Rumor Girl
By : Yoora KinPagi yang cukup menegangkan di kediaman keluarga Kim. Seluruh penghuninya duduk makan di meja yang sama tidak terkecuali Karina yang juga tampak masa bodoh dengan tatapan Taeyeon yang seakan ingin menelannya. Atau lirikan sinis Kim Jungwoo padanya.
"Benar-benar merusak nafsu makan", sindir Taeyeon.
"Jangan memancingku Kim Taeyeon ! ini masih pagi", ucap Jaejoong mengundang decakan kesal si Nyonya rumah.
Mereka menyelesaikan sarapan dengan suasana mencengkam dan saling menatap sinis. Sungguh adakah yang masih memiiki nafsu makan ?
"Kamu berangkat dengan Papa ?", Jaejoong menawarkan tumpangan pada Karina. Mereka sudah berada di depan rumah bersiap berangkat.
"Tidak perluh !"
"Kamu nolak Papa demi anak-anak Lee ?", goda Jaejoong.
Karina memutar matanya jengah. Jujur saja ! hubungan mereka belum dalam tahap bisa saling melempar candaan. Karina tidak terbiasa dengan sifat Ayahnya itu.
Begitu Jaejoong pergi, Winter dan Jungwoo keluar bersama Taeyeon. Winter langsung memasuki mobil Kakaknya. Jungwoo ? dia hanya melempar tatapan sinisnya sebentar lalu ikut masuk ke mobil.
"Kau sungguh tidak malu. Persis Ibumu", sindir Taeyeon.
"Tidak ada gunanya menyindirku. Kalau mau marah silahkan lakukan pada suami brengsek mu. Dan wanita simpanan bukan aku. Jika kau mau silahkan memaki di kuburannya", ucap Karina lalu berjalan menuju gerbang dimana Jeno sudah ada disana. Kali ini Jeno datang dengan motornya.
"Lo nggak apa-apa ?", tanya Jeno yang memang melihat Karina sempat berbicara dengan Taeyeon. Takut saja wanita itu melakukan hal buruk pada Karina.
"I'm okay !"
Karina memakai helm yang diberikan Jeno dan langsung naik ke boncengan si sipit itu. Jeno dapat merasakan Karina bersandar pada punggungnya bahkan memeluknya erat.
"You're not okay !", batin Jeno.
.
.
.
.
.
.
.Tidak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi. Seperti Karina dan Winter yang tiba-tiba menjadi dekat dan sekarang tiba-tiba hubungan itu rengang karena status baru. Karina menatap liptint yang diberikan Winter dulu.
"Ekhem... kemana temen lo ?", sindir Yeji.
"Hahaha... kenapa ? nggak mau temenan sama lo lagi ? akhirnya sadar siapa lo ?", sambung Ryunjin.
Karina menghembuskan nafasnya kasar. Mood nya sudah rusak sejak pagi dan manusia-manusia kurang kerjaan di kelasnya sangat senang mengganggunya. Tidak ada kah hari yang tenang untuknya.
"Apa ini ? dapat duit darimana lo bisa beli ? ini kan merek mahal", Yuna merebut liptint milik Karina.
Brak... Karina menendang meja di depannya membuat seisi kelas terkejut. Yeji dan teman-temannya melangkah mundur.
Karina tidak bisa menahan emosinya lagi. Salah sendiri memancing dirinya yang sudah susah payah menahan diri. Siap-siap menjadi pelampiasan kekesalan yang sudah menumpuk dari kemarin.
Grab...
"Lo !"
Karina menarik kerah seragam milik Yuna dan merampas kembali liptintnya lalu mendorong tubuh teman sekelasnya itu hingga kini suskses terduduk di lantai kelas.
Pertengkaran yang tidak bisa dihindari. Aksi saling jambak khas perkelahian antar perempuan. Diselingi aksi menendang dan tamparan. Kekacauan yang akhirnya bisa dihentikan ketika wali kelas datang setelah mendapat panggilan dari ketua kelas.
Dan tujuan akhir dari anak-anak pembuat onar adalah ruang BK menunggu hukuman yang akan diberikan. Sekaligus menunggu kedatangan orangtua yang sudah dikabari.
"Yongie Oppa nggak ada. Terus siapa yang datang ? eii... nggak mungkin Papa kan ? ah... mungkin Mark Oppa. Bisa jadi !", batinnya.
Karina sibuk memikirkan siapa yang akan datang sebagai wali nya mengabaikan Pak Kyungsoo si guru BK yang sedang memberi ceramah dengan ekspresi datarnya.
Ceklek...
Karina menoleh ke arah pintu penasaran siapa yang datang. Tapi ternyata itu orangtua Yuna dkk.
"Pasti nggak ada yang datang. Who do I expect? I have no one after Yongie Oppa left", batinnya kecewa.
Kini Karina menunduk menjadi target para orangtua meski dia tidak terlalu peduli tentang itu. Untungnya Pak Kyungsoo setia menenangkan suasana itu.
Ceklek...
Seisi ruangan kecuali Karina menoleh ke arah pintu.
"Saya orangtua Karina", Karina mengangkat kepalanya dan mendapati sosok Kim Jaejoong sudah ada disana dan tersenyum padanya. "Maaf, Papa tadi sedang meeting", ucap Jaejoong mengusap lembut pucuk kepala Karina.
"Nggak datang juga nggak apa-apa", ketus Karina yang membuang mukanya ke arah lain. Sejujurnya matanya sudah memanas dan hampir kelepasan menangis. Entah karena apa. Ada sedikit rasa senang ketika melihat ada yang datang untuk membelanya. Bahkan sudut bibirnya berkedut untuk membentuk senyuman.
Jaejoong menyipitkan matanya dan menarik dagu Karina untuk menghadapnya. Memperhatikan dengan seksama penampilan Putrinya yang acak-acakan dan beberapa memar serta lecet di wajah cantiknya.
"Siapa yang berani melukai Putriku ?"
Wajah tampan yang tadinya tersenyum lembut itu berubah dan menyebarkan aurah mengintimidasi. Susah payah dia mengambil Karina dari Taeyong dan mereka seenaknya melukai Putrinya. Bagaimana jika Taeyong protes dan tidak mempercayainya lagi ?
Jaejoong mengambil HP miliknya dan menghubungi seseorang. Siapa lagi ? tentu sahabat karibnya sekaligus si pemilik sekolah dan siapa tahu masa depan akan diupgrade menjadi besannya. Lee Donghae.
Sambungan telepon yang singkat hanya menyampaikan protesnya tentang apa yang menimpah Putrinya.
Ceklek...
Orang lain lagi masuk. Itu si Kepalah Sekolah yang masuk tergesa-gesa dan langsung membungkuk hormat pada Jaejoong dan meminta maaf pada Karina.
Karina menatap heran si Kepalah Sekolah. Sejak kapan pria paru baya itu peduli padanya. Biasanya dia mendapat sindiran dari si Kepalah Sekolah dan hukuman saat dirinya membuat masalah.
"Tuan Kim anda boleh membawa Putri anda", si Kepalah Sekolah dengan hormat mengantarkan Karina dan Ayahnya keluar darisana. Sedangan Yuna dkk menunggu hukuman mereka.
"Kita ke Rumah Sakit", titah Jaejoong menuntun Karina ke parkiran.
"Tidak usah !", tolak Karina melepaskan rangkulan Ayahnya. Dia tidak terbiasa dengan perhatian berlebihan yang malah membuatnya merasakan semuanya hanya dibuat-buat. Atau mungkin dia tidak ingin terlalu berharap lebih dalam hubungan keluarga itu.
Karina berbalik meninggalkan Jaejoong yang hanya bisa menggeleng dengan sifat dingin Putrinya itu.
"Sifat dingin dan keras kepala itu. Entah siapa yang menurunkan itu padanya. Itu aku"
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfic"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim