motornya. Karina terlihat berlari melewati parkiran menuju gerbang sekolah.
"Mark hyung ?", gumam Jaemin mengenali pemuda yang datang menjemput Karina.
Sedetik kemudian dia mengabaikan apa yang dilihatnya. Itu bukan urusannya. Dia memilih pulang sebelum mendapat omelan dari Ibunya karena pulang terlambat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim