#21

1.5K 202 5
                                    

Rumor Girl
By : Yoora Kin




Ruangan yang tadinya berisik tiba-tiba saja hening. Dua pasang mata itu masih betah saling mengunci tatapan. Ini pertama kalinya keduanya berada dalam suasana seserius ini.

"Ck, bercanda lo nggak lucu !", ucap Karina mencairkan suasana dan memutuskan tatapan mereka.

Tapi suasana malah berubah canggung. Keduanya memilih fokus dengan buku masing-masing padahal seharusnya mereka membahas soal bersama. Bagaimana bisa mereka belajar sekarang ? pikiran keduanya tidak bisa fokus sekarang.

"Apa maksud si sipit gila ini ? Ayo fokus Karina !", batin Karina.

"Ngapain sih gue ? arghh Lee Jeno sadar !", batin Jeno.

Keduanya sibuk berperang dengan diri sendiri. Berusaha fokus pada deretan soal yang harus dipelajari. Padahal biasanya kedua manusia itu tidak butuh banyak waktu untuk mempelajari soal-soal itu.

Ceklek...

Keduanya bernafas lega mendengar kedua Kakak mereka sudah kembali. Mereka terselamatkan dari kecanggungan yang mencekik itu.

"Kenapa lo berdua ? kayak lagi nahan kentut", tanya Taeyong heran dengan ekspresi keduanya.

"Oppa bawa pulang nih anak. Kayaknya udah nggak waras", ucap Karina mendorong-dorong Jeno. Yang didorong mendelik kesal.

"Sayangnya kita rencananya mau nginap sini", jawab Mark acuh lalu duduk dengan santai di sofa sedangkan Taeyong sudah menuju dapur dengan tas belanjaan. Yah tadi dua sulung itu pergi berbelanja.

"Hah ? kalian kan punya rumah", protes Karina.

"Ini apart gue", ucap Mark mencubit gemas pipi Karina.

"Eh iya yah !"

Grab...

Karina dan Mark reflek menoleh ke arah Jeno yang tiba-tiba saja mencengkram erat tangan Mark dan menghempaskan begitu saja. Menyinkirkannya dari pipi Karina.

"Tuh kan dia aneh !", heboh Karina.

.
.
.
.
.
.
.

Tiga hari Karina dan Taeyong bersembunyi di apartemen Mark hingga akhirnya si sulung tidak tahan lagi dengan si bungsu yang terus merengek mengeluhkan kebosanannya. Taeyong akhirnya mengizinkan adiknya itu ke sekolah dengan syarat. Dia harus terus bersama Jeno. Pergi dan pulang bersama. Karina ingin protes tapi pada akhirnya dia tidak berdaya.

"Turunin di halte !"

Seakan tuli Jeno malah menambah kecepatan saat sekolah semakin dekat dan motornya memasuki area sekolah.

"Akhh... ampun Kar !"

Jeno menjerit kesakitan karena jambakan dari Karina tepat setelah dia melepas helmnya.

"Dikasi tumpangan harusnya makasih bukan dijambak. Botak nih gue lama-lama"

"Bo.doh.a.mat !"

Karina melempar helmnya yang langsung ditangkap Jeno lalu berjalan duluan menuju kelasnya. Karina memutar matanya jengah dengan tatapan orang-orang apalagi bisikan-bisikan menyebalkan itu. Masih pagi, please ! kupingnya sudah panas.

"KARINA ! JANGAN LUPA PULANGNYA BARENG !", teriak Jeno dengan sengaja sebelum berlari ke arah berlawanan yah kelas mereka tidak searah.

"Lee Jeno, you jerk !", makinya sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.

Karina tidak langsung ke kelasnya. Dia menuju deretan kelas X. Yah, dia mencari Winter. Teman barunya itu tiba-tiba saja menghilang bahkan sulit dihubungi.

Kepalanya menyembul ke dalam kelas mencari sosok gadis cerewet itu. Dan gotcha ! dia ada disana.

"Winter !", panggilnya ceria dan memasuki kelas itu. Disana juga ada Sungchan. Mereka sekelas rupanya. Dan juga tentu ada Jaemin disana.

"Unnie ?", Winter tampak terkejut melihat sosok Karina yang berjalan ke arahnya dengan riang.

"Lo nggak apa-apa kan ? Kok nggak pernah jawab chat gue ?", tanya Karina penasaran.

"A-ah i-itu HP gue yang lama hilang", jawab Winter gugup.

Jaemin menyadari gelagat aneh Winter. Gadis itu jelas terlihat gugup saat Karina datang seperti ingin menghindari temannya. Padahal dia yang selalu menempeli Karina. Dia bahkan sampai berbohong. Tentu Jaemin tahu. Dia selalu bertemu Winter setiap hari dan tidak ada insiden HP gadis itu hilang.

Masih banyak yang ingin Karina bicarakan tapi bel masuk menginterupsinya. Dengan terpaksa Karina dan Jaemin keluar bersama dari kelas itu.

"Dia ada masalah ?", tanya Karina dan dijawab gelengan oleh Jaemin.

Pikiran Karina jadi teralihkan dengan Winter. Penasaran dengan sikap aneh gadis itu. Bahkan di jam istirahat Winter tidak menampakan batang hidungnya.

"Did i do something wrong ?"

.
.
.
.
.
.
.

Taeyong bergegas menuju ruang dekan setelah terdengar namanya dipanggil melalui pengeras suara.

"Shit !", umpatnya mendapati sosok sang Ayah duduk memangku kaki di ruang dekan.

Taeyong ingin lari namun sayangnya sudah ada dua bawahan Ayahnya menghalangi di belakangnya.

"Tenanglah ! aku hanya ingin bicara baik-baik", bujuk Jaejoong. Taeyong akhirnya menurut. Lagipula dia bahkan tidak bisa kabur.

Jaejoong mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan meletakannya di meja di depan Taeyong.

"Turuti aku, demi adikmu. Kamu tidak ingin terus membiarkan adikmu hidup seperti itu kan ? setidaknya lakukan sesuatu untuknya"

"Dengan menyerahkannya padamu ? Ck, itu tidak akan terjadi !"

"Aku Ayah kalian. Aku tidak pernah berniat buruk"

"Hahaha, anda benar-benar luar biasa ! lupa apa yang terjadi pada Ibuku karenamu ? Dan kini kau ingin adikku ? jangan bercanda !"

"Kim Taeyong ! Aku berjanji akan menjaga Karina. Pikirkan baik-baik tentang masa depan kalian !", ucap Jaejoong sebelum akhirnya pergi.

Taeyong menatap amplop yang tergeletak di depannya. Banyak hal berkecamuk di pikirannya.

"Karina, what should i do ?"

.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Rumor Girl | JenoxKarina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang