Bukan cerita romansa yang berisi kisah perjuangan cinta, Bukan pula cerita BXB atau sejenisnya.
Ini hanya cerita bertema Brothership, Kekeluarga an!.
❁---------------------------------------------❁
Menceritakan hangatnya sebuah keluarga yang penuh d...
"Kadang seseorang mengalah bukan berarti salah. Tapi, emang males aja. Ribut sama orang yang keras kepala, ga ada ujungnya." . . . Happy Reading♡︎ Enjoy Our Imaginationシ︎ . . .
Suasana kantin siang ini cukup ramai. Para siswa dan siswi Lentera Bangsa terlihat berebutan mengantri pada stand makanan untuk dapat segera memanjakan perut mereka.
Ada juga yang sudah duduk manis menikmati hidangan, seperti empat remaja yang sedang duduk di meja paling pojok kantin itu, salah satunya.
"Berapa hari?" tanya Gio membuka suara.
"3 hari. Seminggu sebenernya, tapi dapet keringanan," jawab Kalandra sambil menyeruput es jeruknya.
"Gue gedeg banget sama papa." Ghibran turut bersuara dengan menggebu gebu.
"Gue juga, ga nyangka banget." sahut Gio.
Iya, mereka sudah tau tentang apa yang terjadi pada Kenzi. Kalandra juga telah menceritakan keributan yang terjadi di rumahnya sore itu.
Reaksi mereka? Tentu jangan ditanyakan lagi. Sudah sangat jelas mereka akan terkejut dan tak menyangka, sekaligus kesal dengan tindakan Rendra.
"Tapi kalo menurut lo sendiri, Lan? lo percaya sama adek lo 'kan?" tanya Abian memastikan.
"Ya iya lah, dongo! Gue yakin banget adek gue ga ngelakuin hal itu. Bahkan kak Naya aja juga percaya sama Jian. Cuma papa sama yang lain aja tuh, lagi kena hasut setan," jawab Kalandra sedikit nyolot.
"Kak Nay tau?" tanya Gio.
"Iya, kakak cerita. Terus kak Nay tadi pagi juga ke rumah. Ketemu adek. Nemenin adek, ngehibur adek," jelas Kalandra.
"Nah, kan! Kak Naya aja percaya. Masa bapakmu itu malah mihak si bangs***" umpat Abian kesal.
Bagaimanapun juga, dia telah menganggap Kenzi layaknya adik kandungnya sendiri 'kan?
"Udah lah, udah. Sekarang kita tinggal pikirin gimana caranya kita dapet bukti, kalo Jian ga salah." Nasehat Gio mengakhiri acara 'Penistaan Bapak Rendra' tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari sudah hampir malam, dan Kalandra baru saja memasuki area rumahnya setelah menghabiskan setengah hari nya untuk belajar sekaligus melakukan kegiatan ekstra-nya di sekolah.
Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Kalandra segera turun dan melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah besarnya.
Namun, baru saja ia memasuki rumah. Suara ribut yang sepertinya berasal dari ruang keluarga lantai atas langsung menyambut indera pendengarannya. Hal itu membuat Kalandra sedikit was was 'Apakah mereka memarahi Jian lagi?' maka tanpa babibu, Kalandra segera menaiki lantai dua untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.