8.Ziarah

2.5K 231 21
                                    


"Ajari aku caranya Merelakan, tanpa harus Membenci."
.
.
.
Happy Reading♡︎
Enjoy Our Imaginationシ︎
.
.
.

Setelah melewati berbagai drama, dimulai dari kacamata hitam Kayafas, hingga kaktus Kenzi yang ketinggalan.

Akhirnya, mereka sampai juga di tempat peristirahatan sang bunda tercinta.

Semuanya duduk berdampingan, melingkari sebuah gundukan indah yang menjadi tempat peristirahatan wanita istimewa mereka.

"Assalamualaikum, sayang, kita dateng lagi nih. Ngobrolnya pending dulu ya...,kita tahlilan dulu." Rendra tersenyum lembut, mengelus nisan bertuliskan nama sang istri.

Setelah memanjatkan doa dan tahlil bersama sama untuk wanita tercinta, Kalandra menjadi orang pertama yang membuka obrolan dengan sang mama.

"Hai Ma, apa kabar? pasti baik dong! iya kan? ini Alan,  Ma, anak terganteng Mama, hehe. Alan kangen sama Mama, makanya, kita semua kesini jenguk Mama." sapa Kalandra dengan mata berkaca kaca.

"Maaf Ma, Alan kemarin sempet marah marah sama Jian. Mama pasti kecewa, ya? Maafin Alan ya, Ma. Insya Allah, Alan janji gak bakal gitu lagi kok Ma," ujar Kalandra pelan sambil mengusap air matanya.

"Hehe, maaf, Alan nangis. Padahal harusnya kan ga boleh ya? laki laki harus kuat kan? Tapi, Alan malah nangis hehe... udah dulu ya Ma, jangan lupa do'a in Alan. Alan juga bakal selalu do'a in Mama. Love you Mom." Kalandra bergeser membiarkan yang lainnya bergantian menyapa sang mama.

Kenan mengusap nisan didepannya, "Hai Ma, Mama bahagia kan disana? Kenan kangen Mama."

"Ken udah besar sekarang Ma, udah jadi dokter beneran, sesuai cita cita Ken dulu. Ken juga lagi ngejar gelar spesialis, do'a in lancar ya, Ma." Kenan mendongak guna menghalau air matanya yang bisa turun bebas kapan saja.

"Ken gamau nangis Ma, hehe. Ken bakalan jagain adek adek Ken. Mama tenang aja oke? Gausah khawatir. Ken sayang Mama." Kenan memejamkan mata mencium pucuk nisan Raisya.

"Assalamualaikum Mama nya Mas, udah lumayan lama ya Mama ninggalin kita... pasti Mama tambah cantik disana." Kayafas mengusap makam sang mama.

"Fafas kangen sama Mama. Mama kangen gak sama Fafas? Pasti kangen dong, masa enggak?! ya kan Ma? Fafas ga ada cerita apa apa sih Ma, jadi bingung, deh mau nyeritain apa." kekeh Kayafas menghapus air matanya.

"Udah dulu deh Ma, kapan kapan aja Fafas kesini lagi cerita banyak ke Mama. Fafas lope Mama."

Kevin menarik napas panjang dan membuangnya perlahan, "Hai, Mama. Mama apa kabar? Harus baik baik aja dong ya."

"Bohong, kalo Vino ga kangen Mama. Mama juga kangen, kan sama Vino?"

Kevin menunduk, "Tadi malem Vino udah nyakitin adek adek Ma, Vino udah nonjok adek Vino pakek tangan Vino sendiri. Brengsek banget kan? Vino ga becus jadi kakak, bukannya jagain,malah nyakitin! Vino---,"

"hah...."

Kenzi memeluk tubuh Kevin yang nampak gemetar, tapi tak ada air mata dimata nya. Kenzi tau, Kevin tengah emosi dengan dirinya sendiri. Kakaknya itu pasti merasa sangat bersalah karena kejadian semalam.

KenZian [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang