Rumor Girl
By : Yoora KinTaeyeon memasuki ruang sidang. Sudah ada Jaejoong ditemani pengacaranya lebih dulu hadir disana. Dia dapat melirik Jungwoo pun hadir disana. Tapi tidak dapat menemukan kehadiran kedua Putri Kim Jaejoong.
Persidangan berjalan dengan lancar. Begitu hakim mengetok palunya pasangan suami-istri itu resmi bercerai. Masalah anak seperti perkataan Jaejoong, mereka memberi kebebasan anak-anak mereka untuk memilih. Harta ? sejak awal Taeyeon dan Jaejoong memisahkan harta mereka. Dan Jaejoong hanya memberi Taeyeon beberapa properti sebagai kompensasi perceraian. Dan tentunya Jaejoong pula yang bertanggungjawab untuk biaya pendidik anak-anaknya.
Hari itu Jaejoong bernafas lega karena akhirnya lepas dari satu belenggu. Meski ada penyesalan karena dirinya merasa ini sudah sangat terlambat karena dia sudah terlanjur kehilangan orang paling diharapkannya sebagai pendampingnya. Sang pujaan hati sudah tiada. Rasanya permintaan maaf dan penyesalannya sudah tidak ada artinya. Yang tertinggal adalah bagaimana caranya menebus luka yang didapat anak-anaknya.
"Maaf Pa ! Mama butuh aku", ucap Jungwoo lirih.
Jaejoong tersenyum dan menepuk pelan bahu Putranya itu. "Papa ngerti ! Kamu jaga Mama kamu baik-baik. Dan ingat ! pintu rumah Papa selalu terbuka buat kamu"
"Makasih Pa ! titip Winter", ucap Jungwoo dan menyusul Taeyeon yang sudah lebih dulu di dalam mobil.
Hari itu Jaejoong pulang ke rumah dan disambut suara bising kedua Putrinya yang heboh menonton drama di ruang tengah sambil maskeran. Dia sampai geleng-geleng melihat tingkah dua Putri kesayangannya. Sepertinya dia harus mulai kerja lebih ekstra untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua. Karena Winter sudah mulai mengajari Karina cara terbaik untuk menggunakan blackcard darinya. Kemarin saja dia hampir jantungan ketika mengecek tagihan kartu Karina yang nilainya sudah cukup untuk membeli satu mobil mewah padahal dua Tuan Putrinya itu hanya belanja skincare dan perawatan di salon.
.
.
.
.
.
.
.
.Seperti biasanya Jeno dkk berkumpul di tempat Chenle. Menghabiskan persediaan makanan di rumah itu sekaligus menikmati semua fasilitas disana.
"Malem ini siapa yang turun balapan ?", tanya Sungchan.
"Jen lo udah lama nggak turun balapan. Lo aja !", usul Haechan dan dibalas gelengan Jeno.
"Nggak dibolehin Karina", tolak Jeno.
"Ini nih bucin jalur karma. Rokok udahan sekarang balapan pensiun juga. Tapi gue heran bolos kelas makin sering", sindir Renjun.
"Yah, pacarnya juga seneng bolos", sambung Jaemin.
"Kalian ngapain aja pas bolos ?", tanya Jisung penasaran.
"Yah yang biasa dilakuin orang pacaran lah !", jawab Jeno tersenyum penuh arti.
"Ck, apart Mark hyung seketika jadi tempat maksiat", sindir Chenle.
"Jadi gimana ? siapa yang turun ?", tanya Sungchan lagi.
"Lo aja Jen ! ntar gue mintol Winter bujuk Karina", usul Jaemin.
Pada akhirnya Jeno berhasil mendapat ijin Karina setelah menyogok adik kesayangan Karina untuk membantunya. Dan disana mereka, di arena balap yang biasa mereka datangi. Kali ini Karina dan Winter juga ikut untuk menonton.
"What's up !", sapa Mark yang lebih dulu disana.
Wajah Jeno langsung tertekuk saat Mark seenaknya merangkul Karina bahkan mengunyel-unyel pipi Karina.
Plak...
Jeno menepis tangan Mark dan menarik Karina ke belakang tubuhnya. Karina hanya bisa geleng-geleng dengan sifat posesif Jeno.
"Bisa kan tangan lo dikondisikan ? kalo bukan hyung gue udah gue tonjok, sumpah !", kesal Jeno.
"Chill bro !", ucap Mark menepuk punggung Jeno. Dia sudah tahu bagaimana posesif adiknya itu.
Balapan akhirnya dimulai. Karina dan Winter menonton dengan dikelilingi Jaemin dkk. Hanya menjaga gadis-gadis itu dari orang-orang yang terus menatap kedua gadis cantik itu.
"Harus banget ngebut gitu ? kan bahaya", protes Karina khawatir.
"Yah namanya juga balapan. Kalo nggak ngebut kalah dong !", jawab Haechan membuat Karina mempoutkan bibirnya. Mark tergoda ingin mencubit pipih Karina tapi takut Jeno tiba-tiba berbelok dan melindasnya dengan motor balapnya itu.
Begitu Jeno menyentuh garis finish mereka semua menyambutnya dengan sorakan. Yah, Jeno menang. Padahal dulu sulit sekali menang apalagi jika lawannya adalah si Kakak ipar, Taeyong.
Jeno membuka helmnya dan langsung menghampiri pacarnya. Karina yang sudah hafal gelagat Jeno langsung menahan wajah Jeno dengan kedua tangannya. Dia tahu Jeno akan mencoba menciumnya.
"Banyak orang Jeno !", tolak Karina yang kini terperangkap pelukan erat Jeno di pinggangnya.
"Yah nggak apa-apa. Lo kan pacar gue ! Gue menang lo, masa nggak ada hadiah"
"Malu ! nanti di rumah"
"Kalo di rumah rated nya naik bukan cuma bibir", ucap Jeno menyerigai.
"Astaga ! tahu tempat dikit. Nggak kasihan sama kaum jomblo disini ?", ucap Mark menginterupsi kemesraan pasangan itu.
"Ck, ganggu banget ! gue balik duluan. Jaem lu urus hadiah gue", ucap Jeno lalu menggandeng Karina pergi.
"Gini orang nggak pernah pacaran. Sekalinya pacaran berasa dunia milik berdua", gumam Mark menggeleng-geleng dengan tingkah adiknya. "Btw, kok dia lebih percaya Jaemin ngurus hadiah balapan. Kan gue hyungnya ?", pikir Mark tidak terima.
"Takut dikorupsi kali", sindir Jaemin dan mendapat pelototan Mark.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim