Rumor Girl
By : Yoora KinKarina sedang berbaring di sofa sambil menonton TV hingga suara pintu terbuka dan ada orang yang masuk membuatnya meloncat senang dan menyambut tamu yang sudah di tunggunya. Senyumnya semakin lebar mendapati Jeno yang menenteng dua box pizza di tangan kiri dan makanan lain di tangan kanan.
"Akhirnya ! I love you", ucapnya riang lalu merebut pizza dari tangan Jeno membuat si sipit membatu di tempat.
"Lo bilang apa tadi ?", tanyanya tak percaya dengan pendengarannya.
"I love... pizza", jawab Karina enteng sambil membuka box pizza.
Mark tertawa melihat reaksi adiknya yang dikerjai Karina. Si sulung Lee itu sudah terbiasa dengan lelucon Karina. Dulu dia juga sering dijadikan batu mendadak oleh gadis itu.
"Taeyong hyung mana ?", tanya Mark.
"Di kamar lagi cosplay jadi batu", jawab Karina agak kesal.
Mark menghela nafas sebelum akhirnya menemui Taeyong. Sahabatnya itu pasti sedang frustasi. Sejujurnya yang paling rapuh itu si sulung. Lihatlah Karina yang kemarin terlihat sangat menyedihkan hari ini sudah kembali ceria. Mental si bungsu memang lebih baik daripada si sulung.
"Jangan begitu lagi !"
"Apanya ?"
"Ngomong asal begitu. Kalo ada yang salah paham gimana ?"
"Kenapa ? Lo baper ?"
"Ng-nggak ! s-siapa bilang gue baper ?"
"Telinga lo nggak bisa bohong btw", ucap Karina membungkam Jeno yang kini menutupi telinganya yang memerah. Dia malu. Karina malah sibuk melahap pizza sambil memberi Jeno tatapan mengejek.
Sementara itu di kamar...
Mark kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya. Dia berdecak pinggang menatap malas sahabatnya itu.
"Woy, nggak malu sama Karina ? yang Kakak disini siapa sih ? masa adek lo nggak dikasi makan ?"
"Dia bisa beli makan sendiri", jawab Taeyong tanpa niat membuka matanya.
Yah benar. Kan Karina punya uang dan bisa memesan makanan jika tidak bisa keluar. Tapi mungkin otak gadis itu juga belum berfungsi dengan benar karena masih sedih.
"Hyung, lo nggak boleh gini. Nyokap lo pasti sedih lihat lo begini. Ingat lo masih punya Karina"
Taeyong akhirnya membuka matanya dan mengubah posisi menjadi duduk.
"Gue frustasi bingung harus apa. Si tua itu tiba-tiba aja datang nambahin masalah"
"Lo sama Karina boleh tinggal di sini semau kalian. Gue nggak keberatan. Tapi nggak mungkin kan kalian selamanya sembunyi. Terlebih Karina"
Mark memberi kode Taeyong untuk menajamkan pendengarannya. Samar-samar mereka dapat mendengar kegaduhan dari ruang tv. Perdebatan Karina dan Jeno yang sedang membahas rumus mana yang akan dipakai. Mereka sampai teriak dan saling memaki.
"Wahh otak mereka terbuat dari apa ?", ucap Taeyong heran.
Kedua pemuda yang lebih dewasa itu akhirnya keluar dari kamar menghampiri adik mereka yang masih berdebat sengit. Bahkan terlihat Karina yang menjambak rambut Jeno sangking kesalnya.
Dengan santai keduanya duduk di sofa menonton peseteruan dua makhluk yang sayangnya berotak encer bertengkar. Karina dan Jeno duduk di lantai.
"Ngalah aja Jen !", nasihat Mark takut adiknya botak dijambak Karina.
"Nggak usah ikut campur hyung. Lu kan nggak ngerti"
Okay, Mark diam.
"Kalo lo berdua nggak berhenti gue jodohin mau ?", ancam Taeyong yang sayangnya malah mendapat pelototan ketiga manusia disitu.
"Nggak !", tolak Karina membuat Jeno kesal sendiri.
"Kenapa ? maunya Jaemin ? sayangnya Jaemin udah sama Winter tuh !", ejek Jeno sangking kesalnya.
"Apaan sih lo ! kenapa bawa-bawa Jaemin ?"
"Suka-suka gue ! Jaemin aja nggak protes"
"Yah kan dia nggak disini gimana protesnya bego !"
Mark dan Taeyong memutuskan keluar berdua membiarkan dua manusia berisik itu. Semakin lama mereka disitu mereka akan mendapat gangguan pendengaran sekaligus sakit kepala.
"Kar ?"
"APA ?"
"Nggak usah teriak !"
Mereka berdua akhirnya tenang. Tenaga mereka sudah terkuras dan tidak sanggup lanjut berdebat. Jeno mengalah. Yah, kan Karina juga tidak salah. Dia juga tidak salah sih. Hanya pengerjaan Karina memang lebih cepat meski Jeno susah memahami pengerjaan Karina.
"Jen, jangan bahas Jaemin lagi !"
"Kenapa ?"
"Yah kan gue mau move on. Kalo lo bahas terus gagal dong !", jawab Karina membuat sudut bibir Jeno berkedut ingin tersenyum tapi sekuat tenaga ditahannya.
"Mau gue bantu move on ?"
"Caranya ?"
"Kita pacaran"
Deg...
Tangan Karina yang sedang menulis langsung diam. Dia menoleh dan menatap Jeno di sampingnya yang juga menatapnya. Dua pasang manik itu kembali bertemu. Saling menatap dan saling menjerat. Wajah mereka lumayan dekat karena duduk bersebelahan hingga bahu keduanya bersentuhan.
"You must be crazy"
"Hmmm... You're right, I'm crazy.....
because of you !"
.
.
.
.
.
.
.Tuan besar Kim duduk di kursi kebesarannya mendengarkan laporan bawahannya. Beberapa lembar foto tergeletak di mejanya.
"Mereka tinggal di apartemen Tuan Muda Lee", lapor si bawahan.
"Lee, anak-anak mu sangat menyukai anak-anak ku", ucap Jaejoong pada sahabat karibnya itu.
"Yah, yah. Aku baru tahu anakku membeli apartemen. Dasar anak nakal itu !", balas Donghae ikut mendengar laporan itu. "Jangan terlalu memaksa mereka ! tunggu sampai mereka menerimamu perlahan"
"Sampai kapan ? mereka berdua sangat keras kepala"
"Ck, persis denganmu. Darah memang tidak bisa berbohong", cibir Donghae mengundang kekekan sahabatnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim