Rumor Girl
By : Yoora KinSuasana familiar mendapati kantin yang ramai di jam makan siang. Tapi ada hal lain yang menciptakan sesuatu yang baru. Di salah satu meja kantin yang dihuni dua siswi yang duduk makan berhadapan. Salah satunya, Winter. Gadis itu tampak nyaman menguyah makan siangnya sambil sesekali menatap orang di hadapannya sambil tersenyum. Sedangkan gadis satunya lagi, Karina. Dia jelas tidak nyaman dan canggung hingga kesulitan mengunyah makanannya. Dia sudah terbiasa dengan tatapan sinis tapi tidak dengan tatapan Winter yang entah... menyukainya, maybe ?
Meski Karina mengabaikannya tapi gadis itu tidak menyerah dan terus mengekori Karina sepanjang hari di sekolah. Bahkan saat ini, Winter mengekorinya bahkan ikut bolos dengannya. Keduanya berhasil keluar dari sekolah saat satpam lengah.
Karina menghentikan langkahnya tiba-tiba membuat Winter jadi tidak sengaja menabraknya.
"Akh... sorry !"
"Kenapa ngikutin gue ?"
Karina berbalik menatap tajam gadis cantik yang sedikit lebih pendek darinya.
"Gue pengen temenan itu aja ! nggak ada maksud lain"
Karina merolling matanya sambil berdecak tak suka. Teman ? hah, alasan teraneh yang pernah didengarnya.
"I'm not stupid !"
"Yeah, you're in rank 1 !"
"Teman ? ck, kenapa harus gue ?"
"Hmmm... pengen aja. Menurut gue, Unnie teman yang menyenangkan"
"You will be disappointed because I am so boring"
"Hei... gue baru aja ikut lo bolos. Bagian mana dari hidup lo yang membosankan ?"
Wah... Karina sampai tercengang. Ternya selain Lee Jeno ada orang lain yang bisa membuatnya kesal hanya dengan adu mulut.
"Terserah !"
Karina berbalik dan berjalan duluan. Merasa sudah menang, Winter tersenyum cerah dan segera menyusul Karina. Menyamakan langkah mereka sesekali mengajak Karina bicara meski sekali pagi diabaikan.
Langkah Winter yang tadinya antusias mengikuti Karina berhenti ketika keduanya turun dari bus di depan sebuah rumah sakit. Tapi hanya sebentar dan kembali mengikuti Karina. Keduanya memasuki sebuah ruang rawat.
"Bolos ? ck, dasar anak nakal !", omel Taeyong melihat Karina yang diekori Winter memasuki ruangan itu.
"Nggak usah ngomel ! sana ke kampus, lo ada kelas kan", usir Karina.
Taeyong mengalah dan bergegas pergi. Pasalnya dia memang akan terlambat masuk kelas jika tidak segera berangkat. Bahkan Mark sudah mengirim puluhan spam dan panggilan padanya.
Karina menghela nafas lagi melirik Winter yang terdiam mematung di samping pintu.
"Kenapa ? nyesel kan ikut gue ? udah gue bilang gue itu..."
"Eii... siapa bilang gue nyesel !", potong Winter yang kini tersenyum dan mendekati Karina. "Hai tante ! maaf Winter nggak bawa apa-apa. Karina Unnie nggak bilang kalo mau jengguk Mamanya", sambungnya membuat Karina tercengang.
"Ck, satu lagi orang menyebalkan !", ucap Karina tapi hanya ditanggapi Winter dengan kekehan.
"Ternyata benar kata Jaemin Oppa"
"Maksud lo ?"
"Hmmm... gue sempat dengar rumor yang beredar di sekolah. And then Oppa tell me, that's not true. You're good !"
Jawaban Winter membuat Karina terdiam. Entahlah dia sedikit senang mendengar pendapat Jaemin tentangnya. Pandangan Jaemin tentangnya memiliki pengaruh sendiri. Tidak bisa dibantah jika masih tersisa perasaan untuk Jaemin meski dia sudah bertekad.
"Jaemin Oppa tipe yang mengabaikan sekitarnya jika tidak ada hubungan dengan dirinya", sambung Winter lagi sambil terus tersenyum pada Karina. "Jadi, boleh gue jadi temen lo ? atau setidaknya jangan usir atau mengabaikan. Gue serius cuma pengen jadi teman"
"Hahh... gue merasa dipojokan. Kenapa ? kasihan karena gue nggak punya teman ? malah banyak musuh ?"
Winter menggeleng ribut, "Bukan kasihan tapi gue emang mau temenan sama lo yang nggak punya temen supaya gue jadi satu-satunya temen lo. One loyal friend is better than a thousand traitors", jawab Winter.
"I think it's useless to refuse"
Yah benar ! Winter pasti tetap akan memaksanya meski dia menolak.
"Keputusan bijak ! as expected from the rank 1 !"
Winter menemani Karina menjaga Ibunya ditemani ocehan Winter dan puluhan pertanyaan tentang sekolah dan hal lain yang membuatnya penasaran. Karina hanya menjawab seadanya tapi Winter seperti tidak pernah kehilangan akal untuk mencari topik pembicaraan. Seperti saat ini, Winter sukses membuat Karina tersedak ludahnya sendiri karena perkataan tak masuk akal.
"Unnie dan Jeno Oppa sangat serasi ! gue dukung dari barisan paling depan"
"Uhuk... lo gila ? cocok darimananya ? he's my rival !"
"Hati-hati ! kadang cinta menyamar jadi benci karena gengsi. Masa rival tapi pulang-berangkat sekolah bareng", goda Winter sukses membuat Karina gelagapan.
"Lo..."
"Gue juga lihat kalian berdua belajar bareng di perpustakaan umum"
"Shit ! awas aja lo berani ngomong ke orang lain !"
"Kenapa ? kalian backstreet ? pura-pura jadi rival aslinya pacaran ? hoooo... hidup lo seru banget bikin iri deh !", Winter tidak puas mengoda Karina.
"Ogah banget gue pacaran sama si sipit sok ganteng"
"Jeno Oppa ganteng loh ! Yah, meski di mata gue yang paling ganteng itu Jaemin Oppa"
"Ck, lo suka Jaemin ?", tanya Karina tiba-tiba. Pertanyaan itu keluar begitu saja.
Winter mengangguk tanpa ragu membuat Karina kembali terdiam seperti tertampar kenyataan. Dalam sekejap dengan sendirinya membandingkan diri dengan teman barunya itu. Si gadis cantik, ceria, baik, dan dari dunia yang sama dengan Jaemin. Jika dibanding dirinya yang hanya seperti butiran debu tidak berharga. Senyum getir yang begitu tipis seakan mengejek dirinya sendiri.
"Tapi nggak tahu Jaemin Oppa. Gue nggak bisa tebak isi hatinya"
"Jaemin bego kalo nggak suka lo", ucap Karina mengundang senyum Winter.
"Thank's !"
Winter tiba-tiba saja memeluk Karina.
"I'm glad to meet you. Let me pay for everything ! you deserve to be happy", batin Winter.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim