#17

1.4K 215 1
                                    

Rumor Girl
By : Yoora Kin




Teman ? Nyali Karina menciut ketika dirinya sudah ada di depan pintu UKS. Tangannya menenteng papper bag berisi seragam cadangan miliknya. Yah, dia memang sering menyimpan seragam cadangan di loker. Antisipasi ketika ada yang mengerjainya hingga seragamnya kotor.

"Hei ! kenapa nggak masuk ?"

Karina terkejut merasakan seseorang tiba-tiba merangkulnya. Menoleh dan mendapati Jeno dan teman-temannya sudah ada disana. Si sipit tersenyum dan membawanya masuk. Di dalamnya ada Jaemin yang sedang mengobati luka di lutut Winter.

"Ini... baju ganti", ucap Karina menyerahkan papper bag.

"Thanks", Winter menerima dengan senyuman meski wajahnya masih sangat pucat.

"Woahh beneran temenan nih ? wah harus dicatat dalam sejarah nih", goda Haechan.

"Lebay lo !", cibir Karina.

"Ck, nggak bisa diajak bercanda lu ! emosian mulu"

"Okay boys ! get out !", usir Winter ketika Jaemin selesai mengobati lukanya.

"Kamu ngusir ?", tanya Jaemin terkejut.

"Yailah ! Aku mau ganti baju. Basah nih, ntar kalo flu bisa ketahuan Mama", jawab Winter dan para pria pun keluar dengan patuh.

"Eit... Unnie disini aja ! bantu aku ganti baju. Masih lemes nih !", ucap Winter memelas.

Karina pun tidak protes dan langsung membantu Winter menganti bajunya. Mungkin sedikit merasa bersalah.

"Gue nggak apa-apa. Jadi... jangan coba-coba cari alasan  jauhin gue", ucap Winter membuat gerakan Karina terhenti. Dia menatap lekat wajah pucat Winter.

"Mereka akan ganggu lo lagi. I hate that ! you hurt because of me. Not only you, anyone !"

"Hey, listen to me ! I'm okay. Aku pastikan mereka tidak akan bisa menyentuhku lagi. Jaemin Oppa tidak pernah main-main dengan perkataannya"

Perkataan Winter membuatnya bungkam. Yah benar. Karina lupa. Winter memiliki seseorang, itu Na Jaemin. Orang yang akan melindungi gadis itu.

"Tahu nggak ? Gue selalu ingin punya saudara perempuan", ucap Winter lirih.

"Sorry ! gue nggak berminat"

"Ck, ngerusak suasana"

"Bodoh ! buruan pake baju !"

"Iya, iya. Galak amat sih ! harus berguru nih sama Jeno Oppa yang tahan banting"

"Maksud lo apaan ?",

"Canda sista !"

"Awas yah lo nyebut nama si sipit lagi !"

Karina menatap Winter tajam. Dalam sekejap ruangan itu dipenuhi gelak tawa keduanya. Suasana mencair dan tiba-tiba saja mereka jadi akrab.

Tembok yang sudah lama berdiri kokoh akhirnya berhasil dibobol seorang Winter. Lihatlah betapa akrab dua gadis cantik itu. Hari ini Karina menjadi tawanan Winter. Sehari meminta ijin tidak masuk kerja bukan masalah. Malah bos Karina dengan senang hati mengijinkannya pasalnya gadis itu satu-satunya yang tidak pernah minta ijin tidak masuk.

Mereka pergi ke banyak tempat. Bukan resto mewah atau belanja barang branded atau perawatan di salon mahal. Winter tahu Karina akan risih jika diajak mengikuti gaya hidup gadis-gadis kaya. Lebih menyenangkan dengan mengajak Karina menikmati streetfood, game centre atau ke tokok aksesoris yang biasa-biasa saja. Gadis itu bahkan menolak ketika Winter akan membayar untuknya. Dia mungkin miskin tapi bukan pengemis. Begitu kata Karina.

"Kali ini gue yang bayar. Anggap saja hadiah pertemanan dari gue. Nggak boleh protes !"

Kali ini Karina mengalah dan membiarkan Winter membelikannya liptiny yang sama persis dengan milik Winter. Padahal Karina jarang membeli barang-barang seperti itu.

.
.
.
.
.
.
.

Taeyong tampak bersemangat. Akhirnya dia akan kembali ke arena balap. Jika Karina tahu, adiknya itu pasti benar-benar akan memutilasi kaki si sulung itu. Sungguh, dia tidak akan berhenti sebelum dia benar-benar tidak sanggup lagi mengendarai motornya. Bahkan sahabatnya, Mark sudah menyerah menceramahinya.

Sangking semangatnya dia merelakan semua tabungannya untuk taruhan malam ini. Dan malam ini dewi fortuna sedang berada di sisinya. Dia langsung menang telak. Okay, mungkin dia akan membeli beberapa hadiah untuk adik kecilnya nanti.

Deringan HP nya menginterupsi kesenangannya.

"Hallo..."

Deg...

Seakan dihantam pukulan keras. Kepalanya sangat berat dan dadanya sesak. Kesenangan karena kemenangannya lenyap begitu saja dalam hitungan detik.

"What's happen ? hei, where're you going ?"

Mark kebingungan melihat Taeyong yang tiba-tiba saja panik dan bergegas pergi. Mark memberi kode pada kawannya yang lain untuk mengurus hadiah Taeyong dan menyusul sahabatnya itu.

Taeyong berlari di koridor rumah sakit diikuti Mark di belakangnya. Tubuhnya mematung di tempat ketika tiba di pintu ruang rawat yang terbuka lebar. Menyaksikan perawat yang mulai melepas alat-alat medis yang sebelumnya terpasang di tubuh kurus wanita itu.

Taeyong mendekat menatap wajah pucat dengan mata yang selalu terpejam itu. Sebulir cairan bening jatuh begitu saja meski dia tidak mengeluarkan suara tangis.

"You've struggled to survive. Now rest in peace. I love you Mom !", ucapnya lirih dan akhirnya isak tangisnya tak terbendung lagi.

Mark yang berdiri di sampingnya mengusap lembut punggung bergetar itu mencoba memberi kekuatan pada sahabatnya itu.

.
.
.
.
.
.
.tbc

Rumor Girl | JenoxKarina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang