#31

1.5K 204 1
                                    

Rumor Girl
By : Yoora Kin






Pagi ini Karina berangkat lagi dengan Jaejoong pasalnya Jeno tidak ada kabar. Karina jadi khawatir sendiri. Apalagi mendapati Jeno tidak masuk sekolah dan tidak bisa dihubungi. Dia akhirnya menghubungi Mark menanyakan Jeno.

Berbekal informasi dari Mark. Karina bolos untuk menemui Jeno yang menurut Mark sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu menaiki taxi menuju apartemen Mark. Katanya Jeno seharusnya ada disana.

Beruntung Karina pernah tinggal disana jadi tahu passcode pintunya. Tempat itu tampak gelap dengan tirai yang tertutup menghalangi cahaya dari luar. Dia jadi ragu Jeno ada disana.

"Jeno ?", panggilnya berjalan memasuki tempat itu.

Dia bernafas lega mendapati Jeno yang berada di balkon dengan menyesap rokoknya. Bahkan ada banyak puntung rokok yang berserakan di lantai. Karina menghela nafasnya. Sudah lama sejak terakhir kali melihat pemuda itu merokok.

Karina langsung mendekat dan membuang rokok di tangan Jeno membuat si sipit menoleh dan menatapnya. Jika biasanya Jeno akan protes karena diganggu kali ini pemuda itu malah menarik gadis itu dalam pelukannya. Menaru kepalanya di bahu Karina. Menghirup harum khas milik gadis yang kini berstatus kekasihnya itu.

Tubuh yang besar itu mulai bergetar dan Karina merasakan pundaknya basah. Jeno menangis. Dia tahu satu-satunya yang bisa membuat pemuda itu menangis. Pasti bertengkar lagi dengan Ibunya.

Benar. Pagi ini Jeno bangun dengan hati berbunga-bunga tidak sabar bertemu si pujaan hati. Namun sayang bunga-bunga itu layu seketika saat sang Ayah memberi perintah memaksanya duduk sarapan bersama seisi keluarga termasuk si Ibu yang baru pulang semalam dari perjalanan bisnis. Dan ide sang Ayah berujung pertengkaran yang berisi kata-kata kasar dari mulut sang Ibu serta tamparan di pipinya ketika dia mencoba membela diri.

"Ssts... I'm here !"

Karina mengusap lembut punggung lebar milik Jeno mencoba menenangkan. Dia sendiri tahu bagaimana rasanya tidak diinginkan. Tapi setidaknya dulu Ibunya tidak pernah sampai hati memaki dirinya.

Setelah Jeno sudah tenang. Karina mengambil es untuk mengompres pipi Jeno yang bengkak. Jeno duduk diam di sofa sambil memperhatikan wajah serius Karina di hadapanya.

Cup...

Kali ini giliran Karina yang memberinya kecupan. Tapi bukan di bibirnya melainkan di pipi yang baru saja dikompres. Anggap saja obat khusus dari Karina. Jeno sampai tertegun karena Karina melakukannya secara tiba-tiba.

"Lain kali jangan main ngilang ! Kasi gue kabar. Untung aja lo beneran disini kalo nggak gue cari kemana ?", omel Karina. Dia teringat janjinya dulu pada Jeno untuk menjadi tempatnya pergi saat dirinya tidak ingin pulang ke rumahnya.

"Hmmm"

Jujur saja. Karina lebih suka Jeno yang bawel dan menyebalkan daripada Jeno yang melo dan cengeng seperti sekarang. Rasanya dia ikut sedih.

Seusai Karina mengompres pipinya. Jeno bersandar pada Karina sambil memeluk erat pingang ramping gadis itu. Dia ingin bermanja-manja pada kekasihnya hari ini. Anggap saja memperbaiki suasana hatinya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Suara deringan telepon masuk mengusik tidur Jeno. Pemuda pemilik sepasang mata sipit itu menggeliat dalam tidurnya sambil meraba-raba ke nakas samping tempat tidur mencari asal kebisingan di kamar itu.

"Halo", ucapnya tanpa melihat siapa yang menelepon. Dia bahkan masih menutup matanya.

"Halo, dimana Karina ? kenapa kau yang menjawab ?"

Jeno mengerutkan keningnya lalu membuka matanya mendapati kontak 'Papa' yang menelepon dan itu bukan miliknya tapi Karina. Dia melirik sebentar gadis yang masih terlelap di sampingnya.

"Eh Om ! Karina sedang..."

"Sedang apa ? dimana kalian ? ini sudah malam, antar Karina pulang !", omel Jaejoong di seberang telepon.

"I-iya Om"

Panggilan telepon itu diakhiri sepihak oleh Jaejoong. Jeno mengusap dadanya lega. Dia sangat terkejut tadi.

Fokusnya kini beralih pada Karina yang masih terlelap. Dia tidak tega membangunkannya. Padahal niatnya membiarkan Karina menginap bersamanya. Tapi apa daya kalau Ayahnya sudah mencari Putri kesayangan.

"Kar ?", Jeno mengguncang pelan tubuh Karina tapi yang ada Karina malah memeluknya erat.

Jeno akhirnya menyerah dan mengangkat Karina yang masih tertidur itu ke mobilnya. Akan dia bangunkan nanti kalau sudah tiba atau langsung angkut ke kamar. Tapi Karina terbangun sendirinya di tengah jalan. Mungkin kurang nyaman di mobil.

"Kita mau kemana ?", tanya Karina yang mulai mengumpulkan kesadarannya.

"Ke rumah lo. Tadi Papa lo telpon suruh pulang", jawab Jeno dengan sebelah tangannya membatu Karina merapihkan rambutnya yang berantakan sementara sebelah tangannya tetap memegang stir.

"Jen ? besok sekolah ?"

"Yah iya, masa bolos terus ?"

"Jangan ngomong dulu ke temen-temen lo soal kita pacaran !"

Jeno mengerjitkan dahinya. Dia agak tidak setuju untuk permintaan Karina yang satu itu. Apa salahnya memberitahu orang lain ?

"Kenapa ?"

"Emang udah siap digodain temen-temen kamu. Nggak takut kena mental ? Mereka kan tolitas kalo soal yang begituan", jawab Karina mengundang kekehan Jeno. Memang benar sih, pasti mereka berdua akan habis oleh mulut-mulut tajam teman-temannya.

"Tenang aja. Tinggal disogok sama traktiran pasti mendadak kalem"

"Bisa aja lo !"

"Jadi nggak apa-apa ketahuan kan ?"

"Hmmm, terserah lo !"

Tidak butuh waktu lama mobil Jeno sudah tiba di rumah Karina. Dan terlihat sudah ada Jaejoong yang berdiri di depan gerbang dengan melipat kedua tangannya menatap tajam mobil Jeno.

"Malam Om, ini saya balikin anaknya !", ucap Jeno tersenyum kikuk. Agak ngeri ditatap Om satu itu.

Jaejoong memicingkan matanya. Menunjuk  matanya sendiri dan Jeno dengan dua jarinya bergantian. Maksudnya dia mengawasi Jeno.

"Apaan sih Pa ? ayo masuk ! Jeno lo balik gih !"

Jaejoong akhirnya diseret Karina masuk meski masih sesekali menoleh ke arah Jeno yang sudah kembali masuk ke mobilnya.

"Kayaknya harus diskusi sama Papa soal Om Jaejoong", gumam Jeno saat mobilnya melaju meninggalkan rumah kekasihnya.

.
.
.
.
.
.
.tbc

Rumor Girl | JenoxKarina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang