Rumor Girl
By : Yoora KinWinter pulang diantar oleh Jaemin. Kali ini Kakak dan Ibunya sudah berada di rumah. Dia bisa melihat dua mobil terparkir di garasi dan artinya Ayahnya belum pulang. Dia jarang melihat Ayahnya di rumah. Dia hanya melihat Ayahnya itu saat sarapan itu pun jika Ayahnya tidak sedang buru-buru.
Jaemin ikut masuk ke dalam rumah karena paksaan Ibunya. Yah, Jaemin memang paling tidak bisa menolak. Kini keduanya ada di ruang tengah. Winter sibuk dengan HP nya sedangkan Jaemin bermain game dengan Jungwoo.
Hingga...
Prang...
Suara benda pecah yang langsung mengusik ketenangan di rumah itu. Ketiga langsung mencari sumber suara yang berasal dari ruang tamu. Sebuah guci mahal koleksi Ibunya sudah tergeletak hancur berkeping-keping di lantai.
Pandangan mereka beralih pada ambang pintu dimana Ibunya juga melihat ke arah sana. Dua orang, sepasang Ayah dan Anak berdiri di depan pintu.
"D-day !", batin Winter tersenyum kecut. Yah dia sudah tahu hari seperti ini akan datang. Hari dimana si pemilik rumah yang asli akan kembali menuntut miliknya.
"Berani-beraninya kau membawa anak si jalang itu kemari ? apa kau sudah gila Kim Jaejoong ?", bentak Taeyeon, si Nyonya rumah.
"Apa yang salah ? ini rumahku dan artinya ini juga rumah anak-anakku", jawab Jaejoong santai lalu menggandeng tangan Karina memasuki rumah itu.
Karina menoleh dan pandangannya langsung tertuju pada Winter. Dia sempat tertegun hingga otaknya selesai mencerna situasi di tempat itu.
"Aa... aku tahu sekarang", batin Karina dan kini menampilkan senyum masih menatap sinis Winter yang kini tertunduk di tempat.
"This will be so much fun"
.
.
.
.
.
.
.Taeyong akhirnya tiba di bandara setelah 10 jam yang melelahkan di pesawat. Matanya menelisik tempat itu dan akhirnya menemukan orang yang datang menjemputnya. Seorang wanita tersenyum menyambut kedatangannya.
"Long time no see, lil brother !", ucap wanita itu langsung merangkul Taeyong. "You alone? where is your little sister I'm curious to see her, she must be like my aunt", tanya Krystal Jung sang sepupu.
"Kim Jaejoong butuh jaminan", jawab Taeyong membuat reaksi kecewa pada sepupunya itu.
"Noona, Hyung cepatlah !", rengek Jeffrey Jung adik Krystal yang menonton mereka sejak tadi.
"Dasar tidak sabaran ! Ayo sebelum bocah itu menangis !"
"Apa ? siapa yang menangis ?", rengek Jeffrey tidak terima.
Ketiga saudara itu meninggalkan bandara. Taeyong diam menatap pemandangan di luar. Masih tidak percaya dia akhirnya meninggalkan zona nyamannya dan mengambil keputusan sebesar itu.
"Kenapa ? miss your sister ?", ledek Jeffrey.
"Diam bocah !", decak Taeyong kesal. Tapi ada benarnya juga. Dia jadi merindukan adik kecilnya. Memikirkan saja dia sudah bisa membayangkan adiknya sedang memakinya saat ini.
Sekitar 30 menit mereka tiba di depan sebuah bangunan mansion mewah. Taeyong mengekori Jung bersaudara dengan tenang. Kopernya sudah diambil alih oleh pelayan.
"Jadi ini istana yang ditinggalkan Mama. Hahh... Papa pria brengsek dan Mama wanita bodoh. Pasangan yang serasi", batinya begitu memasuki bangunan mewah itu. Jika Karina ikut dengannya pasti gadia itu akan heboh sendiri, pikirnya.
Mereka membawa Taeyong ke sebuah ruangan yang langsuk ditebaknya sebagai ruangan kerja si Tuan rumah.
"Kau akhirnya datang ? Kim Jaejoong benar-benar licik. Dia melepasmu tapi menahan adikmu. Dia tidak puas setelah menghancurkan adikku", ucap Pria dewasa yang duduk di kursinya sambil membolak-balik beberapa dokumen.
"Kalian sama saja. Kau pun tidak pernah datang sampai Mama dikuburkan. Apa kau pantas disebut Kakak ?", balas Taeyong menatap tajam pria yang adalah Pamannya itu, Jung Yunho.
"Maka dari itu. Aku sedang mencoba menebus rasa bersalahku padanya", jawab Yunho kini menatap keponakannya.
"Maka lakukanlah dengan benar", balas Taeyong.
.
.
.
.
.
.
.Karina duduk termenung di kamar barunya. Yah, kamar yang sudah disiapkan Jaejoong untuknya. Jelas semuanya sudah direncanakan dengan baik. Semua orang langsung bergerak begitu Ibunya dikuburkan. Yah, dulu mereka tidak berani menyentuh dua bersaudara itu karena mereka ada dalam bayangan sang Ibu yang keras kepala.
Tok...
Tok...
Tok..."Masuk !"
Ceklek...
Seseorang memasuki kamarnya. Dia Winter sosok teman barunya. Karina menampilkan senyum sinisnya sedangkan Winter diam di depan pintu yang sudah ditutupnya.
"Senang main-main, huh ? Sejak awal lo tahu kan siapa gue"
"Hmmm... tapi gue nggak bermaksud jahat. Gue serius pengen-"
"Lo nggak lihat reaksi nyokap lo ?"
"Gue tahu"
"Lo boleh pergi ! gue mau sendiri", ucap Karina dan tentunya Winter menurut dan keluar dari kamar Karina.
Karina memang terkejut dengan fakta Winter adalah saudara tirinya. Dan dirinya tidak tahu apa tujuan gadis itu mendekatinya. Apa dia tulus ? atau dia sedang mengamati musuhnya ?
"Haaaahh... hidup gue sudah ribet tapi Lee Jeno nggak peka malah gangguin gue. Nyusahin !", keluhnya mendapati HP nya yang rasanya akan meledak karena bom chat dan panggilan dari seorang Lee Jeno. Dia kan sedang menunggu kabar dari Kakaknya tapi malah direcoki oleh si sipit itu.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Girl | JenoxKarina
Fanfiction"Aku tidak peduli pikiran orang lain tentangku. Tapi aku peduli apa yang kau pikirkan tentangku",-Karina Kim