9.Kenapa, Cil?

3.5K 284 22
                                    


"Kakak beradik memang begitu jail dan menyebalkan. Namun, itulah cara mereka untuk menunjukkan rasa kasih sayangnya."
.
.
.
Happy Reading♡︎
Enjoy Our Imaginationシ︎
.
.
.


Siang ini matahari nampak bersinar lebih terik dari biasanya, menyebarkan hawa panas pada sekitar belahan bumi bagian selatan, Indonesia. Menyalurkan rasa gerah bagi para penghuni nya.

"Panas banget hari ini. Gerah gue, padahal udah ada AC." ujar Kalandra yang baru saja datang dari arah dapur sambil membawa nampan berisi tiga gelas es jeruk yang diletakkannya di atas meja.

Segera mengambil duduk disamping Kevin, yang tengah menunggunya untuk meneruskan game PS bersama.

"Mau pergantian musim kayaknya," sahut Kayafas yang duduk di atas sofa dengan setoples keripik singkong di pangkuannya, tanpa mengalihkan perhatian dari tayangan televisi di depan.

"Iya kali, ya."

"Si adek kemana? ga turun turun. Tidur?" tanya Kevin yang tak melihat keberadaan adik bungsunya sejak sepulang sekolah tadi.

Hari ini, memang kebetulan sekolah dibubarkan lebih awal, karena guru guru akan mengadakan rapat. Jadi, tak heran, jika masih jam segini Kalandra dan Kenzi sudah berada dirumah.

Kevin, Kayafas juga sedang tak ada mata pelajaran kuliah. Jadi, mereka bisa bersantai santai layaknya hari libur.

"Capek kayaknya tuh, bocil." jawab Kalandra.

"Si Jian banyak diem hari ini, masih ngambek kali ya, sama gue." Kayafas menelan keripik singkong dimulutnya.

"Padahal gue udah minta maaf dari semalem, udah gue bujuk. Gue sogok sogok pake es krim, kinder joy, gue sogok batagor juga diem aja. Padahal, biasanya gabisa nolak batagor, tuh anak."

"Mampus! lagian salah lu sendiri, Mas. Udah tau anaknya kemaren lagi sensitif, lagi rewel. Malah lu kerjain, sampe kejer parah gitu." Kalandra saja masih kesal dengan kejadian kemarin, apalagi si bungsu yang menjadi korbannya.

"Untung aja ga sampe demam anaknya, kebanyakan nangis."

Kayafas menyengir, "Ya maaf...kemaren gue gemes aja ama tu anak, tapi tenang aja, nanti gue coba bujuk lagi, gue beliin batagor ntar."

Kalandra memutar bola mata malas dan kembali fokus pada game nya.

Hingga lima menit kemudian, orang yang tadi mereka bicarakan tampak menuruni tangga, dengan celana training, juga hoodie hitamnya.

"Panjang umur lo, Dek. Baru aja di ghibahin." Kenzi hanya mengangguk saja mendengar sambutan unfaedah Kalandra.

"Mau kemana, Ji?" Kenzi menggeleng menjawab pertanyaan Kevin.

"Gak kemana mana," jawabnya  mendudukkan pantatnya di samping Kayafas, dan langsung menyandarkan kepalanya nyaman pada bahu sang kakak.

"Kok pakek hoodie? Ga gerah? Kita aja pakek kolor ama kaos doang gini, kepanasan." Kevin ini kenapa jadi kepo sekali.

"Gapapa, lagi pengen."

"Udah ga ngambek, sama Mas?" tanya Kayafas menoleh kesamping.

Kenzi mengangguk pelan,tapi sedetik kemudian menggeleng dan mengangguk kembali, "Masih."

Kayafas mengerutkan dahi bingung, "Masih, tapi kok udah gelendotin Mas?"

"Suka suka Jian, dong."

Kayafas mendengus, "Dih, bayi."

KenZian [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang