Rumor Girl
By : Yoora KinMatahari sudah bersinar terang. Sepasang manusia masih nyaman di bawah selimut hangat dengan pelukan yang tak kalah hangat. Keduanya mengabaikan fakta bahwa hari ini mereka harus ke sekolah. Lagipula tidak ada gunanya jika mereka baru bangun sekarang. Pasalnya waktu sudah menunjukan pukul 10.00 a.m.
Ceklek...
"What the- ! gue kira ke sekolah. Kamar gue ternodai !", ucap Taeyong heboh mendapati ada dua manusia di ranjangnya.
Mark yang sempat mematung sebentar akhirnya mendekat dan membangunkan Jeno. Mengguncang tubuh adiknya hingga pemuda itu terbangun.
"Apaan sih ? masih ngantuk", protes Jeno entah matanya sudah terbuka atau tidak pasalnya matanya memang sipit.
"Udah siang Jen ! nggak nyadar tidur di rumah orang ?", Jeno akhirnya membuka lebar kedua mata sipitnya mengingat kembali kejadian semalam lalu menoleh ke sampingnya yang langsung disambut wajah polos Karina yang masih terlelap. Wajahnya sangat tenang saat tertidur.
Perlahan-lahan Jeno berusaha bangun memindahkan tangan Karina yang memeluk perutnya tapi Karina malah mengeratkan pelukannya.
"Ck lama !"
Taeyong berjalan setengah pincang karena kakinya masih dipasangi gips. Berjalan menuju ke samping adiknya dan duduk di pinggiran ranjang.
"Bangun woy ! Kebo banget sih ! kamar gue !", Taeyong mengguncang tubuh Karina bahkan menarik tubuh gadis itu agar terduduk.
"Apaan sih bangsat ! ganggu banget lo kampret, ck !", Karina berdecak kesal lalu memilih keluar dari kamar Taeyong berpindah ke kamarnya.
Lee bersaudara yang menonton aksi bar-bar si Kakak-beradik itu hanya bisa melongo. Oke ! Bar-bar mereka sudah mendarah daging.
Blam...
Karina menutup kasar pintu kamarnya dan langsung mengungkung dirinya dengan selimut. Menyembunyikan wajahnya yang memerah serta detak jantungnya yang sangat cepat. Dia kenapa ? malu mengingat dirinya yang tadi memeluk erat Lee Jeno.
"Kan dia yang minta gue tidur bareng !", gumamnya meyakinkan diri. "Tadi juga gue masih setengah sadar waktu meluk dia. Ngapain gue malu ?", dia berguling-guling tidak jelas di tempat tidur sambil terus bergumam meyakinkan diri.
Tok...
Tok...
Tok.."KAR ? GUE PULANG YAH !", suara Jeno yang jelas sengaja berteriak di depan pintu kamarnya.
"PULANG SANA ! BIKIN RUSUH PAGI-PAGI", balas Karina ikut berteriak.
Jeno pulang bersama Mark. Tepatnya pulang dengan mobil masing-masing. Lee bersaudara memasuki rumah beriringan. Rumah yang sudah sangat rapih berbanding terbalik dengan kondisi semalam saat Jeno meninggalkan rumah. Selain rapih tapi juga sepi. Kedua orangtua mereka sudah berangkat kerja.
Jeno melengang acuh menuju kamarnya diikuti Mark.
"Jen, sorry ! gue nggak tahu semalam Mama pulang", ucap Mark merasa bersalah.
"Nggak usah dibahas hyung !", balas Jeno dan langsung memasuki kamarnya meninggalkan Mark dan rasa bersalahnya.
Jeno memutar kunci pintu kamarnya. Sengaja tidak ingin diganggu. Mengambil rokok dari laci paling bawah yang disembunyikannya. Duduk di depan jendela yang terbuka lebar dan mulai menyesap rokok, mencoba mencari ketenangan.
"Yah lo juga nggak boleh kalo gue nggak boleh"
Dia mendengus kecil mengingat perkataan Karina waktu itu. Pada akhirnya hanya satu kali menyesap rokok itu lalu mematikannya.
"Gue bukannya suka lo tapi temen lo"
"Siapa sih, bangsat !", umpatnya kesal.
.
.
.
.
.
.
.Jam sekolah sudah berakhir. Jaemin bergegas menuju parkiran dan langsung masuk ke mobilnya mengabaikan teriakan Haechan dan Renjun yang menggelegar meneriakan namanya.
Dia terburu-buru menuju bandara sesekali merilik jam tangan. Semoga saja dia tidak terlambat dan mendapat omelan seseorang.
Begitu tiba di bandara. Jaemin langsung menuju International Arrival. Dia bernafas lega karena tiba tepat waktu. Matanya menyipit memfokuskan penglihatannya mencari sosok gadis mungil.
"Oppa !"
Seulas senyum tampil di wajah tampannya mendapati orang yang ditunggunya. Seorang gadis mungil berlari kecil sambil menarik kopernya.
Bruk...
Gadis itu langsung menghambur ke pelukan Jaemin.
"Wuahh sejak kapan oppa setinggi ini ? Aku kan hanya pergi sebentar", keluh gadis itu berjalan mengelilingi tubuh Jaemin.
"5 tahun tidak sebentar", protes Winter.
"Hehehe... ayo pulang !"
Jaemin tersenyum hangat dan menggandeng gadis itu pulang. Sepanjang jalan diisi oleh celotehan gadis itu tentang cerita kehidupannya selama 5 tahun di negeri orang. Hingga akhirnya mobil Jaemin memasuki pekarangan rumah mewah.
Keduanya disambut senyuman hangat seorang wanita paruh baya yang merentangkan tangannya. Gadis itu berlari dan memeluk erat wanita yang melahirkannya. Melepas rindu.
"Wuahhh Mama !"
"Sstss ! baru juga semenit pulang udah berisik", protes pria jangkun yang tiba-tiba muncul di belakang ibunya.
"Jungwoo Oppa !", pekik gadis itu lalu kini beralih ke pelukan Kakaknya.
"Duhh adek gue yang berisik akhirnya pulang"
"Hehehe pasti rumah sepi kan nggak ada aku. Winter gitu !", ucap ceria gadis bernama Winter Kim itu. "Eh, Papa mana ?", tanyanya kemudian mendapati satu anggota keluarga tidak ada disana.
Suasana hening sebentar hingga sang Ibu menjawab, "Papa kamu yah di kantor. Kayak nggak tahu aja gimana sibuknya Papa kamu"
"Eh, iya sih"
"Nah, ayo masuk ! Ayo Jaemin, kamu juga masuk ! terimakasih sudah jemput Winter"
"Sama-sama tante !", jawab Jaemin lalu mengekor keluarga itu masuk ke dalam.
Jaemin ikut makan siang di rumah itu yang kembali diisi celotehan si gadis cerewet. Benar kata Jungwoo ! rumah iti pasti akan ramai sekarang.
"Jadi aku masuk sekolah Jaemin Oppa ?", tanya Winter antusias dan dijawab anggukan Ibunya.
"Titip adek gue, Jaem ! sorry rada berisik, pasti lu bakal repot !", ucap Jungwoo setengah meledek Winter
"Ck, nggak sadar diri sedirinya berisik", cibir Winter.
"Udah kebal kok sama orang yang berisik", jawab Jaemin tersenyum.
Pembicaraan mereka kembali diisi celotehan dan sesekali pertengkaran kecil antara kedua Kim bersaudarah. Jaemin yang anak tunggal tidak akan paham titik pertengkaran aneh mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fiksi Penggemar"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim