Rumor Girl
By : Yoora KinJeno menekuk wajahnya kesal karena merasa diabaikan atau seperti obat nyamuk di antara Karina dan Mark. Dua manusia itu sedang asik bercanda. Tapi mereka kan tidak bercanda berdua. Mark dan Karina sedang video call dengan Taeyong jadi secara teknis mereka bercanda bertiga. Jeno saja yang kesal karena diabaikan.
Mark sesekali melirik adiknya itu yang menurutnya sangat lucu. Dia sangat tidak bisa menyembunyikan perasaannya.
"Lo suka Karina ?", tanya Mark to the point saat Karina pergi ke toilet.
"Bukan urusan lo !"
"Oh gitu... padahal kalo lo suka, gue dengan senang hati mundur", ucap Mark sengaja menggoda adiknya itu.
"Ck, lo takut bersaing ?"
Kekehan Mark menggema disitu, menurutnya adiknya itu sangat lucu. "Jen yang pegang keputusan itu Karina, bukan lo atau gue. Bisa aja yang Karina pilih itu orang lain"
"Jaemin maksud lo ?"
Mark hanya mengangkat bahunya. Tidak menjawab karena si tokoh utama perdebatan Lee bersaudara itu telah kembali. Karina menatap kedua Kakak-beradik itu bergantian. Terlebih Jeno yang mengeluarkan aura permusuhan. Ada apa ini ? mereka berdua kan biasanya sangat damai berbanding terbalik dengannya dan Taeyong yang sering bertengkar.
Pada akhirnya Mark pamit pergi karena ada urusan di kampusnya. Meninggalkan pasangan rival itu yang juga berniat pulang.
"Lo kenapa ?"
"Nggak apa-apa", jawab Jeno ketus tanpa mengahlikan fokusnya menyetir.
Mobil Jeno memasuki pekarangan rumah Karina. Dia langsung mengenali mobil milik Jaemin yang terparkir duluan di depan rumah itu.
"Mau mampir ?", tawar Karina dan Jeno refleks menganggung. Karina sampai heran. Tumben Jeno mengiyakan padahal jelas Karina hanya basa-basi.
Keduanya berjalan beriringan ke dalam rumah megah itu. Suara tawa Winter dan Jaemin terdengar dari ruang tengah. Jaemin memang rajin mendatangi rumah itu. Sekedar bermain dengan Winter terkadang juga dengan Jungwoo. Saat hanya ada mereka disana, kadang Winter mengajaknya ikut bergabung. Tapi Karina tidak bodoh untuk menjadi penonton kedekatan mereka yang membuat hatinya panas.
Karina diikuti Jeno menuju lantai dua tepatnya kamarnya.
"Lo cemburu ?", tanya Jeno kini seenaknya berbaring di kasur Karina.
"Menurut lo ?"
Karina menghela nafas dan memilih duduk di samping Jeno berbaring. Jeno mengubah posisinya menjadi duduk berdampingan dengan Karina. Menatap lekat paras cantik yang tidak pernah bosan dipandanginya.
"Apa yang lo rasakan sekarang persis yang gue rasakan tadi waktu lo bareng Mark hyung", ucap Jeno tiba-tiba. Karina sampai membalas menatapnya bingung.
"Lo cemburu Mark Oppa lebih perhatian ke gue ? ck, adik posesif lo !"
Jeno memejamkan matanya sebentar menahan kekesalannya menghadapi ketidakpekaan Karina.
"Gue cemburu bukan karena Mark hyung tapi karena lo. Bego banget sih !", kesal Jeno yang kini memegang erat kedua bahu Karina agar mereka tetap berhadapan. "Gue suka lo, Karina !
Deg...
Kedua mata Karina terbuka lebar menatap Jeno seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Pengakuan cinta macam apa itu ? tidak ada romantisnya sama sekali. Tapi itu sukses membuat jantungnya berdegup lebih cepat apalagi dengan mata Jeno yang benar-benar mengunci tatapan mereka memberitahu kesungguhan dalam kata-katanya itu.
Cup...
Yah, Jeno menempelkan bibirnya ke bibir milik Karina. Bahkan kini tidak hanya menempel saja tapi mulai ada gerakan lumatan lembut disana. Sedangkan Karina hanya diam mematung karena masih terkejut dengan aksi agresif yang terlalu tiba-tiba itu.
Kesadarannya seakan kembali tertarik kembali saat Jeno akhirnya menyudahi ciuman sepihak itu dan kini menatap Karina dengan senyum yang membentu mata sipitnya seperti bulan sabit. Jangan tanyakan keadaan Karina sekarang ! wajahnya sudah memerah bahkan terasa panas.
"Lo... keluar dari kamar gue !"
Jeno terkejut, Karina tiba-tiba mendorongnya keluar dari kamar itu dan langsung mengunci pintu dari dalam.
"Karina ! hei... lo belum jawab gue. Karina !"
Terdengar Jeno mengetuk pintunya dari luar sambil terus menuntut jawaban dari pemgakuan cintanya yang mendadak itu. Sementara itu Karina sudah terduduk di lantai bersandar pada pintu, berusaha menetralkan nafas dan detak jantungnya yang terlalu cepat. Dia bahkan menggunakan tangannya mengipasi wajahnya yang masih memanas.
"Lee Jeno sialan !", makinya kesal.
Di luar pintu malah terdengar kekehan Jeno yang mendengar makian Karina. Jika Karina sampai memakinya artinya dia berhasil membuat gadis itu kacau.
"Pikirkan baik-baik jawabannya. Gue pulang dulu !", ucap Jeno lalu pergi.
Yah benar-benar pergi dengan perasaan lega sudah menyampaikan perasaannya. Dia bahkan bersenandung kecil menuruni tangga rumah itu.
"Jeno ?", Jaemin menatap Jeno heran saat berpapasan di ruang tamu.
"Eh, Karina Unnie mana ?", tanya Winter. Tentu saja mereka tahu Jeno pasti datang bersama Karina.
"Ada di kamarnya. Jangan diganggu dulu ! dia butuh waktu mikir jawaban", ucap Jeno lalu melenggang pergi dari rumah itu.
"Jawaban ?", tanya Jaemin bingung.
"Aaaa... jawaban soal matematika mungkin ! kan mereka belajar bareng buat lomba", tembak Winter polos.
.
.
.
.
.
.
.
.tbcCiaaa akhirnya si Jeno berani nembak. Diterima nggak yah ?✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim