#8

1.6K 242 13
                                    

Rumor Girl
By : Yoora Kin




Dua kelas. Tepatnya kelas Karina dan Jeno sedang digabung untuk praktek Kimia. Karina yang datang terakhir berusaha mencari kursi kosong di lab. Tapi yah kalau tidak ada, tidak apa-apa. Tinggal bolos kan gampang.

Srak...

Agak terkejut saat seseorang menariknya masuk menuju salah satu meja. Itu Jeno. Yah Jeno si rivalnya.

"Hai Kar !", sapa Jaemin.

Yah Jeno menyeretnya untuk masuk ke kelompok mereka. Ada Haechan dan Renjun juga disitu.

"Woah kelompok kita bakal dapat nilai tertinggi secara rangking 1 & 2 di kelompok kita", seru Haechan.

"Lu nebeng nilai tapi paling berisik", sindir Karina mengundang tawa mereka.

"Serah lu deh Kar. Penting nilai gue A+", Haechan memang sedang tidak ingin mencari maslaah dengan Karina. Takut kena headshoot Taeyong.

Mereka memilih diam daripada mengundang kalimat pedas Karina. Dan Pak Lay si guru Kimia juga sudah datang.

Jeno sedang berusaha memahami buku panduan. Jaemin sibuk memainkan tabung-tabung berisi cairan warna-warni. Renjun dan Haechan sibuk julid sambil melirik geng Yeji. Karina ? hanya duduk sambil menopang dagunya. Bosan. Jeno terlalu lama berpikir membuatnya frustasi menunggu.

"Sini bukunya !", dia merebut buku dari tangan Jeno. "Kalian kalo nggak mau bantu gue coret nama kalian !"

Ancaman Karina reflek membuat mereka fokus pada Karina. Padahal biasanya mereka hanya duduk santai dan Jeno mengerjakan segalanya. Ide bagus mengajak Karina ke kelompok. Mereka Menuruti semua instruksi Karina untuk mencampur beberapa zat kimia di meja mereka.

"Nah beres... bawa ke depan !", ucap Karina setelah selesai mengisi LKS (Lembar Kerja Siswa).

Mereka menatap kagum LKS yang dikerjakan Karina. Sangat rapih dan detail. Tidak diragukan si rangking 1. Dan kelompok mereka jadi yang pertama selesai plus nilai terbaik tepatnya nilai sempurna.

"Gue ngerti sih kenapa posisi dia di atas lo Jen", ucap Renjun mengacungkan jempol pada Karina.

"Posisi apanya yang di atas ?", tanya Karina ambigu memuat Jeno tersedak karena dirinya sedang minum. Mereka sudah pindah ke kantin.

"Rangking lo anjir ! Astaga traveling pikiran gue", kesal Haechan.

"Yah ngomong yang jelas", cibir Karina.

"Eh, Kar gue udah kepo banget dari dulu. Kata Jaemin sama Jeno nggak boleh percaya rumor tentang lo kecuali denger langsung dari lo langsung. Jadi gimana ? rumor-rumor itu bener ?", tanya Haechan yang memang sudah sangat penasaran. Dasar tukang gosip !

"Seseru itu kepoin hidup gue ?", Haechan menghela nafas mendengar Karina malah balik bertanya.

"Apa susahnya jawab ?"

"Semuanya salah kecuali soal gue kerja di club", jawab Karina cuek. Melihat reaksi terkejut mereka Karina menghela nafas dan melanjutkan.

"Jadi bartender bukan jual diri. Nggak semua yang kerja di club itu jual diri. Lagian Mark Oppa tiap hari nangkring di depan gue berasa punya bodyguard pribadi. Nggak ada yang berani macem-macem",  pertama kalinya Karina menjelaskan hidupnya pada orang lain. Mereka hanya ber'oh' ria.

Selanjutnya hanya diisi obrolan random. Karina sendiri jadi terhanyut dalam kelompok mereka. Sesekali ikut tertawa karena lelucon Haechan. Entahlah, mungkin karena dia tahu mereka akrab dengan Kakaknya, Taeyong membuatnya menurunkan tingkat kewaspadaannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Karina baru kembali dari club. Seperti biasa jalanan sudah sepi. Kali ini tidak ada Mark yang menemaninya pulang. Entahlah, pemuda itu tidak muncul malam ini. Mata Karina menyipit melihat sebuah mobil yang dikenalnya terparkir di depan rumahnya. Sungguh mobil mewah itu membuat rumahnya terlihat jelas jauh dari kata mewah tapi setidaknya layak dihuni.

Kali ini matanya melotot sempurna mendapati si pemilik mobil yang terduduk di teras rumahnya dalam kondisi wajahnya terluka.

"Lee Jeno ? Are you okay ?", tanya langsung menghampiri pemuda itu.

Tanpa menunggu jawaban dia membawa Jeno masuk ke rumah dan mengambil kotak P3K. Tidak ada orang lain di rumah itu, Taeyong memang masih di RS.

Karina mendesis ngilu saat mengobati luka di wajah Jeno. Untungnya hanya tergores dan tidak dalam. Jika dirawat dengan baik tidak akan ada bekas. Kan sayang wajah tampan seorang Lee Jeno.

"Masih ada luka lain ?", tanya Karina.

Jeno membuka kaos yang dipakainya membuat Karina mengerjit melihat memar di punggung pemuda itu. Sejenak Karina mengira pemuda itu baru saja ikut tawuran. Tapi sedetik kemudian terpikir mana mungkin Jaemin tawuran atau Renjun apalagi Haechan. Mereka kan tipe yang besar mulut tapi malas aksi.

Karina mengambil kain dan air hangat untuk mengompres memar di punggung Jeno.

"Lo nggak tanya penyebabnya ?", tanya Jeno tiba-tiba.

"Bukan urusan gue. Kalo lo mau cerita, tanpa perlu gue tanya pasti lo cerita", jawab Karina membuat Jeno terdiam. Karina memang tipe yang lebih baik tidak tahu daripada mencari tahu dan memancing masalah.

Setelah mengobati semua luka di tubuh Jeno. Karina menawarkan kamar Taeyong untuk menginap. Yah tidak tega menyuruh orang yang terluka apalagi ini sudah lewat tengah malam.

"Kalo butuh apa pun, gue di kamar sebelah", ucap Karina hendak ke kamarnya tapi tertahan oleh Jeno.

"Bisa nggak lo disini aja ? temenin gue ?", tanya Jeno membuat Karina menatap pemuda itu heran. Tiba-tiba saja rivalnya yang menyebalkan bersikap manja padanya.

"Nggak akan macem-macem kok ! temenin tidur doang", mohon Jeno membuat Karina berteriak dalam hati tidak siap dengan serangan menggemaskan yang terlalu tiba-tiba.

"Yah sudah... awas lo macam-macam ! Gue potong anu lo"

Jeno mendesis ngilu, reflek merapatkan kedua kakaknya. Karina luluh dan ikut masuk ke selimut yang digunakan Jeno.

"Jen !", protes Karina merasakan tangan kekar Jeno melingkar di pinggangnya, memeluknya dari belakang.

"Cuma peluk", rengek Jeno membenamkan wajahnya di perpotong leher gadis itu.

Protes Karina tidak jadi ketika merasakan tubuh pemuda itu bergetar. Isakan pelan mulai terdengar bahkan baju bagian belakang Karina terasa mulai basah. Lee Jeno menangis. Karina mengusap pelan lengan Jeno yang melingkar erat di pinggangnya. Untuk pertama kalinya Karina penasaran akan sesuatu tentang rivalnya itu. Hal buruk apa yang terjadi hingga rivalnya yang menyebalkan tiba-tiba menangis.

"Ternyata Lee Jeno bisa nangis", batin Karina.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Rumor Girl | JenoxKarina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang