"Jika kesabaran tak juga dihiraukan, Mungkin kehilangan yang akan menyadarkan."
.
.
.
Happy Reading♡︎
Enjoy Our Imaginationシ︎
.
.
.Derap langkah kaki terdengar mendekati mereka.
Di sana...
Di koridor rumah sakit, terlihat Ghina, Nando beserta kedua anaknya tampak berlarian bak orang kesetanan dengan wajah cemas luar biasa."Mas?! Gimana keadaan adek?" tanya Ghina khawatir begitu sampai di hadapan Rendra.
Rendra menggeleng, "Dokternya belum keluar," jawabnya gelisah.
"Semoga adek baik baik aja Mas." Ghina ikut mendudukkan dirinya di kursi depan pintu UGD itu. Dirinya tak berhenti merapalkan berbagai doa kepada sang pencipta.
Ghibran tampak berjalan mendekati Kalandra yang sedari tadi hanya diam dengan pandangan kosongnya. "Kok bisa gini, sih, Bang?"
"Gue juga gak tau, Ghib. Pas gue baru buka pintu, ternyata Jian yang dateng. Tau taunya udah ambruk aja di depan gue. Gue gak tau adek gue kenapa," Kalandra menarik napasnya dalam. "Apa mungkin Jian habis jatoh, ya, dari motor? Pas gue liat tadi, baju Jian juga lecet lecet."
"Jian naik motor hujan hujan gini?" kaget Gio, "kok dibolehin, sih?!"
Kalandra menggeleng, "Bu--," ucapannya terpotong kala melihat Ghibran tiba tiba berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Rendra.
"Ini semua gara gara Papa!" ucap Ghibran sarkas menunjuk Rendra.
"Ghi? Kok malah nyalahin Papa, Nak?" tanya Ghina lembut menatap putra bungsunya.
"Iya, Bunda! Jian kayak gini gara gara Papa! Kalo aja Papa ga nyuruh Jian pulang pas hujan hujan, Jian pasti ga bakal kayak gini!" ujar Ghibran dengan napas memburu, "Papa jahat! Kemaren Papa nampar Jian! Sekarang Papa bikin Jian masuk rumah sakit!" pekik bungsu Fernando itu dengan air mata yang tak berhenti keluar dari manik indahnya.
Sedangkan Rendra, sebagai oknum tersangka hanya diam menundukkan kepalanya.
Benar kata Ghibran, ini semua, salahnya.
Semua ini terjadi karena ke-egois annya.
Nando berdiri menghampiri putranya. Membawa Ghibran ke dalam rangkulannya, "Sstt... Adek Ghi tenang dulu, ya, Boy. Jian gapapa, kok. Percaya sama Ayah," ujarnya menenangkan Ghibran.
"Jian Ayah, hiks! Pokoknya kalo Jian kenapa kenapa, Ayah jangan halangin Ghi buat nonjok Papa!" Racaunya melepas pelukan ayahnya.
Ghibran lemparkan tatapan sinisnya kepada Rendra yang masih diam tak berkutik. "Papa kalo nakal terus ke Jian, Ghibran bakal bawa Jian tinggal di rumah Ghibran! Biar Jian jadi anak bunda sama ayah aja!" ancam Ghibran kesal.
Maklum saja, mau bagaimanapun, Ghibran itu sama seperti Jian. Mereka hanyalah anak bungsu yang terus ingin dimanja anggota keluarganya.
Dan sekarang, Ghibran sedang sangat kesal melihat belahan hatinya, sahabat kecilnya, disakiti oleh sang papa.
Setelah sekitar satu jam menunggu, pintu ruang UGD terbuka. Menampilkan seorang dokter dan beberapa perawat yang tadi menangani Kenzi, membuat semua yang ada di sana kompak berdiri menghampiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
KenZian [END]
Storie breviBukan cerita romansa yang berisi kisah perjuangan cinta, Bukan pula cerita BXB atau sejenisnya. Ini hanya cerita bertema Brothership, Kekeluarga an!. ❁---------------------------------------------❁ Menceritakan hangatnya sebuah keluarga yang penuh d...