#7

1.7K 243 7
                                    

Rumor Girl
By : Yoora Kin





Sepulang sekolah Jeno dkk mendatangi rumah sakit untuk menjenguk Taeyong. Hal pertama yang mereka temui saat memasuki ruang rawat Taeyong adalah Mark yang sedang tertawa sambil merekam Taeyong yang sedang disuapi oleh adiknya. Karina sendiri masih menggunakan seragam. Jelas gadis itu pasti bolos lagi !

"Nggak enak ! hambar !", tolak Taeyong. Makanan rumah sakit memang tidak enak. Melihat saja Taeyong sudah ingin muntah.

"Salah siapa ikut balapan ? Lo nggak mau denger teguran gue. Nah kena kan ditegur Tuhan", ucap Karina membuat Taeyong bungkam. "Buruan makan ! kek bocah lo !"

Taeyong akhirnya pasrah makan tapi sesekali tetap merengek membuat Karina jengah. Untung sedang sakit kalau tidak sudah dicakar Karina.

Karina melirik sebentar Jeno dkk dan mengabaikan mereka. Meski agak gugup karena ada Jaemin juga disana.

"Hai Kar !", sapa Haechan dengan cengirannya tapi hanya ditatap sebentar oleh Karina.

"So, siapa pacar adek gue di antara kalian ?", tanya Taeyong membuat Karina mengerjit lalu mencubit pipi Kakaknya itu kesal. Yah, karena hanya wajah Kakaknya yang masih baik-baik saja dan bisa untuk dicubit.

"Nggak usah aneh-aneh deh atau muka Oppa mau pake gips juga ?", ancam Karina membuat Taeyong dan Mark yang justru menahan tawa melihat wajah Karina yang sudah memerah.

"Bukan pacar, Hyung ! yang ada rivalnya, Jeno hyung ato musuh bebuyutan Haechan hyung sama Renjun hyung", jawab Sungchan membuat Mark dan Taeyong terkekeh.

"Eh, tapi kalian nggak bully adek gue kan ? awas aja macem-macem", ancam Taeyong.

"Yang ada mereka yang kena bully", jawab Jisung.

"Punggung gue udah pernah nyium lantai sampe mandi kua bakso juga pernah karena si bar-bar", keluh Jeno.

"Eh sipit, gue kan udah pijitin lo sampe tangan gue pegel rasanya pengen lepas. Nggak usah play victim deh !", protes Karina ingin menjambak Jeno.

"Oke gue percaya", ucap Taeyong melihat respon keenam pemuda itu mendengar omelan Karina yang tiba-tiba. "Gue titip nih bocah bar-bar"

"Dari yang gue lihat, hyung... lebih cocok gue yang nitip Jeno ke Karina daripada lo yang nitipin Karina ke mereka", canda Mark membuat Karina mendelik kesal.

"Awas yah Mark Oppa ! kita nggak satu circle lagi !", ucap Karina kesal.

"Hahaha how cute !", ucap Mark lalu mencubit pipi Karina gemas. Yang dicubit malah pasrah dan memasang wajah kesalnya.

Pemuda pemilik mata sipit, Lee Jeno. Sejak tadi dia memperhatikan interaksi Mark, Kakaknya dengan Karina. Entahlah dia tiba-tiba iri dengan keakraban mereka. Dulu dia merasa paling mengenal Karina yah karena memang paling lama mengenal Karina dari SD. Tapi melihat kedekatan gadis itu dengan Mark membuatnya sadar jika dirinya bukan apa-apa.

Sejujurnya. Bukan hanya Jeno. Tapi suasana panas juga terpancar dari tatapan pemuda Na di ruangan itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ceklek...

Karina memutar matanya jengah saat pemandangan pertama yang ditemuinya ketika tiba di rooftop adalah Jeno yang sedang menyesap rokoknya. Padahal niatnya ingin mencari ketenangan setelah aksi debat sengit dengan geng Yeji di kelas tadi. Untung tidak sampai jambak-jambakan.

Jeno dan Karina sama-sama ada di peringkat atas sekolah tapi bukan berarti mereka sempurna. Buktinya Karina yang terjebak banyak rumor dan segudang kenakalannya di sekolah. Begitu pun Jeno. Dia juga punya sisi remaja nakal. Seperti sekarang, si anak pemilik sekolah sedang merokok di sekolah. Bedanya Karina tidak terlalu peduli anggapan orang. Sedangkan Jeno ? dia merokok diam-diam takut ada yang melihat dan sampai ke telinga Ayahnya.

Jeno menoleh dan melambai sebentar pada Karina. Yah, kalau Karina beda cerita. Kenal sejak SD, Karina tahu sisi berandal seorang Jeno. Tapi tidak pernah satu kali pun dia melaporkan Jeno. Mereka bersaing secara sehat dalam belajar. Gadis itu berjalan mendekati Jeno dan langsung mengambil bungkus rokok dari saku Jeno.

"Nggak boleh !", ucap Jeno kembali merebut rokoknya.

"Tapi lo boleh ?", tanya Karina dengan nada kesalnya.

"Lo cewek"

"Ck, nggak ada tulisan di bungkus rokok kalo cewek nggak boleh"

"Susah banget sih dibilangin"

"Yah lo juga nggak boleh kalo gue nggak boleh"

Sejenak Jeno terdiam menatap Karina yang sedang memandang lurus ke arah lain. Mungkin menikmati pemandangan dari rooftop. Dia akhirnya membuang rokoknya.

"Apa susahnya bilang 'Jen jangan ngerokok. Nggak baik' gitu yang lembut. Nggak usah bar-bar", kapasitas otak Jeno cukup untuk paham maksud Karina.

"Setiap orang punya cara masing-masing"

"Dan cara lo itu yang bikin semua orang salah paham terus ke lo ?"

"Gue sih bodoh amat yah orang mau mikir apa. Itu kan otak mereka"

Jeno gemas dan mencubit pipi Karina membuat Karina kini bertatapan dengannya.

"Kar, nggak capek dipandang rendah terus ?"

"Hmmm... nggak ! kan gue emang rendah Jen, rakjel. Nggak kayak lo atau anak-anak lain, sultan", jawab Karina membuat Jeno merasa tersindir. "Mereka yang harusnya capek ngurusin hidup gue mulu. Padahal gue kan bukan orang yang penting-penting amat"

"Tapi gue nggak suka Kar"

Ekspresi Karina berubah bingung menatap orang yang selalu menjadi rivalnya ini.

"Cukup gue yang jadi rival lo. Nggak usah banyakin musuh", sambung Jeno menatap Karina intens.

"Sayangnya musuh gue udah banyak"

Jeno menghela nafas dan memilih diam. Suasana menjadi tenang hanya ada suara angin lembut yang menerpa wajah keduanya.

"Jen"

"Hmmm ?"

"Jangan suka gue yah !"

Jeno terlonjak terkejut mendengar pertaan Karina yang terlalu tiba-tiba.

"Narsis lo !"

"Gue serius. Cinta itu egois dan gue nggak mau terlibat sama yang begituan apa lagi ada lo dalam hubungan itu. Gue betah jadi rival lo. Sudah biasa kena amukan lo tiap kali lo kalah. Betah jadi temen berantem lo di ruang Pak Changmin. So, please jangan berubah yah !", ucap Karina terkesan dalam dan serius membuat Jeno jadi berpikir maksud Karina yang sebenarnya.

"Lo suka gue ?", tanya Jeno tiba-tiba dan mendapat gelengan ribut Karina. "Gitu amat gelengnya ! ck, biasa aja kali ! copot dah tuh kepala"

"Gue bukan suka lo tapi temen lo"

Sekali lagi Jeno terkejut mendengar pengakuan Karina yang terlalu mendadak. Siapa yang bisa menebak kata apa yang akan keluar dari mulut mungil Karina.

"Siapa ? Sungchan ? Jaemin ? nggak mungkin si bocil Jisung kan ? Eii masa sih Echan atau Injun"

"Pokoknya ada. Nggak udah kepo karena gue cuma suka nggak niat deket apalagi pacaran"

"Kenapa ?"

"Kan gue udah bilang nggak mau terlibat sama yang namanya Cinta. Hubungan kayak gitu terlalu mahal buat orang-orang kayak gue", jawabnya membuat Jeno terdiam.

"She's not easy !", batin Jeno.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Rumor Girl | JenoxKarina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang