#27

1.4K 204 1
                                    

Rumor Girl
By : Yoora Kin








Dalam sekejap berita Yeji dkk di drop out. Kedatangan Ayah Karina yang disegani guru-guru layaknya orang penting membuat gempar seisi sekolah. Orang-orang mulai mempertanyakan rumor yang beredar di sekolah tentangnya

"Pantas dia dekat sama Jeno anak pemilik sekolah. Bapaknya orang penting"

"Untung bukan gue yang di DO. Bokap Karina serem juga"

"Hei waktu Kakaknya datang dia juga lolos cuma pake hukuman ringan"

"Katanya dia sekolah di sini dari SD bareng Jeno. Anak sultan ternyata"

Dan setiap kesalahan yang terjadi pasti membutuhkan kambing hitam. Tidak ada yang tahu pasti sumber rumor lama. Tapi Yeji dkk yang di drop out kini disalahkan sebagai sumber rumor lama itu. Karina sendiri tidak terlalu ambil pusing.

"Apa ?", tanya Karina ketus karena mendapat tatapan penuh selidik oleh seisi meja itu kecuali Jeno, Jaemin, dan Winter.

"Katanya bener lo kerja di club sekarang tiba-tiba jadi anak sultan. Yang mana yang sebenarnya ?", tanya Renjun mewakili teman-temannya.

"Dua-duanya. Kan yang kaya itu Bokap bukan gue. Emang ada larangan 'Yang Bapaknya kaya nggak boleh kerja part time' gitu ?", jawab Karina dengan nada kesalnya. Dia kan tidak suka ditanya-tanya sudah seperti kriminal diinterogasi.

"Yah bener sih !"

"Ada yang lebih penting", potong Chenle membuat semua orang penasaran. "Kalian berdua. Jeno-Karina. Kalian mencurigakan...", sambungnya menunjuk Karina dan Jeno yang memang duduk bersebelahan.

"Gue mencium bau-bau karma musuh jadi cinta", goda Haechan membuat Jeno tersedak minumannya.

"Ck, kita cuma persiapan lomba", elak Karina dan diangguki Jeno.

"Kok gue nggak percaya yah ?", Jisung tidak mau ketinggalan menggoda mereka.

"Woooo Lee Jeno !", Sungchan mencolek-colek Jeno yang memasang ekspresi datarnya.

Karina yang tidak tahan digoda seperti itu akhirnya berdiri dan memilih pergi tentu diikuti Winter. Dia tidak pernah terbiasa dengan orang-orang berisik seperti mereka.

"Jadi gimana Jen, lo suka kan ? ciee"

Karina pergi bukan berarti godaan mereka berhenti. Hanya berkurang satu target.

"Emangnya kenapa kalo gue suka ? ada yang salah ?", kesal Jeno menjadikan lengan Haechan objek kekesalannya.

"Ampun Jen ! Nggak perluh pake kekerasan", aduh Haechan.

"Jadi lo ngaku nih ceritanya", bukan Chenle kalau akan segera berhenti. Jeno sukses menjadi objek godaan teman-temannya hari ini.

.
.
.
.
.
.
.

Jaejoong sudah tidak terkejut lagi saat mendengar beberapa investor memutuskan kontrak dengannya. Pengaruh mertuanya memang tidak bisa diabaikan. Untung dia sudah mengantisipasi segala kemungkinan. Seulas senyum kemenangan terukir di wajahnya saat dokumen kontrak kerja yang tiba hari ini dari Sidney.

"Taeyong melakukan bagiannya dengan baik. Aku tidak salah memilih penerus", gumamnya senang.

"Jadi Plan B batal kan ?", tanya Donghae bersemangat.

"Kalau plan B batal artinya kau ikut plan A"

"Jangan bawa aku ke rencana-rencana gilamu ! Aku hanya membantu dengan cara teraman"

"Yah, yah. Terserah padamu ! cih, pengecut !"

"Anw, bagaimana dengan anak-anakmu dari Taeyeon ? mereka juga anakmu. Kau tidak akan membuang mereka kan ?"

Jaejoong berpikir sebentar. Yah, anak-anak itu tidak bersalah. Bagaimana pun mereka juga anaknya.

"Aku akan memikirkannya nanti setelah Taeyong kembali. Aku harus berhati-hati memilih tempat untuk mereka. Kau tahu Kakek mereka itu tidak akan melewatkan satu kesempatan pun. Sama seperti dulu saat dia menempatkan Taeyeon di sampingku"

"Untung saja mertua ku tidak se-serakah itu !", ucap Donghae mengelus dadanya membuat Jaejoong mendelik tidak suka. "Tapi, apa Taeyong akan kembali ? Kau yakin Jung Yunho akan melepaskannya ?"

"Hahaha... meski si Jung itu bersikeras menahannya. Pada akhirnya Taeyong tidak akan benar-benar meninggalkan adik kesayangannya. Dia akan kembali untuk Karina"

"Kau benar. Jaga saja Putri mu jangan sampai ada yang mengambilnya. Dia aset terpentingmu"

"Baiklah sepertinya aku harus mulai mengawasi anak-anakmu yang terus berkeliaran di sekitar Putriku", sindir Jaejoong.

"Hei, itu hal yang berbeda. Bukankah bagus jika anakku yang menjadi menantumu nanti ?"

"Ck, walau mereka anakmu tetap saja mereka perluh membuktikan diri layak mendampingin Putri kesayanganku"

"Kau meremehkan anak-anakku ?"

"Kau sendiri belum bisa memberi kepercayaan pada mereka untuk memegang perusahaan"

"Bukan begitu, aku hanya masih belum memutuskan siapa yang akan menjadi penerus utama"

Biarlah kedua pria itu berdebat saling membela anak masing-masing. Tidak tahu apa manfaatnya karena pada intinya mereka tetap akan menyiapkan segalanya lalu menyerahkan pada anak-anak ketika waktunya tiba.

.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Author lagi baik jadi up lagi ✌️

Rumor Girl | JenoxKarina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang