Bukan cerita romansa yang berisi kisah perjuangan cinta, Bukan pula cerita BXB atau sejenisnya.
Ini hanya cerita bertema Brothership, Kekeluarga an!.
❁---------------------------------------------❁
Menceritakan hangatnya sebuah keluarga yang penuh d...
"Sshh, Ab-bang, pelan pelan." Kean meringis pelan ketika lebamnya tak sengaja ditekan.
"Eh iya iya ini pelan, maaf ya, Ji." Saat ini Kalandra tengah sibuk mengompres pipi lebam kebiruan adiknya.
Sebenarnya Kenan yang berniat mengompresnya, tapi ditolak oleh Kalandra karena dia yang ingin merawat Kenzi sebagai permintaan maaf, dan dia juga ingin tidur bersama Kenzi malam ini.
Tentu keluarga mereka juga sangat setuju, hitung hitung agar hubungan kedua nya semakin dekat dan tidak akan pernah terjadi pertengkaran lagi kedepannya.
Kalandra tak tega melihat Kenzi meringis seperti ini, itu pasti sangat nyeri bagi adiknya.
Pukulan Kevin memang tidak pernah main main. Walau Kalandra juga terkena pukulan, tapi itu tak akan sesakit yang dirasakan Kenzi. Mengingat Kalandra terlampau sering merasakan berbagai tonjokan, bahkan bisa lebih parah dari ini karena hobi nya yang memang suka ribut, begitupula dengan Kayafas dan Kevin.
Trio kadal Bimantara itu tak jarang terlibat aksi tawuran yang membuat papa Rendra pusing bukan kepalang. Berbeda dengan si sulung dan si bungsu yang memang terlihat lebih kalem dan damai.
"Lagian lo juga sih ngapain coba? tiba tiba berdiri depan gue?! jadi lo sendiri kan yang kena tonjok kakak. harusnya mah biar gue aja yang kena!" omel Kalandra.
Kenzi mendengus, "Abang kira Jian bakal diem aja gitu? Jian kan ga tega kalo Abang dipukul terus sama kakak."
"Ya tapi sekarang jadi lo, kan yang kena?"
Kenzi tersenyum, "Gapapa, yang penting, Abang ga marah lagi sama Jian," ujarnya lembut membuat Kalandra tertegun. Semakin merasa bersalah karena perbuatan gegabah nya tadi.
Kenzi memegang tangan Kalandra, mengambil handuk kompres dari tangan abangnya dan mulai mengompres pipi Kalandra yang juga terlihat lebam, sama sepertinya.
"Abang juga harus di obatin, jangan cuma Jian aja."
"Ck, Abang mah gampang ntar, udah biasa juga. Sini punya lo aja dulu."
"Bentar." Kenzi beranjak dari duduknya, berlari kecil ke arah lemari miliknya. Mengambil sesuatu dari sana, kemudian kembali lagi dan menyodorkan handuk kecil pada Kalandra.
"Dari pada rebutan, mending bareng bareng aja ngompresnya. Biar bisa sama sama dikompres, Bang." cengirnya.
Kalandra tertawa gemas melihat tingkah si bungsu, "Hahaha... pinter adek Abang," ujarnya mengacak pelan rambut Kenzi.
Kedua nya pun saling mengompres satu sama lain diiringi tawa geli mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.