"Lihatlah, Bahagia itu sangat sederhana, bukan?"
.
.
.
Happy Reading♡︎
Enjoy Our Imaginationシ︎
.
.
.
"Assalamualaikum, Papa pulang!" Salam Rendra yang baru datang setelah menempuh sekitar dua jam perjalanan.
Mampu mengalihkan atensi ke sembilan orang yang sedang bersantai di ruang keluarga, dengan beberapa makanan di atas meja."PAPA!!! Papa pulang?" seru Kenzi senang melihat papa nya benar benar pulang hari ini.
Rendra tersenyum mengangguk. Menghampiri mereka dan mengambil duduk di sebelah si bungsu. "Iya, Dek. Papa pulang," jawabnya mengelus surai lembut Kenzi.
"Emm... tapi kata Papa, Papa masih sibuk? Mau pulang lusa? Kok, udah pulang? Pasti gara gara a' Ken marahin Papa, ya? Maaf Papa, Jian gangguin Papa kerja. Jian nyusahin Papa, ya?" lirihnya dengan kepala tertunduk dalam.
Kenzi takut, dia takut papanya akan marah karena telah diganggu lagi.
"Sstt, ngomong apa, sih, Dek? Papa pulang, ya karena Papa udah kangen sama bungsunya Papa ini," ucap Rendra menarik tubuh Kenzi kedalam rengkuhannya. "Masa jagoan Papa ulang tahun, Papanya malah di luar kota?"
Kenzi mendongak menatap sang ayah, "Papa inget? Hari ini, hari apa?!" tanyanya dengan mata berbinar.
"Inget dong, boy. Hari ini, hari bungsunya Papa tambah dewasa 'kan?" ujar Rendra membuat Kenzi senang bukan kepalang.
"Mama, lihat 'kan? ternyata papa inget!" Batinnya.
"Papa gak lupa?" Rendra menggeleng.
"Nggak, dong. Bahkan Papa udah beliin kado, buat anak Papa ini." Benar, Rendra tak berbohong soal kado ini.
Malah sebenarnya, Rendra telah mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk si bungsu ini mulai dari jauh jauh hari.
Tapi entah kenapa, saat hari H telah tiba. Dirinya malah pergi keluar kota dan melupakannya.
"Tapi, Papa tadi bilangnya hari ini, hari minggu." Kenzi merenggut kesal. Jadi benar, dia diprank, oleh papanya ini?.
"Loh, salah? Bener 'kan? Hari ini, hari minggu?"
"Iya bener sih, Papa" Kenzi melengkungkan bibirnya kebawah, "Tapi, papa nakal udah ngeprank Jian. Jian ga suka, Pa. Jian takut, Papa marah marah ke Jian kayak tadi, Jian sedih."
Rendra tersenyum sendu, "Maaf, Nak. Papa gak niat ngeprank. Papa benar benar minta maaf, telah melupakan hari spesial mu," ujarnya dalam hati.
"Iya, maaf, ya? Papa janji, Papa gak akan ulangi lagi."
"Papa janji?" Kenzi mengulurkan jari kelingkingnya ke arah Rendra yang langsung disambut oleh sang papa.
"Janji! Maaf, ya? Akhir akhir ini, Papa terlalu sibuk, sampai Jian merasa dilupakan. Papa janji, Papa bakal selalu ada buat Jian. Papa bakal sering habisin waktu Papa, buat Jian." tegas Rendra.
"Serius, Papa?" tanya Kenzi berbinar.
"Beribu ribu rius. Kakak kakak juga bakalan ada buat Jian, kayak dulu lagi." Yakin Rendra di angguki anak anaknya yang lain, membuat Kenzi memekik girang.
"Dah,yuk. Lanjut makan waelah!" sahut Ghibran yang merasa terkacangi sedari tadi.
"Eh, iya haha. Papa sampe lupa nyapa kalian," kekeh Rendra.
"Papa, mah, kalo udah bucin. Lupa sekitar" goda Kayafas.
"Bungsu Papa nih, bos."
"Hillih bergaya pak tua."
KAMU SEDANG MEMBACA
KenZian [END]
Cerita PendekBukan cerita romansa yang berisi kisah perjuangan cinta, Bukan pula cerita BXB atau sejenisnya. Ini hanya cerita bertema Brothership, Kekeluarga an!. ❁---------------------------------------------❁ Menceritakan hangatnya sebuah keluarga yang penuh d...