#15

1.5K 230 2
                                    

Rumor Girl
By : Yoora Kin




Winter memasuki rumahnya. Tadinya dia ingin ikut Karina ke perpustakaan tapi Karina menolak dan menyuruhnya pulang. Dia tidak ingin memaksa dan membuat Karina risih.

Rumahnya sepi. Kakaknya pasti masih di kampus. Ayah dan Ibu ? mereka bekerja. Rasanya tidak ada yang berbeda ketika dia pulang dan tinggal dengan keluarganya. Tetap saja dirinya kesepian.

Winter berdiri menghadap potret keluarganya di ruang tamu. "Karina Unnie pasti lebih kesepian", gumamnya tersenyum getir.

Winter mengecek HP miliknya dan mendapati beberapa notification dari Jaemin. Pasti Jaemin mencarinya di sekolah. Dan pastinya dia akan terkena omelan jika Jaemin tahu dia bolos bersama Karina.

"Hallo ! kamu kemana aja ? kok aku nggak lihat kamu seharian. Chat aku juga nggak dibalas"

Seulas senyum terlukis di wajahnya mendengar betapa Jaemin mencemaskannya. Siapa lagi yang bisa peduli padanya melebihi seorang Na Jaemin ? jadi jika Winter semakin menyukai pemuda Na itu maka itu salah Jaemin.

"Aku di sekolah kok cuma kita nggak ketemu aja. Aku bareng sama temen aku"

"Ck, udah ada temen jadi aku langsung dilupain ?"

"Apaan sih ? kan bagus aku punya temen jadi nggak repotin Oppa terus"

"Ck ! udah kayak sama siapa. Biasanya juga kamu nggak tahu diri minta ini-itu ke aku"

"Hehehe anggap aja aku udah dewasa. Nggak selamanya aku cuma temenan sama kamu. Humans are social creatures"

"Yah... yah... ini kata orang 'nggak ada guna besarin anak'. Tapi besok kenalin teman kamu ke aku ! aku nggak mau kamu salah pergaulan"

"Iya, iya ! dasar bawel !"

.
.
.
.
.
.
.
.

Bolehkah Karina menghilang sekarang ? Tidak masalah jika orang-orang menatapnya sinis. Tapi tidak untuk gadis cerewet yang seenaknya mengklaim dirinya menjadi teman. Winter yang dengan cuek mengabaikan sekitarnya malah asik berceloteh sambil menggandeng tangannya layaknya gadis-gadis yang bersahabat dekat pada umumnya. Satu hal yang dibenci Karina. Membuat orang tidak bersalah dikucilkan karena dirinya. Apalagi seorang Winter Kim. Bagaimana jika Jaemin jadi membencinya karena menganggapnya memberi pengaruh buruk pada Winter ?

Dan kini giliran 7 pemuda yang dinobatkan sebagai pangeran sekolah. Salah satu circle yang sulit ditembus. Makan siang mereka terjeda oleh pemandangan aneh tapi nyata. Winter yang mengandeng akrab Karina dan yang digandeng malah pasrah dan memasang ekspresi datarnya.

"Nah, Oppa mau kenalan dengan teman aku kan ? nih Karina Unnie !", ucap Winter dengan nada ceria.

"Lo yakin ? Karina ?", tanya Haechan tak percaya dan dijawab anggukan antusias Winter.

Jeno yang duduk disamping Karina menopang dagunya dengan tangan dan menatap ke samping tepatnya wajah Karina seakan meminta penjelasan. Dia bahkan terus menyenggol kaki Karina dengan kakinya.

Karina ikut menoleh dan menatap tajam Jeno. Dia hanya mengangkat bahunya sebentar tanpa niat menjawab Jeno.

"Emang kenapa kalo Karina Unnie ? Jaemin Oppa sendiri yang bilang Unnie orang baik. Terus Unnie juga pacar Jeno Oppa..."

"BUKAN !", sekali lagi Karina dan Jeno menjawab kompak membuat seisi meja tersentak kaget.

"Maybe... One day", batin Jeno.

.
.
.
.
.
.
.
.

Karina mempercepat langkah kakinya bahkan sedikit berlari sesekali menoleh ke belakang, persis sedang dikejar-kejar seseorang.

Ceklek...
Blam...

Karina bersandar pada pintu rooftop sambil mengatur nafasnya. Akhirnya dia bisa lepas dari Winter yang terus menempel padanya. Telinganya sudah panas karena terus mendengar celotehan Winter.

"Are you okay ?"

Karina menoleh dan langsung disambut wajah menyebalkan Lee Jeno.

"Hahh... jangan ganggu gue ! gue malas berdebat"

"Hahaha... apa Winter semenyeramkan itu ?"

"Coba aja lo dengerin celotehan dia yang gue juga nggak ngerti dia ngomong apa. Mana ada yang tahan ?"

"Ada ! Na Jaemin"

Karina menepuk jidatnya. Yah, benar Na Jaemin. Pemuda itu sangat betah berteman dengan gadis cerewet itu.

"Benar. Na Jaemin", ucap Karina yang jelas terdengar kecewa.

Karina mendekat ke arah Jeno. Ikut duduk di atas pagar pembatas. Mungkin ada yang melihat pasti akan mengira mereka sudah gila karena duduk di tempat seberbahaya itu. Satu gerakan salah maka mereka akan terjun bebas dari lantai 6. Dan atau kisah horor akan bertambah di sekolah itu.

"Iya, Na Jaemin !", Jeno menunjuk ke arah lapangan basket. Karina mengikuti arah jari Jeno.

Disana sudah ada Winter yang jelas sedang merengek pada Jaemin. Dengan senyum hangatnya Jaemin menghadapi Winter dengan sabar menerima rengekan manja yang Karina yakin mengeluhkan tentang teman baru yang hilang.

"Mereka sedekat itu", batin Karina tersenyum kecut. Tidak disadarinya Jeno terus memperhatikan raut wajahnya.

"Na Jaemin ? temen gue yang lo suka ?", tanya Jeno tiba-tiba membuat Karina langsung menoleh.

Keduanya bertatapan langsung. Jeno dengan tatapan menuntut jawaban pertanyaannya. Sejujurnya ada secuil dari hatinya berharap jawaban lain meski semuanya sangat jelas.

"Iya, Na Jaemin", jawab Karina tanpa beban.

Sesak. Jeno merasakan sesak di dadanya. Yah, dia kesal dengan jawaban yang sudah jelas. Bolehkah dia membunuh Na Jaemin ?

"Tapi, gue nyerah ! He's belongs to winter", sambung Karina.

"How about me ?", tanya Jeno tiba-tiba membuat Karina sekali lagi menatapnya. Kali ini dengan tatapan bingungnya.

"Maksudnya ?"

"Nothing !", jawabnya Jeno membuat Karina semakin bingung.

"You freak !"

Jeno hanya mengangkat bahunya mengabaikan Karina yang kini menatapnya kesal.

"How about me ? what if you were mine ? Can I ?", batin Jeno.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Rumor Girl | JenoxKarina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang