Rumor Girl
By : Yoora KinKarina menatap penuh selidik sang Kakak yang tiba-tiba saja muncul tanpa pemberitahuan dia depan sekolahnya. Sejak kapan seorang Taeyong mau merepotkan dirinya untuk menjemput adiknya pulang.
"Ayo naik atau gue tinggal !", titah si sulung.
"Ck, lo tinggal juga nggak apa-apa. Gue punya supir pribadi", jawab Karina melirik Jeno yang masih setia menunggu di parkiran.
"Ye, ye, kebiasaan gantung anak orang lo. Buruan naik !"
Kedua Kakak-beradik itu pun pergi. Entah kemana Taeyong akan membawa adiknya itu. Motor Taeyong berhenti di depan sebuah flat sederhana bukan apartemen mewah milik Mark.
Begitu memasuki unit kecil itu Karina tertegun di tempat. Dia cukup pintar untuk langsung tahu tempat apa, milik siapa, dan untuk apa Taeyong membawanya kesana.
Tempat itu rapih dan bersih. Pasti Taeyong selalu datang dan membersihkan tempat itu. Di sudut ruangan sebuah meja kerja. Di depannya tertempel di dinding beberapa rancangan Ibunya. Yah, flat itu milik Ibunya. Ternyata wanita itu tidak pernah meninggalkan mimpinya. Meski semua rancangannya hanya ditujukan untuk kedua malaikat kecilnya.
"Lo salah kalau mengira gaun lo nggak selesai"
Yah, di tengah ruangan kecil itu sebuah gaun pengantin yang indah terpasang di sebuah manekin. Gaun yang dulu hanya bisa Karina lihat dari gambar rancangan Ibunya kini nyata di depan matanya. Sangat indah.
"Hal menarik dari Mama adalah dia tidak pernah menyerah dengan mimpinya meski hidupnya jelas berantakan"
Benar. Terlihat jelas dari tumpukan kertas yang berisi desain yang dibuatnya meski hanya berakhir di meja kerja.
"Dan satu hal. Dia nggak pernah nyalahin siapa pun tentang hidupnya yang rusak. Dia selalu bilang merasa bersalah karena nggak bisa ngasih hidup yang lebih baik buat anak-anaknya"
Matanya memanas dan dadanya sesak. Sekali lagi Karina merindukan Ibunya. Taeyong mendekati adiknya dan mengusap air mata itu.
"Jadi jangan benci Mama ! dia nggak bermaksud nyakitin siapa pun. She loves us but doesn't know how to express it !",
"I never really hated her"
"Good girl ! Meski sekarang Mama nggak ada tapi kita harus perbaiki hidup kita apapun caranya jangan nyerah"
Karina mengerjit tidak mengerti maksud Taeyong. Kakaknya itu menatapnya seakan meminta maaf untuk sesuatu.
Ceklek...
Keduanya menoleh dan mendapati seseorang yang sangat mereka kenal."Ada apa ini ?"
"Bawa dia !"
Beberapa bodyguard masuk dan membawanya. Karina jelas panik tapi Taeyong membiarkan segalanya terjadi. Hanya berdiri disana membiarkan adiknya dibawa pergi.
"Kau sudah memilih hal yang benar", ucap Jaejoong menepuk pelan bahu putranya.
"Pegang janji anda menjaga adikku dengan baik"
"Aku sudah sekali gagal menjaga seseorang yang kucintai. Kali ini aku tidak akan mengulanginya lagi"
"Aku pegang janji Papa", ucap Taeyong membuat Jaejoong tertegun mendengar pertama kali Putranya itu memanggilnya 'Papa'.
.
.
.
.
.
.
.Karina terus memberontak di dalam mobil. Ayahnya dengan setia memegangi tangannya agar putrinya itu tidak berbuat nekat dan menyakiti diri sendiri.
"Lepas ! kembalikan aku pada Oppa ! lepaskan aku !"
Jaejoong menghela nafas dan membuangnya kasar. Yah memang lebih sulit menghadapi putri kecilnya daripada putranya. Setidaknya Taeyong sudah lebih dewasa. Terpaksa dia harus sedikit memberi ancaman pada Karina.
"Jika ingin melihat Oppa mu itu lagi maka bersikap baiklah dan menurut"
"Apa maksudmu ? kau apakan Taeyong Oppa ?"
"Dia seharusnya sudah berada di pesawat. Aku mengirimnya ke luar negeri untuk belajar", jawab Jaejoong sukses membuat Karina berhenti memberontak.
"Aaa begitu rupanya. Dia juga meninggalkanku ?", ucapnya lirih meski dia menunjukan senyumnya.
"Dia tidak membuangmu. Jangan membencinya ! dia melakukan ini untukmu juga. Buktinya dia menitipkanmu padaku"
"Cih bukan hanya wajah kalian yang mirip tapi cara bodoh kalian pun sama. Apa salahnya menjelaskan padaku dan pergi setelah mengucapkan perpisahan dengan damai ? Aku kan bisa mengantarnya ke bandara. But look... kalian membuatnya seperti adegan transaksi perdagangan manusia. Dramatis sekali !", cibir Karina yang kini memalingkan wajah keluar jendela.
Kekehan Jaejoong memenuhi ruang sempit mobil itu. Bahkan si supir tertegun melirik bos nya dari kaca spion. Jarang-jarang melihat ekspresi seperti itu di wajah bos yang selalu kaku.
"Jika Taeyong sepertiku maka kau sangat mirip Ibumu", ucap Jaejoong yang kemudian mengelus lembut pucuk kepala putrinya.
"Jangan membahas Mama ku ! kau itu penjahat disini", ucap Karina semakin membuat Ayahnya itu tertawa pelan.
"Jadi kau mau menjadi gadis penurut ?"
"Aku melakukannya karena Taeyong Oppa bukan karenamu"
"Yah, yah. Kalau begitu lakukan dengan benar karena kita akan menuju medan perang untukmu. Pastikan saja kau menjadi penguasa disana untuk membantu Taeyong"
Karina hanya mengangguk. Jaejoong tahu betul bagaimana pintar Putrinya itu. Dia sedikit bangga dengan gen miliknya. Baiklah permainan baru akan dimulai.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim