3.Ga salah

3.7K 288 20
                                    

"Tak ada cinta seperti cinta untuk saudara dan tak ada cinta seperti cinta dari saudara"
.
.
.
Happy Reading♡︎
Enjoy Our Imaginationシ︎
.
.
.
.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar satu jam yang lalu. Namun Kenzi masih betah duduk diam di bangku koridor depan kelasnya, menunggu kehadiran sang abang yang berjanji akan menjemput,tapi tak kunjung datang juga hingga saat ini.

Entah kemana pergi nya sang abang, karena mobil mereka juga masih tergeletak di parkiran sekolah.

'Jadi sudah jelas tak mungkin dia ditinggal pulang oleh abangnya itu kan?' pikirnya.

Menatap sekitarnya yang nampak sepi, para temannya termasuk Ghibran juga sudah pulang sedari tadi. Tak terhitung sudah berapa kali Kenzi menghela nafas, menggerutu sebal. Tak ada yang bisa dilakukannya,ingin menelpon pun tak bisa, karena baterai ponselnya telah habis dan berakhir mati.

Sepertinya hari ini memang hari ketidak beruntungannya.

" Ninti gii jimpit. Hilih prett! sampe sekarang ga dateng dateng juga awas aja kalo ketemu." Matanya sudah berkaca kaca.

"Jian laper papa," lirihnya pelan mengadu seolah sang ayah ada disana.

Hari ini Kenzi juga hanya sarapan roti dan susu. Waktu istirahat pertama juga dia hanya makan mie ayam ,dan sekarang sudah sekitar pukul 17.15 . Perutnya sudah meronta minta diisi dan jangan lupakan jika dia tidak bisa telat makan sedikit saja, karena asam lambungnya yang bisa naik kapan saja  sampai dapat menyebabkannya sesak nafas nanti.

Hampir satu setengah jam menunggu,akhirnya abangnya itu muncul dengan senyum jeleknya seperti tak ada dosa. Membuat Kenzi mual ingin sekali melempar abangnya ke rawa - rawa, "udah lama dek?" Oh astaga menyebalkan sekali bukan?.

"Abang darimana sih?! Jian capek tau. Tau gitu kasih aja kunci mobilnya ke Jian,biar Jian bisa pulang duluan atau nggak Jian tunggu dimobil aja kek," sewot Kenzi menatap tajam sang abang.

"Iya Dek sorry ya. Tadi gue tiba tiba ada rapat bentar, dadakan banget jadi gabisa nyamperin lo dulu." Adiknya pasti sangat kesal padanya saat ini.

"Dahlah,mau pulang kapan? Jian laper."

"Belum makan? harusnya tadi kamu nunggu Abang dikantin aja Dek, sekalian makan."

"Kan Abang yang nyuruh Jian tunggu depan kelas tadi?!" sewot Kenzi membuat Kalandra cengengesan.

"Yaudah pulang sekarang yok, apa mau makan dulu?" tawar Kalandra,tak tega juga melihat adiknya kelaparan seperti itu.

Kenzi menggeleng, "Pulang." Lantas dirinya bangkit dari duduknya.

Belum juga berdiri tegak, Kenzi sudah duduk kembali sambil meringis pelan menunduk mengusap perutnya membuat Kalandra panik seketika.

"Kenapa Dek?" Kalandra membungkuk menatap adiknya khawatir.

Mata Kenzi tampak mulai berkaca kaca, "Sa-kitt!" Jawabnya pelan,nafasnya juga sudah mulai tak beraturan.

"Sesek nggak?" Kalandra bertanya selembut mungkin sambil menyeka pelan keringat dingin yang mulai keluar dari keringat yang lebih muda.

Kenzi mengangguk pelan, "Sedikit," lirihnya membuat Kalandra semakin merasa bersalah meninggalkan adiknya sampai membuat Kenzi kambuh seperti ini.

Kalandra peka,jika sudah seperti ini jangankan berjalan,untuk duduk benar saja pasti sakit bagi adiknya.

Dengan pelan Kalandra mengangkat tubuh Kenzi, menggendongnya ala koala.

Kenzi membenamkan wajahnya diceruk leher sang abang "Maaf dek," gumam Kalandra mengusap punggung Kenzi.

KenZian [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang