Rumor Girl
By : Yoora KinKarina sedang menikmati makan siang yang damai sambil memainkan HPnya. Eh salah !tidak mungkin hidup seorang Karina tenang-tenang saja. Pasti ada saja yang mengacau ketenangannya.
Karina melirik Jeno dan teman-temannya yang terlihat sedang kebingungan mencari meja kosong. Berhubung di meja panjang yang bisa menampung hingga delapan orang hanya didudukinya sendiri. Maka Karina dengan inisiatif menarik lengan Jeno lalu menggeser posisinya agar pemuda itu bisa duduk.
"Duduk sini aja !", ucap Karina sambil tersenyum yang sejujurnya sangat mencurigakan.
"Thanks"
Sedetik kemudian setelah bokong Jeno menyentuh tempat duduk.
Brak...
Seisi kantin menatap ke arah mereka. Termasuk Karina yang melotot menatap Jeno. Begitu pun teman-teman Jeno yang baru akan duduk. Seragam Jeno kini berlumuran makanan milik seseorang.
"Ups", ucap Karina lalu menoleh ke si pelaku yang tak lain adalah salah satu kawanan Yeji.
"Sorry Jen, lo jadi tameng gue", batinnya.
Yah sejujurnya Karina sudah tahu akal busuk Yeji dkk. Dia melihat dari pantulan layar HP nya saat salah seorang teman Yeji berjalan ke arahnya. Dan benar dugaannya. Dan jadilah Jeno korban mengantikan Karina.
.
.
.
.
.
.
.Ceklek...
Karina mengangkat kepalanya melihat siapa yang memasuki perpustakaan. Lalu kembali meletakan kepalanya di atas tumpukan buku yang dia buat dan melanjutkan tidur siangnya.
"Sorry", ucapnya ketika merasakan ada yang duduk di sampingnya.
Srak...
Orang itu menarik pundaknya agar kembali duduk tegak berhadapan.
"Apa lagi ?", tanya Karina mengangkat sebelah alisnya.
"Minta maaf yang tulus ! lihat orangnya !"
Karina memutar matanya jengah. Tangannya terulur menangkup wajah pemuda di depannya.
"Gue minta maaf, Lee Jeno. And thanks udah jadi tameng gue !", ucapnya sambil tersenyum setulus mungkin.
Jeno tertegun sebentar karena perlakuan Karina yang tiba-tiba. Yah, orang itu Lee Jeno. Dia sudah mengganti seragamnya yang kotor dengan baju olahraga. Dan keduanya sedang berada di perpustakaan alias bolos jam terakhir.
"Sebagai permintaan maaf, cuci seragam gue !", pintah Jeno setelah Karina melepaskan wajahnya.
"Ck, buang aja kali. Uang lo kan banyak, beli yang baru ! Bereskan ? kayak orang susah aja", ucap Karina yang kembali ke posisi awal dan menutup matanya. "Jangan berisik ! gue mau tidur", gumamnya tanpa membuka matanya lagi.
Jeno terkejut. Tentu saja ! Yang seharusnya marah disini kan dirinya. Kenapa jadi Karina yang lebih galak darinya ?
Jeno tetap disana tapi dia duduk dengan tenang membiarkan Karina tidur. Telinganya sudah panas mendengar omelan Karina.
Jeno memperhatikan tumpukan buku di depan mereka termasuk yang dijadikan Karina sebagai bantalnya. Matanya berakhir pada buku catatan milik Karina.
"Woah... ini sih curang namanya", gumamnya melihat isi catatan Karina. Isinya ringkasan materi pelajaran kelas XII. Mereka kan masih kelas XI.
Matanya beralih ke tangan Karina yang jari-jarinya dipenuhi plester luka. Hanya melihat saja bisa menjelaskan bagaimana gadis itu bekerja keras. Jeno jadi merasa bersalah mengingat kelakuannya yang sering mengamuk tidak jelas karena tidak bisa mengalahkan gadis itu. Karina mendapatkan posisi pertama karena kerja kerasnya juga.
"Aku juga akan bekerja keras. Suatu hari aku pasti mengalahkanmu", gumamnya pelan. Tangannya terulur mengusap lembut pucuk kepala Karina yang sudah jatuh tertidur.
.
.
.
.
.
.
.Dua motor saling mendahului di jalanan yang sudah sepi karena hampir tengah malam. Hanya tinggal beberapa kendaraan lain yang melintas. Kedua pengendara tidak berniat menurunkan kecepatan malah terus menambah kecepatan. Tidak ingin mengalah sedikit pun.
Kim Taeyong salah satu diantaranya menyadari keanehan di motornya. Rem nya tidak berfungsi.
"Shit !", umpatnya. Tapi dirinya tidak akan mengalah.
Sorakan penonton mulai terdengar pertanda mereka hampir tiba di garis finish. Dan dengan mudah Taeyong mencapai garis finish duluan. Tapi ingatkan rem yang
tidak berfungsi. Dan....
.
.
.
.
.Srak...
Semua orang disitu menoleh ke arah tirai yang tiba-tiba dibuka. Terlihat seorang gadis cantik dengan wajah memerah kesal menatap tajam pemuda yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan kaki, tangan dan leher yang terbungkus gips.
"Kenapa nggak sekalian mati aja sih ? nyusahin gue terus !", bentaknya lalu menghampiri pemuda yang adalah Kakaknya itu.
"Yakin lo mau gue mati, hmm ?", ucap Taeyong lalu menarik adiknya ke pelukannya. Padahal tangannya sulit digerakan.
Mata Karina sudah memanas dan mulai mengeluarkan air mata. Isakannya pun mulai terdengar samar dalam pelukan Taeyong.
Mark yang menjadi penonton adegan haru kakak beradik itu hanya bisa menggeleng melihat mereka. Yah segengsi-gengsinya mereka berdua tetap saja mereka saling peduli dan sayang. Hanya saja tidak tahu cara mengekspresikannya.
"Udah nangisnya ?", Taeyong melonggarkan pelukannya hendak melihat wajah Karina tapi gadis itu malah mengeratkan pelukannya. Menyembunyikan wajahnya di dada Taeyong tidak peduli jika baju Kakaknya sudah basah oleh air matanya.
"Kenapa ?", tanya Taeyong mendengar samar perkataan Karina yang tidak jelas.
"Gue malu, suruh mereka pergi !", bisik Karina membuat Taeyong beralih menatap orang-orang di sekitar mereka. Yah bukan hanya Mark tapi ada adik Mark alias Jeno dan kawan-kawan yang Taeyong tahu adalah teman satu sekolah Karina.
Mereka juga ada di area balap saat kecelakaan itu terjadi dan menolong Mark membawa Taeyong ke RS.
Taeyong memberi kode pada Mark melalui tatapannya dan untuknya Mark lumayan peka dan langsung mengajak mereka pergi.
"Udah pergi"
Karina akhirnya melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya sendiri.
"Oppa tega banget sih ! Gue takut banget dapat telepon dari RS sama kayak waktu itu Mama..."
"Ssts... gue minta maaf. Jangan nangis lagi ! nggak cocok buat kamu, mending ngomel aja kayak biasanya"
"Ihhh Oppa ! gue lagi sayang nih... jangan merusak suasana dulu !"
"Jadi gue harus sakit dulu baru lo sayang ? iya gitu ?"
"Nggak gitu ! gue nggak suka Oppa sakit. Tahu ah nyebelin ! sia-sia gue nangis. Air mata gue itu mahal tahu !"
Sementara itu...
"Hyung kenal Karina darimana ?",-Jisung.
"Dari Taeyong Hyung",-Mark.
"Karina pacar Taeyong Hyung, kan ?",-Haechan.
"Puahahahah sok tahu ! Mereka kakak-adik. Aish bisa-bisanya dikira pacar", jawab Mark sambil tertawa membuat mereka terkejut.
"Nah, kena kan kalian ! siapa kemarin yang julid, nuduh Mark hyung hmpp-", dengan sigap Renjun menutup mulut Jaemin dengan tangannya.
"Nuduh gue apa ?"
"Nggak kok hyung hehehe ! salah paham aja",-Haechan.
Jeno akhirnya membuka topik pembicaraan lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena mulut dan pemikiran laknat teman-temannya yang bisa menyinggung Mark.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim