Rumor Girl
By : Yoora KinMasalah tidak diperpanjang bukan berarti Karina lolos dari hukuman. Disinilah mereka berdua membantu kegiatan sukarelawan sekolah di salah satu panti asuhan.
Yeji dan Karina sama-sama saling menghindar. Tidak ingin ada masalah lain. Terlebih Yeji yang ketakutan setelah apa yang terjadi dengan rambutnya.
Bukan hanya mereka berdua. Ada murid lain yang memang sudah biasa menjadi sukarelawan seperti Jaemin.
Sejak awal mata Jaemin tidak bisa lepas dari Karina. Pasalnya gadis yang selalu membuat onar di sekolah. Kini terlihat berbaur dengan baik dengan anak panti asuhan. Berbeda dengan murid lain yang datang karena hukuman. Mereka bahkan tidak mau mendekati anak-anak. Sindrom sultan. Begitu Jaemin menyebut mereka. Anak-anak manja yang tidak sudi berdekatan dengan orang biasa.
Entah keberanian darimana. Jaemin mengambil tempat di samping Karina saat makan siang.
"Gue boleh duduk disini kan ?", tanya Jaemin dan Karina reflek mengangguk.
"Shit ! Jaemin bikin gugup aja ! duh wangi banget lagi. Parfumnya pasti mahal ! bisa gila gue !", batin Karina berusaha mempertahankan ekspresinya.
Karina berusaha fokus pada makanannya. Tapi yang namanya hati siapa yang bisa mengendalikannya. Jantungnya terus berdetak cepat seakan mengajak pikirannya bertengkar.
Setelah menghabiskan makanannya Karina langsung berdiri menghindari Jaemin. Dan sungguh entah dia harus senang atau bagaimana. Jaemin terus mendekati dirinya. Sekedar membantu atau menyapa. Bahkan saat tidak sengaja bertatapan, pemuda itu tersenyum padanya.
"Sadar Karina ! Jaemin emang baik, tapi baik ke semua orang ! jangan baper please !", batinnya.
Karina yang kelelahan memilih menyendiri di taman belakang panti. Dia duduk di sebuah bangku taman. Menatap bangunan panti yang tidak asing untuknya.
Yah, walau sebentar. Dirinya pernah tinggal disana. Matanya beralih menatap ke sebuah pohon besar tempatnya dulu selalu bersembunyi dan menangis sendirian karena merindukan ibunya.
"Hai Kar !"
"Eh, lo Jaem !"
"Gue ganggu yah ?"
"Nggak kok !"
Jaemin mengambil tempat di samping Karina. Gadis itu kembali gugup.
"Emmm... Kar, lo mau nggak jadi anggota relawan tetap ? Gue lihat lo cepat deket sama anak-anak panti", tawar Jaemin tiba-tiba.
Tawaran itu artinya Karina akan bertemu Jaemin setiap akhir pekan. Tapi masalahnya dia juga harus ke panti itu setiap akhir pekan. Sehari saja dia hampir tidak bisa menahan air mata karena teringat kenangannya di panti itu.
"Maaf Jaem ! gue nggak bisa"
"Loh, kenapa ?"
"Itu masalah pribadi"
"Oh gitu. Susah banget nemu murid sekolah kita yang mau jadi relawan"
"Sultan syndrome ? Jeno juga ? bener-bener dah bocah manja"
"Yah gitu. Btw lo kelihatan deket banget sama Jeno"
"Puahahahaha !", Karina tiba-tiba tertawa. Tidak salah ? bisa-bisanya dua manusia yang lebih mirip kucing dan anjing setiap kali bertemu. "Deket darimananya ? yang ada tiap ketemu gue pengen nyakar tuh orang. Si Jeno juga suka ngamuk nggak jelas ke gue", sambung Karina.
"Lo salah paham Jaem. Gue bisa nyaman sama anak-anak panti karena gue selevel mereka. Hidup pas-pasan. Nerima apapun yang dikasi orang bahkan dihina orang pun nggak punya kekuatan buat protes", Karina tiba-tiba melo.
"Jadi itu alasan lo nggak pernah bantah rumor di sekolah"
"Rumor ? ah gosip nggak guna itu ! gue nggak mau buang tenaga buat ngeladeni orang-orang. Terserah mereka mikir gue gimana ! lagian ini hidup gue bukan mereka", jawab Karina yang kini membalas tatapan Jaemin.
"Lo aneh !", kata Jaemin lalu mengacak rambut Karina gemas.
"Gue tahu lo emang beda !", batin Jaemin.
"Lo ? lo percaya rumor tentang gue ?", Karina memberanikan diri bertanya.
"Hmmm... nggak ! gue nggak akan percaya kecuali gue lihat pake mata gue sendiri", jawab Jaemin tersenyum lembut membuat Karina semakin jatuh dalam pesona pemuda itu.
Tanpa mereka sadari pembicaraan mengalir begitu saja. Mereka membicarakan banyak hal. Bahkan tentang kekesalan Karina pada Jeno yang adalah sahabat Jaemin.
Hingga sore menjelang malam. Tadinya Jaemin ingin menawarkan diri mengantar Karina pulang. Hingga seorang pemuda dengan motornya menjemput Karina.
"Mark hyung lagi ?", gumam Jaemin mengenali pemuda itu. Dia semakin penasaran hubungan Karina dengan Kakak dari sahabatnya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sekali lagi Mark menunggu Karina hingga jam kerjanya selesai. Tapi kali ini berbeda. Mark mengantar Karina dengan meminjam mobil Ten dan meninggalkan motornya sebagai jaminan mobil Ten.
Ada pelanggan jahil yang memaksa gadis itu meminum alkohol. Dan lihatlah ! Karina mabuk hanya dengan satu gelas.
Mark menggendong Karina ala bridal memasuki rumahnya. Mengabaikan tetangga yang mengintip mereka. Ayolah ini sudah lewat tengah malam dan tetangga Karina bukannya istirahat malah mengintip mereka.
"Lo apain adek gue ?", tanya Taeyong sinis melihat Mark yang masuk sambil menggendong adiknya.
Mark tidak menjawab dan langsung membawa Karina ke kamarnya. Membantu melepaskan sepatu dan menyelimuti gadis itu.
"Hyung ? sampai kapan lo mau pura-pura nggak tahu ? lo nggak takut adek lo kenapa-napa ? dia kerja di tempat yang jelas-jelas bahaya buat dia", Mark menatap sahabatnya itu kesal.
"Lo tahu kan gimana keras kepalanya seorang Karina... lagian kan ada lo yang jagain dia disana"
"Terserah lo deh hyung ! tapi gue masih nggak setuju cara lo"
"Iya, iya ntar gue coba ngomong ke dia. Doain gue nggak dijambak !", kata Taeyong tidak ada niat menanggapi Mark dengan serius.
Siapa yang tidak khawatir ? Meski tidak menunjukannya, setiap hari Taeyong selalu menunggu Karina pulang. Dia tidak akan tidur sebelum memastikan adiknya sudah pulang. Terkadang jika terlambat dia menyusul dan mengawasi adiknya diam-diam. Bersyukur Mark selalu menjaga adiknya. Begitulah cara seorang Taeyong menjaga adiknya. Dia memang tidak pandai menunjukan perasaannya.
"Oh yah ! gimana soal orang itu ?", tanya Mark tiba-tiba.
"Masih sama ! dia diam-diam ngelakuin semuanya. Gue tahu makanya gue mau keluar dari kampus. Kalo soal Karina gue akan pura-pura nggak tahu ! Karina masih harus sekolah"
"Hyung, lo nggak perlu sampai keluar kampus !"
"Terus gue harus gimana ? gue nggak sudi nerima sedekah orang itu"
"Nggak sampe keluar kampus juga"
"Ntar gue pikir lagi !"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim