10. kalut

3.7K 261 14
                                        


"Ayah... hari ini, esok, selamanya, kau tetap pahlawan."

.
.
.
Happy Reading♡︎
Enjoy Our Imaginationシ︎
.
.
.





Kenan baru saja mendudukkan diri dibangku yang berada di ruang pribadinya, setelah selesai menangani beberapa pasiennya.

       'Tok tok tok'

"Masuk," titahnya ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar.

"Dokter Kenan! Ada pasien kehilangan kesadaran di UGD! Mimisannya juga tidak mau berhenti, Dok!" Seorang perawat masuk dengan tergesa gesa.

Kenan yang mendengarnya segera bangkit, melangkahkan kaki jenjangnya ke ruang yang dimaksud, diikuti sang suster dibelakangnya.

Matanya menyipit ketika melihat tiga orang remaja yang nampak familiar terduduk didepan ruang UGD, perasaannya menjadi tak karuan, Kenan semakin mempercepat langkahnya.

"Loh kalian? ngapain disini?" Kenan mengernyitkan dahinya ketika sampai depan UGD dan mendapati tiga saudaranya terduduk dengan wajah cemas mereka.

Kayafas bangkit, memegang tangan kakaknya. "A' Ken, tolong adek, A'."

Kenan melebarkan matanya, adek?, tanpa babibu, dirinya segera menerobos memasuki ruangan.

Kenan mendekati brankar yang ternyata terdapat si kecil yang sudah terbaring lemah diatasnya.

Kenan segera memeriksa kondisi Kenzi, "Adek? bertahan sayang. Aa' tau adek kuat,"  gumam nya bergetar melihat kondisi Kenzi yang terlihat tidak baik baik saja.

"Dokter, mimisannya tidak kunjung berhenti Dok. pasien bisa kehilangan banyak darah!" Lapor salah satu suster disana.

"Suntikkan asam traneksamat, untuk menghentikan pendarahannya!" titahnya segera dikerjakan oleh sang suster.

Kenan dengan cepat memasangkan masker oksigen pada wajah Kenzi, saat melihat pernafasan adiknya mulai menurun.

Kenan kalut, dia tak pernah setakut ini saat menangani pasien pasiennya. Namun berbeda untuk kali ini, yang justru adiknya sendiri yang terbaring tak berdaya didepannya.

Kenan takut, takut terjadi sesuatu yang buruk pada adiknya. Dirinya sungguh tak tega melihat wajah pucat pasi si bungsu.

Kenan kacau, tapi sebisa mungkin dia berusaha tetap tenang menangani adiknya. Meyakinkan diri, bahwa semua baik baik saja.





 Meyakinkan diri, bahwa semua baik baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Rendra berlari kencang melewati koridor rumah sakit, tak peduli dengan umpatan umpatan yang mengarah padanya dari beberapa orang yang tak sengaja ia tabrak. Yang terpenting, sekarang dia hanya ingin segera melihat kondisi putranya.

KenZian [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang